Pedagang Harus Berputar Otak dalam Menghadapi Covid-19

Covid-19 telah membuat berbagai persoalan yang muncul di negara kita Indonesia. Covid-19 yang diklaim berasal dari Wuhan, Cina hingga menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia yang tidak luput darinya. Dampak perdagangan juga beraneka ragam dari mulai usaha ditutup hingga para pegawai di PHK.

Advertisement

Dampak perdagangan yang terhambat karena adanya Virus Covid-19 menurut Kepala Badan Pusat Statistik belum ada dampak signifikan terhadap pandemi Virus Covid-19, namun saya melihat sampai dengan akhir 2020 Pandemi Covid-19 berdampak sangat signifikan terhadap perdagangan di Indonesia, salah satu contohnya banyaknya perusahaan yang tutup dan melakukan PHK masal terhadap karyawannya karena tidak mampu membayar gaji karyawan karen turunnya omzet penjualan perusahan-perusahaan tersebut akibat adanya pandemi Covid-19 ini dan paling menyedihkan adalah ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97% saja dikarenakan adanya pandemi Covid-19.

Untuk menangani hal itu karena pedagang banyak yang mengalihkan dagangannya melalui online shop (Olshop). 

"Saya coba memutar otak untuk mulai jualan online dan belajar jualan dari teman saya. Alhamdulillah lumayan, ada hasilnya. Karena dagangan saya dipasar sepi, dan kebutuhan keluarga harus terus berjalan". kata Rina pelaku pedang pasar yang buka lapak ke online shop.

Advertisement

Dengan berjualan online, Rina mengaku terbantu untuk menambal kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga. Apalagi selain lapak jualannya dibatasi waktu jualan, sepi pembeli dan omset menurun drastis.

Pemerintah berusaha sekuat tenaga menangani masalah ini dengan membantu masyarakat yang ekonominya terdampak pandemi COVID-19. Berbagai bantuan disalurkan melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Total anggaran PEN mencapai Rp 695,2 triliun.

Advertisement

Bantuan yang disalurkan secara merata berharap agar pelaku masyarakat terdorong untuk membuka peluang dan pengembangan usaha. melalui PEN, UMKM terus didorong untuk berkembang dengan strategi yang tentu pada prakteknya menimbang berbagai hal terkait pandemi.

Olshop sangat membutuhkan platfrom digital. Ini membuat pelaku dagang agaknya kesulitan bagi para gagap teknologi.  Reni mengaku jika ia harus belajar tentang platform di digital ini dengan panduan YouTube. Karena Reni memasarkan berdagangannya hanya dilakukan secara manual dengan membuka toko di pasar.

"Dengan berjualan online, arus keuangan usaha sedikit demi sedikit mulai pulih. Untuk penjualan empat bulan sudah ada peningkatan. Meski belum normal kayak dulu. Sekarang minimal penjualan sudah ada. Walau masih minus, tapi masih ada pemasukan, Ujar Reni.

Banyak faktor-faktor penggerak ekonomi digital salah satunya pandemi Covid-19. Peluang bisnis online yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha, termasuk masyarakat umum, yang penting memperhatikan perlu di pelajari lebih detail terkait pengembangan usaha dalam olshop.

Bisnis olshop cukup menjanjikan saat pandemi namun kita harus tetap berinovasi guna meningkatkan daya jual serta bertahan dari krisis ekonomi di dunia termasuk di Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE