Menjadi Sunyi di Tengah Masyarakat yang Bising

Tetap tenang adalah kemampuan yang benar-benar dibutuhkan akhir-akhir ini. Di era media sosial, di mana semua orang memiliki potensi yang sama untuk viral. Baik karena prestasi maupun sensasi. Atau bahkan karena kontroversi dengan aib yang seksi. Semua memiliki potensi yang sama menjadi pergunjingan di linimasa. Bisa jadi kamu salah satu diantaranya.

Advertisement

Pandemi masih selalu menjadi isu yang sering dibicarakan. Baik kisah suka maupun duka yang mungkin tidak pernah kamu lewatkan. Ya, memang situasi benar-benar pelik. Tetapi akan semakin pelik apabila kamu membuka sosial media. Melihat temanmu membagikan cerita, tentang isu vaksin yang diisi oleh chip komputer. Belum lagi isu-isu liar tentang konspirasi ini dan itu. Orang-orang pun mulai membanjiri kolom komentar. Kamu pun asyik membacanya. Bukan membaca isi postingan nya, melainkan kolom komentarnya. Tak jarang juga kamu ikut menimpali. Bahkan kamu sampai rela melakukan riset.

Riset yang di sini tentu bukan mencari jurnal-jurnal ilmiah melainkan hanya sekadar googling dan mendapati artikel-artikel yang tak peduli itu datang dari fakta yang valid atau tidak. Tentu saja riset yang kamu lakukan dangkal dan tidak mendalam. Tetapi karena kamu baru saja mendapati informasi yang baru, seolah kamu sudah menjadi pakar di bidang itu. Akhirnya telunjukmu menekan tombol enter. Boom. Komentar terkirim. Kamu relaks sejenak. Kamu merasa berjasa. Karena sudah meluruskan postingan yang menurutmu keliru dan jauh dari fakta.  

Sialnya, banyak yang kontra dengan pendapatmu. Tak sedikit juga yang menghardik kamu dengan kata kasar. Beberapa dari mereka menuduhmu agen asing, antek WHO dan lain sebagainya. Tentu saja semua tuduhan itu tidak benar. Kamu tak pernah mengira yang kontra dengan pendapatmu jauh lebih tinggi dari perkiraanmu. Kamu menjadi anxious. Marah. Geram. Gregetan. Karena kamu begitu yakin dengan pendapatmu meski dengan riset yang dangkal sekalipun. Kamu ingin menyanggahnya kembali. Hingga akhirnya harimu dihabiskan dengan membalasi komentar yang kontra kepadamu. Melelahkan.

Advertisement

Seandainya kamu sadar kamu sebenarnya memiliki pilihan yang lebih baik ketimbang membalasi komentar mereka satu persatu. Yaitu dengan mengabaikan postingan tersebut. Terutama jika kamu bukan seorang yang ahli ataupun memiliki pengalaman di bidang itu. Sekalipun kamu seorang ahli sebuah kesia-siaan meladeni mereka yang kontra dengan pendapatmu. Kamu hanya memiliki dua tangan. Kedua tanganmu tidak bisa menutup ratusan mulut mereka yang kontra denganmu. Namun setidaknya kedua tanganmu bisa dipakai untuk menutup kedua telingamu.

Satu hal yang perlu kamu ketahui. Masyarakat kita tidak sama dengan masyarakat sepuluh atau lima tahun lalu. Masyarakat kita menjadi masyarakat yang lebih berisik dan sangat bising. Akses internet yang murah dan mudah sudah menjadi kebutuhan orang banyak. Godaan manusia terberat sekarang menjadi Harta, Tahta, Kuota. Kebutuhan akan kuota sudah menjadi kebutuhan primer selain sandang, pangan dan papan.

Advertisement

Di tengah masyarakat yang bising ini sudah saatnya kamu menghadirkan kesunyian di dalam dirimu. Kesunyian bukan berarti ketinggalan dari segala informasi. Kesunyian yang menguatkan karaktermu. Kesunyian yang bisa menunjukkan jati dirimu. Kesunyian itu datang dari pikiran yang jernih. Pikiran jernih datang dari hatimu yang bersih. Hatimu bersih karena berdiri diatas nilai dan prinsip kebeneran. Yang diwujudkan dengan selalu berusaha untuk mengerjakan kebaikan sesuai kemampuanmu.

Maka untuk mendatangkan kesunyian kamu harus menyeimbangkan pikiran, hati, dan juga perbuatanmu. Ketiganyalah yang akhirnya membentuk kepribadianmu.

Pikiran yang jernih bisa datang dari banyaknya kamu belajar. Kamu bisa mulai dari membaca buku-buku yang membuka pemikiranmu. Hingga akhirnya pikiranmu jernih memandang suatu permasalahan secara utuh tidak parsial atau setengah-setengah.

Hati yang bersih datang dari keyakinan akan nilai-nilai kebaikan yang luhur. Tidak berusaha melanggar norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat. Terutama norma agama dan sosial. Sehingga kamu bisa memilah dan memilih mana yang benar mana yang salah. Mana yang harus dilakukan mana yang sebaiknya tidak.

Sementara perbuatanmu yang selalu ingin berusaha mengerjakan kebajikan akan hadir dengan sendirinya apabila kamu sudah memenuhi keduanya, pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Maka perbuatanmu akan sejalan dengan keduanya. Perbuatanmu bukan hanya sekadar perbuatan sesaat, tapi akan menjadi tingkah dan perilakumu. Hingga puncaknya tingkah dan perilaku itu berubah menjadi kebiasaan, adab dan etikamu.

Setelah ketiganya hadir pada dirimu. Maka kesunyian itu akan kamu temui. Kamu tidak gampang panik. Kamu juga tidak mudah terpancing emosi ketika mendapati isu-isu yang tidak benar atau menganggu. Karena kamu yakin kebenaran akan menemukan jalannya.  

Menjadi sunyi bukan berarti kamu tidak melakukan apa-apa. Justru kamu sedang berbuat besar. Kamu tidak menambahkan kerusakan di tengah masyarakat. Kamu memiliki waktu untuk mencerna berbagai macam peristiwa di sekitarmu. Kamu memiliki waktu terbaik untuk berpikir. Karena kamu tidak disibukkan dengan gegap gempita kehebohan linimasa. Waktumu tidak habis untuk membahas perkara remeh-temeh.

Hingga akhirnya kamu memiliki waktu lebih untuk mengembangkan potensi dan bakat. Mengerjakan suatu hal yang bermanfaat. Menghasilkan karya-karya terbaik. Secara tak sadar kamu sudah berubah ke arah yang lebih baik. Menjadi seorang yang baru dengan ketenangan yang ada di dalam dirimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I Write blog not tragedies.

CLOSE