New Normal Sebagai Jendela Baru Sadar Teknologi Digital, Normalisasi Work From Home

Setelah terjadinya pandemi Virus Corona, dunia telah mengalami fase yang dinamakan new normal. Hal itu tentu saja juga berlaku di Indonesia, dan tidak akan kembali ke situasi sebelum Covid-19 merebak di seluruh dunia. Berbicara mengenai new normal, masih banyak yang bertanya-tanya mengenai definisi dari new normal itu sendiri. Lalu, apa sih new normal itu? 

Advertisement

Disebutkan oleh Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita, new normal merupakan sebuah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, meskipun dengan tambahan penerapan protokol kesehatan, guna mencegah terjadinya penularan virus Covid-19. Wiku menambahkan, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup. New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.

Bicara tentang hal ini, beberapa industri bisnis di Indonesia marak mengalami transisi dalam kegiatan operasional mereka dikarenakan pembatasan ruang gerak atau kapasitas operasional dan industrial selama New Normal. Hal ini mendorong pemerintah untuk terus berinovasi dalam mempertahankan perputaran ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah dengan menerapkan Work From Home (WFH) kepada industri bisnis di Indonesia. 

WFH merupakan bentuk inovasi pemerintah yang dicanangkan guna mengurangi kegiatan dan aktivitas masyarakat di luar rumah, sebagai usaha pemutusan rantai penyebaran virus Covid-19. WFH pada awalnya tentu membuat industri dan pelaku bisnis perlu beradaptasi dengan sistematika bekerja dari rumah ini. Dengan segala penyesuaian dan persiapan bertahap, WFH sudah tampak seperti tumbuh menjadi budaya kerja di Indonesia sejak awal pandemi pada tahun 2020. Berkaitan dengan ini, banyak orang menyadari bahwa ternyata banyak pekerjaan yang masih tetap bisa dilaksanakan tanpa harus pergi ke kantor. 

Advertisement

WFH menjadi budaya yang mulai menjadi preferensi pekerja dan pelaku bisnis, karena dianggap lebih cost-effective, tingkat produktivitas meningkat, terhindar dari distraksi di tempat kerja,  serta lebih efisien karena lebih banyak waktu diskusi lewat virtual meeting. Berbicara tentang hal tersebut, WFH sendiri membutuhkan peralatan dan perlengkapan yang memadai untuk bekerja di luar kantor, termasuk, gadget atau komputer, WiFi, sinyal yang kuat, webcam, serta masih banyak lagi. Adapun hal lain yang dominan berkontribusi terhadap tantangan penerapan WFH ini adalah, masyarakat yang gagap teknologi selama pra-covid. Hal tersebut merupakan tantangan yang hadir beriringan dengan efisiensi yang ditawarkan oleh WFH. 

Dengan dijalankannya WFH, masyarakat pun terpaksa untuk beradaptasi lebih cepat dengan penggunaan teknologi. Hal ini menjadi tantangan baru bagi masyarakat gagap teknologi, yang tidak terlalu terpapar transformasi digital dalam kegiatan operasional kerja sebelum pandemi.

Advertisement

Misalnya, selama pandemi Covid-19 penggunaan teknologi dan fasilitas digital sangat diperlukan untuk menunjang kinerja ASN. Hal ini akibat sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan sistem jarak jauh, yakni dengan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).


Di lansir pada merdeka.com, Plt. Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Teguh Widjinarko, mendorong pegawai negeri sipil (PNS) harus memiliki kompetensi kepemimpinan digital di era new normal atau kenormalan baru akibat pandemi Covid-19. Menurut dia, pada era kenormalan baru seluruh aparatur sipil negara (ASN) tidak hanya mengandalkan kompetensi digital semata. Akan tetapi manajerial budaya digital atau pemanfaatan teknologi digital, penting untuk diimplementasikan dalam pekerjaan. Meski merupakan tantangan untuk melek digital di awal, namun sekarang sudah semakin merata kesadaran digital di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan lansiran investor.id, para UMKM yang terbiasa berjualan dan bertemu dengan pembeli secara offline atau langsung, kini terdorong masuk ke channel online, baik melalui media sosial hingga marketplace. 


Dalam kesempatan wawancara dengan ibu Almira Genesia, Conference Associate, International Data Corporation (IDC) Indonesia, penulis bertanya tentang pengalamannya seputar dunia teknologi di Indonesia, perkembangan teknologi, serta tingkat penggunaan teknologi yang perusahaan IDC rasakan sebelum dan saat new normal.

Sebagai firma riset data terbesar di Indonesia, apakah IDC juga merasakan perubahan dalam kesadaran digital dalam industri bisnis di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa hikmah “New Normal” adalah sebagai jendela baru masyarakat untuk sadar teknologi digital dalam WFH. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE