Sebenarnya ingin meninggalkan Facebook untuk selamanya. Akan tetapi kadang keadaan membuat saya menulis di beranda. Ya, sebuah pesan singkat yang terlintas di kepala dan segera harus dikeluarkan juga. Sebagaimana bintang liar, kalau tidak diikat dengan tali yang kuat, maka akan berkeliaran ke mana-mana.
Hujan turun begitu deras kemarin. Mahad diselimuti angin dan kabut yang begitu tebal. Kebetulan saya sempatkan untuk berbicara dengan seorang teman, Ustaz Ahmad Meilany di kantor. Seperti biasa, obrolan kami cukup ringan tapi serius. Tidak tahu kenapa ku sangat gregetan ingin ngobrol dengannya. Seperti ada magnet yang kuat dan menarik.
Obrolan kami begitu seru dan sarat akan makna. Kami berdua berada di situasi dan keadaan yang sama. Namun berada di level yang berbeda. Karena pada kenyataannya setiap orang memiliki alur hidup yang berbeda dari yang lain. Walau temanya sama, tapi latar, tokoh, dan jalan ceritanya sangat jauh berbeda.
Obrolan seru nan menyenangkan. Seakan beban dalam kepala dan hati telah hilang, walau tetap membekas. Ternyata setelah dipikir-pikir, cerita dalam novel itu kadang benar. Dalam artian, itu bukanlah bualan atau sekadar imajinasi akal yang liar. Bagi sebagian orang tentu menganggapnya lebay. Namun pada kenyataannya benar adanya di kehidupan nyata.
Selama perjalanan hidup kita akan mendapati berbagai hal yang unik dan menarik. Melihat sesuatu yang sepertinya dulu hanyalah imajinasi kini terealisasi. Menemukan sosok seperti Zainudin dalam kisah Tenggelamnya Kapal Vander Wijck. Atau seperti kisah Laila Majnun. Atau yang paling baru, Azzam dalam novel Ketika Cinta Bertasbih.
Kami berdua berbicara panjang lebar dari bab A sampai Z. Semua kami kupas tuntas hingga tidak menyangka sudah larut malam. Namun tak sedikitpun mata ini lelah untuk menikmati malam. Serasa banyangan-banyangan itu menggetayangi pikiran saya. Semua terlintas begitu saja tanpa disengaja. Saya sendiri tidak ingin terlalu mendramatisir keadaan. Karena bagi saya, itu tidaklah maco.
Yap, setiap lelaki ingin menampakkan jati dirinya. Ini dia “saya”. Mengeluarkan segala macam cara untuk meraih dan mendapatkan hatinya. Ingin membuatnya kagum dan terpesona dengan gaya yang menarik dan nyentrik. Walau kadang itu mempermalukan diri sendiri.
Dan inti dari perbincangan ringan dan santai itu adalah sekuat apapun seseorang, ketika berurusan dengan hati, maka dia akan kalah. Perasaan akan mengalahkan logika walau sudah kita latih bertahun-tahun lamanya. Karena rasa tidak bisa dinalar dan diperkirakan. Semuanya datang begitu saja tanpa diundang. Dan ketika itu datang, maka akan memeriahkan situasi dan keadaan atau malah merusak semuanya sekaligus.
Waktu sudah menjelang tahajud, namun masih belum bisa menutup mata. Ingin sekali rasanya terus ngobrol dan berbicara. Walau sebenarnya keadaan nampak sederhana. Dan solusinya juga sudah tahu bagaimana. Namun, aksi itu tidaklah semudah membuka mata. Bahkan kadang logika pun tak sampai untuk menalar setiap kejadian yang ada. Allahumusta’an.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”