Meningkatnya Cyberbullying Akibat Bodyshaming di Media Sosial

Seiring berkembangnya zaman sosial media pun berkembang pesat, yang membuat media sosial menjadi hal wajib yang dimiliki setiap orang. Banyaknya sosial media dan masing masing platform juga memiliki fitur-fitur keunikan nya tersendiri loh. Dari yang Instagram memiliki fitur upload story, TikTok yang bisa upload konten video dan bisa comment, mengenai konten tersebut. Makin menarik untuk diikuti bukan? 

Namun beberapa kali kasus menyalahgunaaan sosial media sering terjadi, yang disebabkan para content creator bersaing untuk membuat konten semenarik mungkin agar mengundang perhatian warganet. Akhir akhir ini para content creator banyak yang menjadi bahan cyberbullying. 

Cyberbullying merupakan tindakan mengintimidasi yang terjadi di dunia internet terutama media sosial yang merugikan orang lain baik secara mental maupun fisik. Bentuk dari cyberbullying ini bisa dengan ejekan, hinaan, ancaman. Namun di Indonesia sendiri cyberbullying masi dianggap sepele, tanpa kita mengetahui apa dampak Kesehatan mental bagi yang di-bully.

Cyberbullying ini tidak memandang gender, jadi siapapun bisa kena, namun kebanyakan yang terkena kasus ini adalah perempuan karena lebih sensitive dalam hal apapun. Salah satunya terjadi pada public figure Bernama Ria Ricis. 

Ria Ricis adalah seorang aktris, sekaligus selebritis internet. Ia termasuk konten creator di platform manapun, termasuk Tiktok. Ia sering menggungah video tentang tips and trick, hingga kehidupannya sehari-hari. Tidak sedikit warganet yang melakukan bullying dan meninggalkan banyak komentar tidak pantas pada akun pribadinya yang mempermasalahkan tingkah laku dari Ria Ricis yang sedang berbadan dua.

Tindakan ini seolah olah membuat Ria Ricis istri dari Teuku Ryan melakukan kesalahan fatal, padahal Ria Ricis hanya berjoget kecil pada video tersebut, namun dari jogetan tersebut mengundang warganet langsung menyerang pada kolom komentar pada fitur tersebut. 

Hal itu yang membuat ia terkadang mengambil Tindakan membatasi hingga menutup kolom komentar. Aksi bullying ini tidak seharusnya dianggap sepele, karena kita tidak mengerti apa dampak dari Kesehatan mental yang ia rasakan, namun banyak korban yang terkena cyberbullying ini juga jarang yang melaporkan kepada pihak berwajib, dan memberi kesempatan bagi para warganet yang mem-bully untuk meminta maaf kepada korban, padahal hal ini tidak dibenarkan, agar para warganet yang membully merasa kapok dan tidak berani mengulang kesalahan yang sama. 

Itu salah satu contoh dari sekian banyaknya kasus cyberbullying di Indonesia yang menimpa public figure. Penggunanya pun harus bijak dalam bersosial media, dengan saling meningkatan rasa empati kepada siapapun. Memang sulit untuk mengontrol setiap tindakan yang dilakukan seseorang secara online, sehingga perlu adanya pemahaman bahwa sosial media bukan hanya milik pribadi, namun menjadi konsumsi publik, dan bisa lihat banyak orang. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan program studi Ilmu Komunikasi. Saya menyukai sesuatu tentang dunia perfilman.

Editor

Penikmat buku dan perjalanan