Rasanya Menjadi Ibu Rumah Tangga dan Bergelar Sarjana. Dicibir Mah Udah Biasa~

menjadi ibu rumah tangga bergelar sarjana

Hari kemarin adalah masa lalu, dan hari esok adalah impian. Masa lalu seperti sejarah yang harus terus tetap dikenang bukan untuk terus terpuruk tapi untuk terus belajar. Tahun 2019 adalah tahun penuh kekuatan, menjadi seorang ibu rumah tangga lulusan sarjana dengan dua orang balita bukan hal yang mudah. 

Advertisement

Begitu banyak mata melirik sinis ke arahku, tak jarang yang menyampaikan bahwa kuliah untuk menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang sia-sia. Manusia memang diciptakan dengan penglihatan yang terbatas, membuat meraka terkadang hanya melihat yang tampak pada diri ini, tanpa diiringi kepekaan nurani. Dan itu hal sangat wajar bagiku, toh kita hidup untuk mencari ridho Allah bukan untuk persepsi orang lain.

Mensyukuri satu kelebihan dapat menutupi segala kelemahan yang ada. Aku merasa begitu bersyukur , dulu berhasil menyelesaikan kuliah sarjana dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Karena tak banyak wanita di luar sana yang bisa menikmati belajar bersama anak-anak mereka dan memberi pengasuhan terbaik melalui tangan mereka sendiri. Menjadi lulusan sarjana kebidanan di salah satu perguruan tinggi ternama selalu mejadi kebanggan tersendiri, terlebih saat ini menjadi ibu, membuatku merasa sangat bersyukur bisa mengaplikasikan banyak sekali teori di bangku kuliah pada anak-anak. 

Aku selalu yakin bahwa setiap ibu harus memiliki pendidikan yang baik, karena ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anak mereka. Menjadi ibu hari ini membuatku semakin meyakininya. Tumbuh bersama anak-anak bukanlah hal yang mudah. Sering kali melakukan trial and error. Dan perasaan selalu bingung membuatku selalu haus akan belajar. Membeli banyak buku parenting hingga datang ke pesikolog untuk konsultasi soal tumbuh kembang, banyak yang beranggapan aku terlalu berlebihan. 

Advertisement

Tapi bukankah ini adalah suatu proses belajar? Dalam belajar yang terpenting adalah semangat untuk terus belajar dan tanpa kenal lelah, bukan hanya memandang hasilnya. Anak-anak dapat tumub dan berkembang dengan baik memang penting tapi bagiku selau memberikan sisi terbaik dariku setiap harinya itu juga jauh lebih penting.

Tantangan menjadi ibu rumah tangga bergelar sarjana tak berhenti di situ saja. Saat tumbuh kembang anak-anakku tak sesuai harapan yang ada, membuat orang sekitar terkadang mudah melontarkan kata-kata pesimisnya. “Sudah lulusan bidan, harusnya jago mendidik anak, tapi anaknya belum bisa ini dan itu”. Kata-kata itu begitu tajam dengan kecepatan tinggi didengar telinga dan melukai hati. Memaafkan bukan perkara siapa yang benar dan siapa yang salah tapi demi kedamaian diri sendiri. 

Advertisement

Tak ada gunanya menyimpan dendam pada setiap mulut yang melemparkan kata-kata pesimis padaku.toh bahagia adalah pilihan, aku selalu bisa memilih kebahagiaanku sendiri. Berbekal ilmu yang selama ini ku pelajari anak-anak selalu special melalui setiap tumbuh kembangnya, orang tua bertugas meberikan stimulasi terbaiknya.  Bagaimana hasil akhirnya tentu rahasia Allah semata. Tentu Allah selalu meberikan yang terbaik bagi hambanya.

Mempelajari banyak hal tentang dunia pendidikan dan anak-anak, membuatku sadar bahwa ini bukan sekedar tuntutan, tapi ini kebutuhanku, tanpa disadari aku seperti menemukan kembali semangat berjuang untuk terus tumbuh bersama anak-anak dengan terus mengembangankan passionku dibidang literasi, yang selama ditahun pertama kelahiran anak-anak sempat terkubur begitu saja karena kesibukan bersama anak-anak. 

Di tahun ini kami, saya dan suami berusaha mengembangkan hobi yang satu ini, menuangkan segala pengalaman remeh temeh menjadi orang tua ke dalam blog pribadi kami, agar bisa memberikan referensi bagi orang lain tentang kebingungan yang sama saat menghadapi anak-anak. 

Selama tumbuh bersama-anak hal yang sering membuat saya geleng-geleng adalah intensitas membeli mainan. Sifat anak-anak yang cepat bosan membuat kami berpikir memberikan mainan baru untuk membuat mereka senang adalah hal yang kurang efektif, dan di sinilah awal dari hobi lain yang mebawa pundi-pundi rupiah dalam dompet keluarga, saya berusaha menciptakan dunia bermain tersendiri untuk anak-anak, membuat mainan sendiri dengan bahan-bahan yang ada di rumah, mendaur ulang mainan lama baik dalam memperbarui pola permainan atau bantuknya, membuat busybook dari kain yang aman bagi anak-anak yang diciptakan sesuai tugas tumbuh kembang mereka.

Bersyukur yang tidak pernah putus adalah pelita bagi langkahku. Tak peduli seberapa gelap hari-hari sebelumnya dan hari yang akan datang selama pelita itu bersamaku maka jalanku untuk tumbuh bersama anak-anak semakin terang.

Teruntuk seluruh ibu di dunia, Tuhan selalu menciptakan segala sesuatu sesuai porsinya dengan manfaatnya sendiri. Menjadi ibu yang bekerja atapun menjadi ibu rumah tangga, jadilah ibu yang selalu punya cara indah untuk mencintai anak-anaknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah cara terbaik untuk mendidik diri sendiri

Editor

une femme libre

CLOSE