Pembeli Adalah Raja Bukan Berarti Bisa Berlaku Semaunya dan Seenaknya Kepada si Penjual

Memang istilah Pembeli Adalah Raja menjadi prinsip bagi para penjual di mana pun. Tapi sering dari pihak pembeli malah menyalahgunakan istilah itu.

Setiap usaha bisnis pasti memiliki prinsip dan aturannya masing-masing. Prinsip yang yang paling banyak diterapkan salah satunya dengan adanya istilah “Pembeli adalah raja”, yang ditujukan kepada para pelanggan, entah itu kepada anak presiden, guru, tukang becak sekalipun.

Bagi penjual semua pembeli memiliki kesamaan hak yaitu dengan pelayanan yang sesuai. Penting memang, karena tujuan pihak penjual ya berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembeli. Pun sebaliknya, pembeli juga ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dari penjual. Namun, tidak sedikit dari para pembeli yang justru menyalahgunakan istilah tersebut.

Tidak ada yang salah dari istilah itu, hanya saja bagaimana penjual dan pembeli saling memahami. Lagipula, bukan berarti dengan istilah itu tidak boleh ada kesalahan sedikitpun dalam setiap pelayanan. Ya karena setiap pekerjaan pasti ada kendala dan resiko masing-masing.

Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, banyak sekali pengusaha yang mengarahkan bisnis mereka menjadi online shop. Hal inilah yang memicu adanya kategori karyawan baru seperti kurir. Tentu, online shop seperti ini memiliki lebih banyak resiko.

Salah satu contoh ketika sang distributor menjalankan tugasnya di mana ia harus mengantarkan barang pesanan dari penjual ke pembeli, lalu ia tertimpa musibah di tengah jalan yang membuat barang tersebut rusak. Tiba di tempat tujuan, sang pelanggan malah langsung ngomel-ngomel tanpa peduli dengan keselamatan kurir. Ada yang seperti itu? Ya banyak. Meski barang pesanan kita rusak, setidaknya kita sebagai pembeli juga memiliki rasa kemanusiaan jika kurir mengalami kecelakaan. Karena kita juga tidak pernah tau kapan datangnya musibah.

It is okay jika pelayanan dari penjual terdapat kekurangan atau kesalahan yang itu memang tidak disengaja lalu si pembeli merasa kecewa. Tapi, bukan berarti kita yang sebagai pembeli bisa semena-mena nyolot tanpa menerima penjelasan dari pihak penjual, apalagi menegaskan bahwa pembeli adalah raja. Mereka para penjual tahu itu, bahkan mungkin telah menjadi prinsip mereka. Hal penting dari suatu kasus seperti ini adalah pihak pembeli dinmana mereka diharapkan mampu bersabar dan menghargai pelayanan dari si penjual.

Masih banyak lagi kasus yang lebih parah daripada ini. Banyak pelanggan atau pembeli yang berlaku seenaknya pada pihak penjual. Miris memang jika perlakuan pembeli seperti ini. Tapi setiap manusia bisa jadi pembeli maka tak heran jika ada karakter yang kurang bisa memahami, yang hanya membesarkan ego kepuasan bagi diri mereka sendiri. Di sini masing-masing pihak harus saling mengerti. Penjual mengusahakan pelayanan semaksimal mungkin dan pembeli menghargai pelayanan yang didapatkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini