Menjadi Generasi Millennials yang Berciri Kearifan Lokal

Seiring berkembangnya zaman, teknologi yang semakin canggih dan ditambah dengan arus globalisasi yang begitu derasnya hingga mengubah gaya hidup, cara pandang dan budaya dari generasi millennials. Fakta kehidupan saat ini, masyarakat Indonesia khususnya kaum millennials telah larut di dalam budaya hedonistik.

Hal ini terjadi karena adanya akulturasi budaya, sehingga budaya yang baru akan lebih mendominasi dan mengalahkan budaya lokal sehingga mengurangi rasa nasionalisme. Karena pada dasarnya kaum muda akan lebih tertarik pada hal-hal yang baru dan belum pernah ada, padahal budaya yang baru belum tentu baik. Dunia hidup mereka tidak bisa lepas dari hiburan dan teknologi terutama internet yang dapat menyediakan banyak hal dengan cepat, sehingga akan timbul kecenderungan menjadi asosial. Perilaku asosial ini menyebabkan generasi millennial tidak tertarik atau bahkan acuh dan apatis untuk mengenal seni dan kebudayaan lokal.

Mari kita amati kehidupan kaum millennial sekarang. seperti contohnya kaum millennials saat ini lebih suka merogoh kocek dalam-dalam untuk sekedar melihat konser kpop, konser katty perri, bruno mars dan konser-konser penyanyi luar negeri lainnya, mereka sangat antusias bahkan tiket sudah habis terjual jauh-jauh hari sebelum konser dilaksanakan daripada harus menonton pertunjukan tari tradisional, atau untuk sekedar melihat pertunjukan wayang yang gratis. Banyak sering kita temukan, dilingkungan masyarakat perkotaan yang mana penduduknya ketika berkomunikasi mereka tidak menggunakan bahasa lokal terkadang mereka mencampur adukkan bahasa dengan bahasa asing. Sehingga dengan adanya akulturasi semacam itu bahasa dan budaya lokal mulai tergeser oleh perubahan jaman. Bahkan generasi sekarang kurang mengerti atau memahami tentang bahasa daerahnya sendiri padahal bahasa ibu itu sangat penting. Mungkin memang tidak ada yang salah karena setiap generasi memiliki kesukaan masing-masing tetapi apakah kebudayaan sendiri tidak lebih menarik dibandingkan dengan kebudayaan negara lain. Padahal, kearifan lokal merupakan salah satu identitas bangsa indonesia dan merupakan aset bangsa yang begitu berharga, dan sebagai generasi millennials, sebagai penerus bangsa harus menjaga hal tersebut.

Pentingnya untuk menjaga dan mempertahankan budaya lokal merupakan sesuatu yang sangat krusial mengingat lunturnya budaya lokal tidak hanya berjangka pendek namun dapat berdampak panjang bagi indonesia dikemudian harinya. Nilai kultur yang mulai luntur di kalangan millennials sangat disayangkan, seharusnya di era global ini justru merupakan momentum yang tepat untuk dapat memperkenalkan budaya lokal indonesia pada dunia bahwa indonesia memiliki beragam bahasa dan budaya lokal yang sangat unik sehingga budaya lokal tidak terkalahkan dengan budaya asing. Dengan memperkenalkan budaya lokal ke mancanegara akan bisa membuat wisatawan datang ke Indonesia sehingga pendapatan negara dapat bertambah.

Sebagai bangsa yang memiliki beragam budaya, wajib untuk bangga karena dengan banyaknya kebudayaan yang berebeda-beda kita memiliki kekayaan yang sangat banyak dan bisa menjadi keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan negara lain. Budaya lokal merupakan bagian yang sangat penting bagi terciptanya hubungan yang harmoni antar masyarakat sehingga tidak menimbulkan konflik sosial.

Oleh karena itu mari kita berbangga terhadap warisan budaya lokal indonesia, karena tidak ada satupun negara yang memiliki keberagaman bahasa dan budaya seperti yang dimiliki oleh indonesia. Generasi millennials adalah generasi yang mampu bersaing di era globalisasi tanpa meninggalkan unsur budaya lokal yang dimiliki. Wujudkan generasi millennials yang cinta dan bangga pada Indonesia dengan segala kekayaan bahasa dan budaya lokalnya.