Mewujudkan #MimpiMasaMuda dengan Move On dari Kenyamanan di Rumah

Membuka lembaran baru dari pemikiran sederhana

Quarter life crisis

Advertisement

Ada yang sedang mengalami masa-masa ini juga kah? Kalau iya, tenang kamu tidak sendirian. Namaku Nia, umurku 27 tahun. Lima tahun terakhir ini, aku berjuang untuk tetap bertahan hidup, untuk tetap mewujudkan #MimpiMasaMuda yang belum tercapai. Aku ingin bercerita tentang masa lalu, ketika usiaku 24 menjelang 25 tahun sampai sekarang. 

Dulu aku seorang anak rumahan dengan kehidupan yang lurus: sekolah, lulus kuliah, dan bekerja. Ada dua tahapan lagi yang belum aku jalani sebagai warga negara Indonesia yang taat, menikah dan punya anak. Selama 24 tahun hidupku rasanya begitu datar. Datar bukan berarti tidak ada cobaan dan rintangan, tapi lebih ke mempertanyakan hidupku selama ini: apa sih yang aku cari? apa sih yang aku ingin kejar?

Tahun 2018, setelah mengalami pergolakan batin yang berlebihan, aku memutuskan untuk pindah tempat bekerja ke luar kota. Aku, si anak rumahan, yang biasa menjalani hidup di rumah-kantor-rumah-kantor, sekarang memiliki kehidupan baru dengan rutinitas di kosan-kantor-kosan-main-kosan-pulang ke rumah-kosan-kantor. Tepat di usia 24 ini aku benar-benar melepas zona nyaman, sebuah kesempatan yang tidak dimiliki semua orang, salah satu impian masa muda yang terwujud setelah sekian lama: mendapat pekerjaan di luar kota. Setelah menjalani 1,5 tahun bekerja setelah lulus kuliah, akhirnya aku berhasil menempuh hidup baru (boleh kan mengutip kata-kata ini? selamat menempuh hidup baru tidak harus menikah terlebih dahulu :p).

Advertisement

Mulailah aku menjalani kehidupan sebagai wanita karir sekaligus memulai kehidupan mandiri di luar kota. Selama 24 tahun aku tinggal serumah dengan mama dan bapa. Selama itu pula aku tidak pernah khawatir besok mau makan apa, karena apa? Karena kebutuhan makan aku akan selalu terpenuhi: buah, sayur, kue, gorengan, martabak, semua ada. Obat-obatan kalau sakit, salep, balsem, obat anti mabok, tinggal pakai semua. Mau ke klinik, rumah sakit, ke dokter gizi buat program diet? Gampang, semua lokasinya terjangkau karena rumahku yang strategis di tengah kota.

Tapi ternyata, semua fasilitas yang aku miliki semasa tinggal di rumah ternyata tidak terlalu terpakai. Alhamdulillah aku sehat dan jarang pergi ke rumah sakit, paling-paling kontrol ke dokter kulit buat perawatan wajah. Sebelum merantau, aku yakin aku akan baik-baik saja, toh di rumah saja aku jarang sakit.

Advertisement

Tapi ternyata, selama tiga tahun aku hidup merantau, aku malah merasakan sakit. Bukan sakit yang berat, namun cukup merepotkan untuk aku yang sebelumnya jarang sakit. Quarter life crisis versiku adalah sesederhana memikirkan "Bagaimana cara aku mengatasi diriku sendiri ketika sakit?". Beberapa sakit yang pernah aku derita seperti diare, migrain, demam, betis kram, dan muntah-muntah, itu semua justru tidak aku rasakan semasa tinggal di rumah. Kebayang kan, lagi ada deadline ketat terkait kerjaan tapi nggak bisa dikerjakan karena mendadak migrain? Jujur, pusing karena migrain sering dialami pada saat yang tidak terduga, entah kenapa, seolah semesta menyuruh aku untuk beristirahat.

Ya, semenjak merantau, jam tidurku sering kacau karena banyak yang aku kerjakan. Aku sering terjaga di tengah malam hanya untuk mempelajari banyak hal dari internet, entah untuk mengembangkan skill, mengerjakan pekerjaan freelance, mengerjakan pesanan terjemahan, dan lain sebagainya. Tidak ada mama yang biasanya akan memarahi aku jika tidak tidur sebelum jam 10 malam. Tidak ada yang mengingatkanku untuk tidak makan malam diatas jam 7. Aku benar-benar mengatur hidupku seutuhnya.

Aku merasa lebih… dewasa. Aku ingat ketika aku bisa menyembuhkan migrain dengan obat-obatan yang aku beli sekenanya.  Aku ingat ketika aku memaksakan diri untuk makan disaat aku tidak ingin makan padahal kalau tidak makan juga tidak ada yang tahu. Aku sadar bahwa apalah arti pundi-pundi uang yang aku dapat jika aku tidak memiliki pola makan dan pola hidup yang sehat.

Lebih baik aku mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli makan-makanan bergizi daripada aku berhemat karena aku anak kosan tetapi aku mudah sakit. Aku tidak bermaksud pamer, tetapi aku tidak pernah menyetok biskuit atau ciki-cikian di kosanku. Aku lebih suka menyetok buah-buahan dan membeli snack yang lebih sehat seperti yoghurt dan biskuit gandum. Aku juga jarang mengonsumsi minuman bersoda.

Dengan pola makan aku yang stabil, ternyata tidak menjamin pola hidupku benar. Nyatanya aku tetap suka begadang dan banyak overthinking sebelum tidur. Aku sering terjaga seharian hingga keesokan harinya harus pergi ke kantor padahal semalam tidak tidur sama sekali. Aku tidak mau suatu saat aku terserang penyakit dan salah satu penyebabnya adalah karena kebiasaanku yang suka begadang. Sampai sekarang aku masih belajar untuk tidur teratur, karena tidak mungkin kan aku meminjam mama seumur hidup hanya untuk dijadikan alarm bangun dan mulai tidurku setiap hari?

Berapapun uang yang kamu punya, jangan lupa untuk selalu investasi ke diri sendiri secara fisik. Nggak mau kan sukes di usia matang tapi sakit-sakitan? Walaupun aku merasa belum terlalu sukses secara karir, tapi setidaknya aku boleh berbangga dengan pencapaian diri sendiri secara gaya hidup, walau sesulit apapun hidupku di perantauan, aku tidak pernah membiarkan diriku sakit parah secara fisik seperti tidak mau makan karena habis diputusin pacar. Tidak ada yang bisa menyakiti diriku, aku cantik dan sehat seutuhnya, dengan atau tanpa pasangan, menikah atau belum menikah.

Suatu saat aku akan mengirim surat ke diriku 5 tahun dan diriku 10 tahun lagi. Aku membayangkan diriku yang sudah memiliki hunian rumah sendiri, punya ruang kerja sendiri karena bisa fulltime bekerja dari rumah sambil mengasuh anak, dan berkeluarga dengan seseorang yang aku cintai, dia cintai aku. Aku bisa menyisihkan uang dari hasil royalti novelku untuk passive income di masa tua. What a life.

Semangat ya aku, Nia di usia 27 tahun yang menulis untuk #HipweexNI. Buatlah Nia di usia 32 dan 37 tahun bangga dengan usia Nia saat ini. Semangat ya kamu, kamu yang membaca tulisan ini, mari kita hidup #SehatSamaSama, mari kita jaga mental dan fisik kita bersama-sama demi orang-orang yang kita cintai.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE