Senada Nostalgia Januari Menjadi Saksi Kisah Kita Kembali

Nostalgia Januari terngiang di lubuk hati

Januari,

Seuntai aksara menjadi saksi. Senada kisah kita yang pernah ada, bertemu dan terjalin menyapa kembali.

Advertisement

Jakarta,

Apa kabar tiap sudutnya, serta dirimu yang berada di sana?

Belasan tahun silam terlampau lama, sudah banyak berubah tentunya. Kuharap hatimu tak ikut berubah.

Ada nostalgia di setiap sudut kotanya. Ada kenang dibulan Januari layaknya sebuah mimpi.

Kenangan, terngiang di ingatan yang belum pudar. Ia tersimpan, tak pernah terkikis. Terpatri cukup dalam. Seluas Ilahi yang mengaruniakan kisah kasih dalam alur cerita yang terkasih.

Ada simpul kenang di riuh renyahnya. Ada balutan haru pelik sendu dalam sebongkah senyuman didalam hati yang berbicara. Setiap fase perjalanannya selalu penuh dengan teka-teki. Semua melebur menjadi satu.

Advertisement

Jakarta memang selalu penuh cerita dalam nostalgia. Canda serta tawa dikenang, canda sendu haru bercerita menyatu ke ruh nostalgia.

Senada nostalgia Januari, bulan dimana kita kembali. Janji hati yang tak lekang dimakan hari. Milyaran jarak menjadi saksi, yang telah kita lewati. Hati kita pada raga yang terbentang jauhnya jarak serta hari yang berelegi di harap angan. Katamu, sebuah impian harus diwujudkan, impian harus dikukuhkan serta diperjuangkan.

Advertisement

Kini engkau membawa sepotong hatiku. Dua orang yang pernah kehilangan kala itu, kemudian berlabuh kembali di memori Januari. Januari titik awal sebuah harap dan cita yang menjadi puncak munajat kepada sang pencipta. Kini, dimana letak hatimu, masihkah serupa satu hati itu?

Begitu banyak hal-hal yang telah terjadi sejak kita saling kehilangan. Ada begitu banyak hal yang telah kita lampaui dan lewati. Sepanjang hari, setiap detiknya, selalu ada cerita yang menjadi inspirasi serta kenangan. Satu yang berkesan, selalu dalam diingatan. Satu yang tak pernah hilang, kamu yang tak pernah lekang oleh waktu. Dan satu yang menjadi inspirasi, tentang kamu. 

Satu yang menjadi petikkan kisah yang bermakna disepanjang perjalanan, nada dan melodi, hitam dan putih, pahit dan manis, waktu harus tetap dijalani dan disyukuri. Kehidupan laksana proses dalam sebuah alur cerita skenario semesta. Dari sudut mana kita meresponnya, semua tergantung pola pikir kita membentuknya menjadi kisah yang bermakna. Melukis serta merangkainya menjadi inspirasi terindah sekaligus bermakna. Pergunakan waktu yang ada semaksimal mungkin, kita tidak pernah bisa memutar kembali waktu yang telah berlalu. 

Dan aku sedang berada di fase seperti itu, aku merasakan saat aku kehilangan dirimu. Pelik masih terasa. Perjalanan sebuah waktu yang menjadi amanah terbesar dari Sang Pencipta. Jangan sampai kita kehilangan detik waktu yang berharga, karena jika sedetik saja sudah terlewati, apa yang telah kita lewati tak kan pernah mampu tertukar dikemudian hari, mungkinkah dapat terulang kembali? Semua hanya mampu menjadi kenangan di kemudian hari. Esok masih menjadi misteri, esok kita hanya mampu mengenang dan menatap dari kaca mata bayangan hati, tentang arti sebuah waktu yang telah berlalu.

Duhai engkau yang terpatri sedekat denyut nadi. Engkau mungkin mengerti dan meresapinya. Alur cerita yang senada dalam nostalgia kita, kembalinya satu hati yang kala itu saling sapa, dalam bentangan hari yang terlampau jauh bercerita, kita turuti alurnya diskenario sang pencipta. Dan mungkin memang nyata, bahwasannya takdir tak terduga, takdir tak pernah tertukar ataupun salah alamat. Namun takdir juga sebuah proses serta perjuangan dalam doa yang menjadi arah tujuan serta ikhtiar dengan full keyakinan.

Senada Januari dalam haru bercerita tentang kembalinya seseorang yang selalu menjadi inspirasi. Selalu tersimpan direlung sanubari. Hingga menutup usia dipembaringan Rabbi.

Senada Januari yang membangkitkan kembali harapan penuh berkah kepada Allah Yang Maha Kasih.

Sudut Jakarta terangkum di memori. Mengukir setiap ukiran pijak liuk jalan yang bernyanyi. Di penghujung harinya, mengawali setiap hari yang selalu penuh dengan cerita setiap detiknya. Terima kasih kepada sang pencipta yang telah memberikan waktu kepada hari dalam memperjuangkan hati serta hari .

Seuntai aksara untuk masa depan, Seuntai aksara dalam kenangan, cipta dan hati…

Kita memijaki langkah pada bumi.

Menatap mu didalam ruh hati yang berkata.

Denyut nadi ini berdegup kencang,

Merayap sekat ke penghuni yang berjaga.

Ditudungnya hari yang ku singgahi,

Belum lumpuh ingatanku tentang mu yang mengisi hati. Masih sangat terasa bayang hadirmu kembali disisi hati pada setiap nostalgia yang pernah ada kita dalam lembaran ceritanya.

Aku berteman dalam bayangan mu yang menghidupkan hati.

Tanpa dirimu yang kini berpaling pergi,

Kutatap hari melalui kacamata hati.

Detik demi detik waktu yang ku lewati sendiri.

Pabila tiba sang penjaga hati di bait mimpi hari depan,

Ku layangkan harap dalam angan Ilahi..

Ku langitkan munajat yang tak berjeda..

Tentang kamu,

Secerca harap dalam angan serta impian

yang terbalutkan doa disepanjang jalan sisa usia ku nanti.

Tentang kamu,

Arti sebuah rasa cinta yang menggelayut  di ruh hati.

Tentang arti sebuah rasa cinta yang tulus tak berjeda dan tanpa tapi.

Tentang kamu,

Ia lah mimpi yang tertunda yang melengkapi separuh diri.

Seuntai aksara menjulang ke cakrawala langit luas pada bentangan sujud doa.

Apa kabarmu wahai suatu masa yang masih menjadi rahasia semesta ?

Apa kabarmu wahai hati yang masih hidup didalam hati ?

Harap yang dinanti kelak nyata kembali hadir dalam pasti.

Menggapai cita cinta dan harap dalam angan terpatri dalam.

Kini ku tinggal dalam bias kenangan yang mengurai percikkan kesetiaan sepenggal angan.

Namamu masih menjadi titian harap di masa depan.

Namamu masih terngiang di memori yang kian dalam, dipijakkan bumi ku saat ini.

Sepenggal kisah di masa lalu yang belum memudar. Teruntuk dirimu yang sedari dulu hingga kini tak lekang dimakan hari. Pancaran sinar dalam hati ini tak pernah padam berkat karunia Allah Yang Maha Kasih. Pemilik dan penjaga hati dari Yang Maha Memiliki. Wahai diri, yang sedang menatap di gugusan bintang dilangitnya.

Kujelajahi sepenggal kisah yang berarti. Saat hari-hari berganti, namun sedetik pun tak pernah menutup serta mampu memalingkan hatiku dari hatimu. Sebaris namamu dalam kenang hidup direlung hati. Nyata dalam diingatan, di degupan kasih jantung hati.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE