My Virtual Reality

Kisahku tentang masa sma dan VR

Kelas 10 merupakan segalanya bagiku pada saat itu, dimana aku bisa aktif dan banyak bersosialisasi dalam segala hal baik akademik maupun non-akademik pada masa SMA. Masa SMA merupakan masa paling indah, kata mereka di luar sana. Sampai saat itu aku percaya dengan perkataan tersebut dan terus menantikan hari esok untuk melewati masa SMA bersama teman-teman saya.

Advertisement

Pada awalnya yang hanya tiga hari libur sekolah dan kami para murid pun berbahagia. Kemudian liburnya diundur menjadi seminggu dan libur tersebut yang awalnya membuat kami bahagia jadi membuat kami termenung setelah mengetahui apa yang terjadi di luar sana. Disanalah dimulai masa-masa SMA saya sangat berkebalikan 180 derajat dari yang aku bayangkan. Semua mimpiku yang aku impikan di masa SMA hancur begitu saja.

Perkenalkan namaku Belle, siswi kelas 10 dari SMAN 6 Yogyakarta. Pandemi Covid-19 sudah menyebar di seluruh pelosok Indonesia dan sedang diterapkan sistem lockdown. Aku yang berbaring di kasurku berusaha untuk membuka laptop dan mengikuti gmeet mata pelajaran SMA. Pada saat masa pandemi melanda, jiwa-jiwa yang berada dalam diriku pada saat sebelum pandemi redup begitu saja.

Aku bingung dan malas dengan jadwalku yang hanya berisi bangun tidur, Google Meet, tiduran, main laptop, dan tidur lagi. Saat mengikuti Google Meet pelajaran pun biasanya saya tinggal bermain yang lain. Saya dulu yang sangat anti mencontek saat ulangan saat melihat teman-temanku yang lain bekerja sama dan mencari lewat google ikut terjerumus mengikutinya. Aku mengaca kepada diri sendiri dan merasa aku tidak memiliki tujuan hidup.

Advertisement

Aku pun bertanya-tanya kepada diriku sendiri dan mulai mengintropeksi diri. Aku mencari hal-hal yang bisa membantuku di masa depan nanti, kemudian aku mencari hal-hal yang masih berhubungan dengan hal yang aku suka dan mengasah softskill di bidang tersebut. Pada saat pandemi aku aktif di sosial media berupa Instagram. Pada Instagram aku takjud menemukan berbagai hasil editan yang keren. Disanalah saya membuat akun baru dan berusaha melatih skill mengedit saya dengan bertanya-tanya pada orang yang lebih ahli. Aku berusaha kenalan yang awalnya malu-malu karena mereka orang luar kemudian menjadi dekat dengan komunitas disana.

Aku menyukai hal-hal yang berbau dengan anime dan disanalah saya mulai mengedit beberapa klip dari anime dengan menggunakan aplikasi Adobe Aftereffects. Disana saya belajar banyak hal dan juga melatih bahasa inggris saya dengan berinteraksi dengan orang-orang dari luar negeri. Disana aku bahkan bertemu yang sepelantaran denganku dan kami pun menjadi teman dekat. Kami sering video call menggunakan Discord dan menceritakan kehidupan masing-masing kami. Meskipun kami terpaut perbedaan waktu yang cukup jauh, kami selalu menyediakan waktu untuk sesama. Di masa depan nanti kami berharap bisa betemu secara langsung dan melihat masing-masing dunia kita.

Advertisement

Saat pandemi pun aku bertemu dengan salah satu sahabat yang sampai ini masih sering saling memberi kabar, yaitu Hafid. Dimana yang awalnya aku hanya menganggap dia sebatas teman kelas saja, kemudian aku semakin dekat dengan dia karena kita memiliki banyak hal yang sama dan mempunyai tujuan untuk bertemu lagi di masa depan dan membangun rumah sakit dengan skill yang telah kita dapatkan masing-masing. Aku sudah menganggap dia sebagai adik sendiri yang akan selalu kulindungi.  Kita sering berbicara tentang kehidupan dan masa depan kita dengan langkah yang akan kita ambil di masa depan nanti dan bertemu lagi sebagai orang sukses.

Pada masa pandemi aku juga menelusuri Twitter. Dimana yang dulu aku anti banget dengan Twitter, aku pelan-pelan memahami algoritmenya dan mulai nyaman menggunakannya. Disana aku bertemu dengan banyak kenalan baru. Disana aku juga mendapatkan banyak hal baru, seperti mengasah skill bahasa inggris, membuat esai, dan bertemu dengan teman-teman hebat.

Aku mulai mengeksplor media selain anime, seperti literatur klasik inggris, tv show, dunia perfilman, dan lain-lain aku telusuri semua. Disana aku belajar banyak hal, dari hal yang buruk sampai yang baik. Melalui sosial media aku masih bisa mengeksplor dunia melalui berita-berita yang bersebaran. Aku menjadi update tentang banyak hal dari hal-hal seperti dunia politik Indonesia, dunia politik luar, rasisme, diskriminasi, dan lain-lain.

Disana aku juga bertemu dengan teman-teman yang keren, dimana kebanyakan dari mereka lebih tua dari aku. Aku bagaikan anak yang baru keluar dari goa dan memasuki dunia-dunia mereka yang begitu indahnya. Dengan pengalaman mereka di dunia literasi dan perfilman aku mendapatkan banyak hal baru. Aku mulai kbelajar mengkritik dan membuat esai dari suatu hal dan aku belajar mulai berpikiran dewasa. Aku mengikuti komunitas fandom dan belajar berbicara kritikal bahasa inggris.

Sungguh pengalaman yang indah bagiku berkenalan dengan banyak orang dari luar sana. Aku juga menjadi tahu tentang banyak kultur di luar sana, dimana banyak perbedaan diantara kita semua dan aku harus menghargai semua perbedaan-perbedaan tersebut. Betapa luasanya dunia ini dan aku semakin ingin menelusuri seluk beluk dunia ini dan melihat kultur-kultur dan keindahan dunia tersebut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini