Pada Senja yang Tak Pernah Terbenam

Rinduku yang selalu berarah kepadamu

Senja,

Advertisement

Terima kasih akan waktumu yang sebentar tetapi begitu indah.

Terima kasih atas kenangan kenangan manis yang kau berikan.

Terima kasih sudah membuat hidupku lebih berwarna.

Advertisement

Mungkin kehadiranmu begitu terlambat, tapi pertemuan kita yang sesaat membuat banyak kenangan indah. Kau mengajakku masuk ke duniamu yang bagiku terasa menyenangkan dan begitu berwarna..

Kamu selalu memberiku kejutan dan perhatian kecil yang bisa membuatku nyaman walaupun sederhana. Celotehan dan olokanmu kepadaku, kesigapanmu dalam membantuku mengatasi masalah-masalahku, aku suka dengan ide-ide spontanmu, juga kebiasaan mengajakku bermain ke tempat yang memacu adrenalin.

Advertisement

Aku selalu terkesan dengan pertemuan-pertemuan kita karena kau selalu bilang “aku mau semua pertemuan kita indah dan berkesan” .

Dengan waktu pertemuan kita yang tebatas, kamu selalu berusaha keras dalam setiap pertemuan kita; merelakan jam istirahatmu berkurang demi bisa menghabiskan waktu bersama. Kau selalu mengajakku ke tempat tempat indah yang bahkan jika menjadi kenangan pun rasanya aku tidak sanggup datang ke tempat itu lagi karena kenangan bersamamu terlalu indah dan aku tidak mau itu terganti.

Engkau menyukai gunung, maka dari itu kau sering mengajakku melihat ciptakan Tuhan yang agung. Favoritmu mengajakku duduk di atas bukit paralayang sambil bercengkerama hangat melawan angin dingin.  Moment yang tak terlupakan adalah 16,5 jam berharga saat engkau mengajakku ke Gunung Bromo sebagai kado ulang tahun ku. Ya, dan itu jadi kado ulang tahun paling indah di hidupku.

Aku tidak mengerti ini salah atau benar karena aku menyukaimu, walaupun aku sudah berkomitmen dengan orang lain yang datang lebih dulu. Aku juga tidak akan menyalahkan waktu karena kita dipertemukan terlambat. Tetapi denganmu aku sangat bersyukur bisa membuat banyak kenangan indah.

Aku sangat bersyukur bisa sempat mengenalmu, lelaki baik yang mempunyai jiwa bebas dan pemberani. Terima kasih atas pengorbananmu, waktu dan perhatianmu, walaupun engkau selalu berkata “aku tidak pernah berkorban, karena cinta itu tidak berkorban, tetapi ikhlas”.

Aku menyadari bahwa ini semua adalah salahku, semua kedekatan kita adalah salahku yang dengan sadar mengajakmu masuk ke wilayahku yang sudah sangat jelas pintuku harusnya tertutup. Aku sungguh meminta maaf. Aku berharap kita masih bisa berteman di hari-hari selanjutnya . Maafkan semua keegoisanku ini. Engkau sudah menjadi salah satu bagian hidupku yang akan ku simpan rapat dan tak pernah ku hapus. Biarlah aku tetap memiliki cinta ini, walaupun kini kau sudah tak bisa ku rengkuh lagi. Biarlah ini menjadi rahasia ku dengan Tuhan seberapa besar aku mencintaimu dan selalu mendoakanmu.

Jujur masih banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu,  rencana- rencana indah yang sudah kita rencanakan dulu, mengunjungi tempat tempat indah sesuai dengan impianku, kini hanya sesak yang kurasa jika mengingat itu. Jika percaya ada kehidupan selanjutnya, aku akan berdoa dan berharap bahwa kita bisa di pertemukan lebih cepat.

Kini aku pun juga mulai harus bisa mengarahkan rindu ini, karena sekarang rindu ini sudah tak punya pemiliknya lagi. Isak tangisku yang merindukanmu kini sudah tak berguna, karena kau sudah menutup semuanya.  Layaknya senja, walau sebentar kau begitu indah dan berkesan.

Terima kasih senja, atas waktumu. Engkau begitu berarti. Aku menyayangimu. Selalu.

"Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa." – Sujiwo Tejo

 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Selalu merindukan senja baik di kala fajar maupun gelap.

CLOSE