Mitos yang Melekat Pada Perempuan Ketika Belum Menikah. Sobat Hipwee Percaya Gak ?

Menjadi perempuan itu susah. Ssalah satunya, yakni, ketika seseorang menjadi perempuang lajang yang sudah cukup umur, memiliki pendidikan yang baik, dan pekerjaan yang mapan, tapi belum menikah maka kehidupannya dianggap belum sempurna. Dalam hal ini, saya tidak tahu pasti kapan konstruksi sosial dan standar seorang perempuan harus menikah, memiliki anak dan kemudian diperdebatkan ibu bekerja versus ibu rumah tangga lahir. Yang pasti menurut saya apa pun pilihan seorang perempuan tentang dirinya, tidak ada yang beleh merasa berkuasa. Seorang perempuan meskipun belum menikah, tetap memiliki kedaulatan dan kekuasaan yang penuh akan dirinya sendiri. Mungkin beberapa masyarakat kurang menyadari akan hal ini, sehingga tak jarang beberapa stigma seperti uraian berikut ini pun hadir.

Advertisement

Pendidikan

Ketika perempuan memiliki keputusan besar dalam hidupnya, yakni untuk bisa bercita-cita melanjutkan pendidikan setinggi-setingginya. Maka, ketika ia belum menikah, beragam stigma pun akan melekat pada dirinya salah satunya, yakni akan kesulitan mendapatkan jodoh dan pendidikan tinggi tidak penting untuk perempuan karena tugas utama perempuan adalah di dapur. Anggapan ini tentu bisa saja menjadi mitos ketika kita bisa melihat dengan jelas bagaimana Maudy Ayunda, yang merupakan Lulusan S2 tersebut menikah dengan laki-laki yang juga setara pendidikannya. Untuk itu, jika kita bisa melihat dengan rasionalitas yang baik, pendidikan sama sekali bukan penghambat perempuan untuk menikah. Sebaliknya, membantu perempuan untuk memiliki keberanian dalam memilih jodohnya.

Pekerjaaan

Advertisement

Di beberapa masyarakat, ada anggapan mengenai perempuan yang tidak boleh memiliki karier lebih tinggi dari suaminya. Biasanya keberadaan dianggap bisa memicu perceraian dan pada dasarnya ada anggapan bahwa kodrat perempuan harus selalu berada di bawah laki-laki, sehingga apabila perempuan sudah memiliki jabatan atau jenjang karier yang baik, maka akan kesulitan dalam memiliki pasangan. Hal ini tentu keliru, mengingat beberapa tokoh perempuan yang di Indonesia pun memiliki jabatan yang berbeda dengan pasangannya bahkan ada yang lebih tinggi jabatannya dibanding pasangannya. Seperti, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Kate Laurell Ardern yang dikutip dari Wikepedia memiliki pasangan yang berprofesi sebagai presenter televisi. Berdasar hal tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan sebenarnya bukan faktor selanjutnya yang membuat perempuan susah menikah.

Pemilih

Beberapa orang beranggapan bahwa alasan perempuan belum menikah disebabkan oleh sikap dan tindakannya yang dianggap terlalu pemilih. Dalam hal ini, seorang mahasiswa pascasrjana psikologi yang tidak bisa disebutkan namanya mengatakan anggapan tersebut sangat keliru. Karena sebagai perempuan, perempuan pun memiliki pilihan untuk memilih yang terbaik untuk dirinya sendiri karena yang bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri adalah dirinya sendiri. Akhir kata, itulah beberapa mitos yang sering dialamatkan kepada perempuan lajang. Padahal anggapan-anggapan yang berkembang tersebut bisa saja merupakan mitos yang belum tentu benar. Untuk itu dari pada sibuk judge perempuan dan segudang alasannya kenapa belum menikah. Lebih baik menghormati keputusannya. Karena setiap individu terlepas dari apapun gendernya berhak atas hidupnya sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelance Content Writer dan Copy Writing

CLOSE