Oversharing di Kala Pandemi yang Tidak Berkesudahan

Penulis: Haura Shafiyyah, Nadia Salsabila, Muhammad Agung Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala

Hampir dua tahun berlalu, tetapi pandemi Covid-19 masih terus menggemparkan dunia. Saat ini seluruh umat manusia sedang dihadapkan dengan kekhawatiran akan keberlangsungan hidup mereka. Sedikit mengulik mengenai Covid-19, Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan pandemi yang diakibatkan oleh infeksi virus Corona dimana ditemukan pertama kali di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menyebar sangat cepat ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Advertisement

Di masa Pandemi Covid-19 seperti ini, banyak orang menghabiskan waktu untuk berselancar di media sosial karena harus mengurangi aktivitas di luar rumah guna mencegah penyebaran dari Covid-19 ini.  Scrolling di media sosial kini pun menjadi hal wajib bagi kebanyakan orang. Bahkan banyak orang-orang yang sudah kecanduan media sosial sampai melakukan oversharing di media sosial.

Oversharing sendiri merupakan suatu kegiatan mengumbar informasi pribadi secara berlebihan dan kebanyakan dilakukan di berbagai platform media sosial. Tak jarang, ada orang yang dengan terang-terangan mengungkapkan identitas pribadinya di media sosial. Jika ditinjau dari teori Hierarchy of Needs milik Abraham Maslow, kebutuhan seseorang akan media sosial hampir menjadi psychologycal needs karena di masa seperti ini orang-orang tidak bisa jauh lagi dengan yang namanya internet dan media sosial.

Banyak orang tidak menyadari bahwa keadaan ini dapat mengganggu Safety Needs mereka, dimana jika mereka terus-terusan oversharing mengenai identitas mereka di media sosial tidak menutup kemungkinan adanya oknum-oknum jahil yang akan menyalahgunakan data pribadi milik seseorang.

Advertisement

Covid-19 membuat semua umat manusia tidak bisa keluar hanya untuk bertemu dengan teman maupun jalan-jalan. Berjalannya waktu, mereka mulai merasa bosan dan melampiaskan pada ponsel yang didalamnya banyak aplikasi media sosial. Sehingga tanpa mereka sadari, mereka mulai curhat, menceritakan tentang dirinya dan juga aibnya. Perilaku tersebut adalah oversharing yang menurut Griffiths (2013) dalamkajiannya  menunjukkan bahwa perilaku oversharing di media  sosial  sama seperti barang-barang lainnya yang menimbulkan efek adiktif, sehingga untuk terapinya harus menggunakan pendekatan biologis, psikologis, dan sosial.

Namun, terkadang kita secara tidak sadar akan terus melakukan perilaku oversharing, sehingga terjadinya efek (dampak) dari perilaku tersebut. Adapun beberapa dampak perilaku oversharing yaitu sebagai berikut :

Advertisement


  • Merasa takut akan kehilangan

Ketika kita takut akan kehilangan pengakuan dan perhatian dari orang lain, kita akan meningkatkan perilaku oversharing dan terkadang kita membuat identitas baru demi mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain.


  • Dapat memicu terjadinya perundungan di dunia maya (cyberbullying)

Cyberbullying sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, karena sudah banyak dari mereka yang menjadi korban. Penyebab dari cyberbullying karena oversharing yang dilakukan oleh korban.


  • Perbandingan yang membuat harga diri turun

Perilaku oversharing dapat menyebabkan harga diri pelaku menjadi turun akibat dari ia membandingkan dirinya dengan orang lain. Seperti ia melihat seseorang dengan kekayaan yang banyak sehingga membuat diri merasa tidak dihargai.


  • Terbuka kesempatan tindakan kriminal

Perilaku oversharing dapat memicu pecurian data pribadi seseorang yang dapat disalahgunakan untuk menipu orang dan mengakses dokumen-dokumen rahasia.



Referensi:

Hanif. (2020). Perilaku Oversharing di Media Sosial: Ancaman atau Peluang. Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi. Volume 25 No. 2. Juli 2020.

Muhyiddin. (2020). Covid-19, New Normal dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia. The Indonesian Journal of Development Planning 240 Volume IV No. 2. Juni 2020.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE