#HipweeDaebak–Pelajaran yang Tidak Kudapatkan di Sekolah, Tetapi Kudapatkan dari Mereka.

Kisah seorang gadis yang kembali menemukan bagian dari dirinya yang telah lama hilang begitu saja.

Alkisah, beberapa masa sebelum ombak itu benar-benar menerpa negeri ini, hiduplah seorang gadis kecil yang tinggal di pinggiran kota. Gadis itu bernama Ley. Pada masa itu, Ley merupakan seorang anak yang benar-benar polos. Dia hanya akan menonton acara dari layar televisinya yang menurutnya seru, bahkan ia pernah beranggapan bahwa jika hanya menonton acara berita di televisi, semuanya menjadi membosankan, bahkan ia pun bisa merasakan atmosfir ruangan yang mendadak suram. Maka dari itu, ia hanya akan menonton acara televisi yang menurutnya dapat menghibur dirinya.

Advertisement

Masih bersama benda kubus yang berada di tengah rumahnya, ia akhirnya menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Didapatinya sejumlah sosok yang mempunyai raga yang sedikit berbeda dengannya. Namun, perbedaan itulah yang menarik dirinya dengan apik. Jiwanya meninggalkan raganya yang tengah duduk di kursi kecilnya. Sekelompok anak yang bersekolah di sekolah seni dengan segunduk tugas yang perlahan menjadikan mimpi mereka menjadi sebuah kenyataan merupakan perspektif Ley saat ini. Sosok tinggi nan tampan yang tampaknya berasal dari negara seberang telah membuat Ley melabuhkan hatinya. Belum lagi, bagaimana lelaki itu berjuang meraih mimpinya. Ya, mimpi untuk bersama dengan sosok yang ia cintai dan juga mimpi untuk menjadi seseorang yang benar-benar ada di dunia ini. 

Setelah itu, cukup lama bagi Ley untuk tidak lagi melihat keberadaan sosok tampan tersebut. Hingga beberapa tahun kemudian, ia jatuh cinta kepada seorang atlet penembak jitu yang ternyata merupakan tokoh dari sebuah cerita komik. Ia menjadi saksi bagaimana kerasnya hidup, dan lagi-lagi menjadi saksi sebuah proses untuk menjadi seseorang yang benar-benar ada. Belum lagi terdapat berita mengenai sekolompok pemuda yang berhasil mewakili benua tempat mereka tinggal untuk lebih dikenal lagi di kancah dunia. Ley tidak tahu siapakah sosok-sosok tersebut, namun rasa bangga telah mencuat dari dirinya. Dari berbagai sumber yang tak terduga, ternyata ia telah mendapatkan banyak bisikan ghaib. Bisikan ghaib yang membangkitkan gairah hidupnya untuk lebih semangat lagi, dalam menjalani hidup yang sungguh luas ini dengan dirinya yang hanya seorang anak kecil. 

Lagi, waktu yang terus berjalan membawanya kepada rintangan-rintangan baru yang tanpa ia sadari telah membesarkannya. Berkelana hingga malam hari demi mengejar angka yang bagus tercetak pada secarik kertas hingga menghadang badai demi sebuah pembangkit listrik mungil yang berharga, telah berhasil ia lalui. Menghadapi gagal panen dikala teman-temannya yang lain telah menuai hasil mereka terlebih dahulu, sempat membuat semangatnya agak layu. Ia merasa tidak enak terhadap ibunya yang paling mengkhawatirkannya. Walaupun begitu, waktu terus berjalan seiring dengan bergantinya musim dan asa. Asa pun ia asah hingga tiba masanya musim panen kini berpihak kepadanya; sebuah pengingat lainnya bahwa ia telah dibesarkan dari berbagai tragedi. 

Advertisement

Ley tidak lagi berada di pinggiran kota, kini tiba saatnya ia telah menjadi bagian dari sebuah perkotaan dan kini tengah bertengger di atas proyek sebuah gedung. Berada pada tempat yang memiliki resiko yang tinggi, namun sekaligus merupakan hasil perjalanannya selama ini merupakan tantangan dengan level yang lebih tinggi baginya. Terkadang, karena terlalu asik menjaga sesuatu yang bisa berujung menyakitkan, Ley kerap melupakan apa yang seharusnya ia jaga sebagai prioritas. Ia butuh istirahat. Hingga pada akhirnya, sebuah istirahat pada hari itu pun datang dan mengubah hidupnya, sekali lagi.

Masih menjadi dirinya yang seperti dahulu, ia berselancar pada layar kecil yang menayangkan berbagai gerakan. Bukankah dahulu, Ley harus terlebih dahulu mencari sesuatu yang dirasa menarik baginya? Namun saat itu, hal menarik itulah yang tiba-tiba datang padanya tanpa sebuah aba-aba.

Advertisement

Ya, sebuah tayangan iklan tiba-tiba muncul begitu saja. Dan isi dari iklan tersebut ialah rekaman penggemar yang merekam seorang lelaki dengan rambut biru muda dengan mata, hidung, dan bibir yang rupawan. Sebuah tayangan iklan yang penuh dengan keindahan ini tentunya telah menyita perhatian Ley. Inilah kali pertamanya ia tertarik terhadap sebuah iklan. Siapa sangka, iklan inilah yang menjadi gerbang baginya untuk merasakan bagaimana rasanya dicintai oleh diri sendiri. Dicintai oleh diri sendiri yang pada akhrinya mencintai sekelompok pemuda inspiratif yang terus menggarap jalannya dalam berkarya. Lagi-lagi, siapa sangka mereka adalah sekelompok pemuda yang sama yang telah ia temui beberapa tahun sebelumnya?

Si rambut biru membawa Ley untuk lebih mengenal dirinya dan keenam sahabatnya. Mereka yang berjumlah 7 orang dan telah saling mengenal selama 7 tahun. Ley tidak benar-benar merencanakan ini, tapi tanpa ia sadari, hari demi hari ia pun semakin mengenali ketujuh sosok tersebut. Walaupun sudah 7 tahun berlalu, Ley bisa melihat dan merasakan perjuangan mereka hingga bisa sampai pada titik saat ini. Bagaimana bisa? Lagi-lagi, secara tidak sadar, Ley juga mulai mengenal musik mereka dan justru membawanya untuk semakin mengenal ketujuh sosok tersebut. 

Kisah bagaimana mereka akhirnya diakui keberadaannya menjadi sosok-sosok yang ada di muka bumi ini, kisah bagaimana perasaan mereka melalui segala tantangan itu, kisah dimana mereka menjadi kuat, namun juga kisah dimana mereka mengingatkan pendengarnya untuk mencintai diri sendiri. Semuanya tersaji di dalam berbagai karya mereka, membuat pikiran Ley terbagi hingga seribu tanya. Seperti, bagaimana bisa 7 kepala bisa berjalan bersama dan melompati lubang bersamaan? Kemudian, hati mereka emang benar-benar anti peluru, ya? Hingga pertanyaan mengenai kenyataan, mengapa aku baru mengenal mereka sekarang? 

Setelah setiap rangkaian panggung keliling dunia usai, memuai pula hatinya yang tak bisa abai. Sulut api semangat hingga syukur bagai pengingat pun didapatinya. Walaupun sedikit terlambat, kini ia telah menjadi bagian dari saksi kekuatan perjuangan yang tiada khianat terhadap hasil. Saksi bahwa konsistensi dalam melewati ujian bisa membawamu mengangkasa menggapai asa. Setelah melewati semua itu, mereka bahkan menjadikan hobi mereka sebagai pekerjaan. Bukankah hobi yang dibayar merupakan pekerjaan ternikmat di dunia?

Dengan ini, semuanya semakin jelas. Dimulai dari perjuangan siswa sekolah seni hingga perjuangan dirinya sendiri yang ia alami sekaligus ia tonton; atlet penembak jitu yang penuh pengorbanan dan berani ambil resiko; hingga pada akhirnya 7 sosok nyata yang bermula dari bukan apa-apa kemudian bermetamorfosa menjadi sosok yang ada dimana-mana. Mereka semua telah berhasil menampar Ley pada kenyataan. Sabar dalam berproses merupakan kunci melewati setiap ujian. Mengingat pengorbanan diri ini, sejauh apa diri ini melangkah, sebanyak apa pengorbanan yang telah dilakukan, apakah akan berhenti begitu saja? Mencintai diri sendiri dalam berproses, Ley yakin bahwa itu adalah bumbu rahasianya. Lihat, pelajaran hidup itu tidak bisa didapatkan di sekolah, melainkan sebuah evolusi berbagai kisah manusia penuh makna tanpa kenal batas usia. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Perempuan yang berusia 19 tahun pada tahun 2020.