Menyambut Hari Kebangkitan Nasional yang Ke 111 Tahun

Hari Kebangkitan Nasional jatuh pada tanggal 20 Mei

Hari Kebangkitan yang jatuh pada setiap tanggal 20 Mei telah ditetapkan menjadi hari nasional sejak tahun 1959. Namun meskipun ditetapkan menjadi hari nasional pada tahun 1959, Hari Kebangkitan diawali dengan berdirinya suatu organisasi pada 20 Mei 1908 yaitu Boedi Oetomo. Boedi Oetomo merupakan organisasi yang mengawali tumbuhnya rasa nasionalisme dan memberikan kekuatan bagi rakyat Indonesia untuk bangkit.

Advertisement

Tidak terasa bahwa Hari Kebangkitan Nasional sudah memasuki usia yang ke-111 tahun pada Senin, 20 Mei 2019. Telah dijelaskan pada Keputusan Menteri Kominfo RI No. 335 Tahun 2019 bahwa tema besar dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini adalah “Bangkit untuk Bersatu”. Selain itu latar belakang peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2019 berawal dari naskah Sumpah Palapa yang tertulis:


“Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".


Dengan artian amukti palapa merupakan sang Mahapatih Gadjah Mada tidak akan berhenti berjuang sebelum mempersatukan Nusantara.

Advertisement

Dijelaskan pula bahwa Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini tepat berada di kondisi rakyat Indonesia pascapesta demokrasi dan bulan Ramadhan. Yang mana banyak pemicu retaknya persatuan dan persaudaraan sebagai rakyat Indonesia. Yaitu munculnya fitnah, hoax pada tahap-tahap menjelang pengumuman terpilihnya presiden dan wakil presiden mengakibatkan perpecahan antara dua kubu pendukung tersebut. Serta pada bulan Ramadhan yang sensitif akan terjadinya intoleransi antar umat islam serta umat beragama lainnya.

“Bangkit untuk Bersatu” memiliki tujuan besar di dalamnya, bagaimana rakyat Indonesia dituntut untuk memelihara, menumbuhkan dan menguatkan rasa nasionalisme kepada bangsa Indonesia. Dengan terciptanya rasa nasionalisme tersebut, hal itu menjadi dasar pelaksanaan pembangunan, menegakkan demokrasi dengan landasan moral serta etika, dan mempererat tali persaudaraan rakyat Indonesia.

Advertisement


“Kebangkitan nasional harus dipahami dalam konteks zamannya sehingga makna yang tersirat dari ‘kebangkitan nasional’ harus memberi makna bagi kehidupan di zamannya,” –Bonnie Triyana.


Menumbuhkan rasa nasionalisme pada zaman sekarang dan mengikuti arus globalisasi memanglah tidak mudah. Tidak bisa benar-benar memahami rasa nasionalisme tumbuh pada rakyat Indonesia. Namun, merubah kata sejarah menjadi warisan tidaklah sulit. Mulailah tanamkan pada diri sendiri apa yang telah diwariskan dan yang saat ini menjadi sejarah. Mudah bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE