Pengalaman Pertama Nonton Bioskop Sendirian, Ternyata Tidak Aneh dan Asyik, Kok!

Jangan keburu merasa dianggap aneh dulu, nonton sendirian malah mengasyikkan loh!

Entah kenapa, nonton di bioskop sendirian itu kok kesannya seperti sebuah kegiatan yang aneh dan tidak lazim ya dilakukan orang-orang? Rasanya kalau ke bioskop itu ya harus bareng temen atau keluarga, menikmati film yang ditonton bersama-sama, apalagi karena ruangan bioskop itu di desain untuk banyak orang, masa iya nontonnya harus sendiri?

Advertisement

Padahal nonton di bioskop sendiri itu tidak seburuk yang dibayangkan loh! Bisa fokus menikmati film sendirian itu asyik saja loh ternyata. Tidak aneh, dan malah bukan pengalaman yang buruk seperti yang dibayangkan orang-orang. Kali ini aku akan menceritakan pengalaman pertamaku nonton film di bioskop, sendirian.

Mungkin diawali dengan background story-nya dulu kenapa bisa nonton sendirian. Dulu sewaktu masih SMP, aku dan teman-temanku punya ‘tradisi-tradisian’ kalau ada yang sedang ulang tahun, yang lain akan ditraktir makan atau jalan-jalan. Tapi, karena saat SMA kami sekolahnya sudah terpisah, agak sulit untuk melanjutkan ‘tradisi’ itu tadi. Dan pengalamanku ini terjadi saat ulang tahunku yang ke 16-tahun, alias waktu baru masuk SMA.

Padahal sudah beberapa bulan sebelumnya aku menabung untuk bisa menraktir teman-temanku itu. Namun ketika sudah di hari-H, mereka baru ngabarin kalau tidak bisa ikut. Lucunya, sebelum tahu itu, aku sudah keburu keluar rumah dan ijin ke orang tua dengan bilang biasa, traktir ultah-an.

Advertisement

Sudah terlanjur di luar rumah, baru tahu kalau cuma sendirian doang, malu rasanya kalau langsung balik ke rumah gitu saja. Akhirnya aku memutuskan pergi jalan-jalan sendiri ke salah satu mal di kotaku. Lagian uang yang sudah kutabung ini sayang kalau tidak dihabiskan, bodo amat deh sendiriam, begitu yang kupikirkan. Sampai di mal, aku mampir ke bioskop yang ada disana, dan melihat jadwal film apa yang sedang diputar, ternyata ada film The Dark Knight Rises, film Batman trilogy terakhir dari sutradara Christopher Nolan.

Akhirnya kuputuskan untuk nonton film itu, sendirian. Setelah membeli tiket, mulai dari saat inilah, aku merasa menjadi salah satu orang yang aneh, dan isi kepalaku malah nge-judge kalau aku sedang di-judge orang-orang sekitar.

Advertisement

Di ruang tunggu saja, semuanya duduk dengan berkumpul atau ada temannya masing-masing. Sedangkan aku hanya duduk sendirian, melihat-lihat hape (yang pada saat itu juga bukan hape smartphone dengan berbagai aplikasi seperti sekarang), atau berkeliling melihat poster film coming soon. Lagi-lagi, hal-hal yang kulakukan di ruang tunggu sendirian ini tentu saja dengan anggapan bahwa orang-orang sekitar sedang nge-judge aku sebagai orang aneh yang nonton bioskop sendirian.


Lah dia ngapain sendirian dah?

Aneh banget dia keliling sendirian di bioskop kaya gak punya temen

Ngapain dia kaya orang gak jelas gitu duduk sendirian?


Adalah beberapa contoh dari apa yang kubayangkan orang-orang pikirkan ketika melihat aku sendirian. Padahal kan banyak orang-orang yang menunggu di ruang tunggu sendirian.

Lalu pintu theater-nya dibuka, akhirnya aku masuk bersama sekumpulan orang yang juga ikut nonton film itu. Aku memilih seat B paling ujung luar tepat di sebelah tangga. Tujuannya sih kalau nanti ternyata harus merasa awkward duduk sebelahan dengan orang tidak dikenal, setidaknya hanya satu sisi saja, sisi sebelahnya ya tangga.

Ternyata benar saja, dua orang disebelahku adalah cowok-cewek, yang kalau kutebak-tebak sih sepertinya berpacaran. Sudah kebayang tuh bakal merasa se-awkward apa sepanjang film, lagi kepalaku mulai nge-judge kalau aku di­-judge sama dua orang di sebelahku ini, terutama si cowok yang persis di sebelah kiriku.

Film pun dimulai, awal-awal masih dengan perasan tidak tenang kalau aku ini dianggap aneh karena nonton sendirian. Tapi pelan-pelan mulai menikmati filmnya saat sudah menuju pertengahan cerita. Ternyata asyik-asyik saja, sebagai penggemar film action, aku pun ya akhirnya ‘kelepasan’ excited dengan momen-momen film.

Tapi bedanya, karena sendirian, momen-momen film ini jadi semakin kerasa.Tidak ada tuh temen di sebelah yang kadang tiba-tiba bertanya,


Dia ngomong apa barusan?

Ini kenapa bisa jadi kaya gini ceritanya?

Itu maksud jokes-nya apaan?


Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Kadang ketika lagi asik nonton film terus tiba-tiba ditanya-tanya temen di sebelah seperti itu, malah kesel karena gabisa fokus nonton dan harus menjawab satu-satu tuh.

Nah, si cowok di sebelahku ini, terlihat seperti excited juga dengan film ini. Bisa kunilai dari gestur-gestur dia selama menonton yang sepertinya sama denganku. Kalau ceritanya menegangkan dia juga beranjak dari senderan, kadang sesekali berbisik uuuhh ketika adegannya terlihat menyakitkan, bahkan kami berdua sama-sama berteriak wuhuu!! ketika si Batman muncul di adegan klimaksnya. Berbeda dengan cewek yang nemenin cowok ini tadi, kalau kutebak-tebak sepertinya si mba ini tidak begitu tertarik dengan film ini.

Ketika film selesai, sambil menunggu credit scene selesai dan menunggu tangga sudah tidak rame dan menumpuk, si cowok sebelahku ini malah ngajak ngobrol aku


Itu tadi maksud adegan terakhirnya gimana ya bro? Si Alfrednya imajinasi kalo Bruce Waynenya disitu?

Mungkin Bruce Wayne masih hidup, tapi Batman dibuat seolah-olah mati – jawabku.


Dan akhirnya kami sempet ngobrol singkat yang asyik dengan mendiskusikan adegan-adegan di film itu tadi.

Ada banyak kesamaan yang kami rasakan dalam beberapa adegan film itu tadi. Sedangkan si cewek kulihat sedang main hapenya. Aku berasumssi kalau si cowok ini sudah tidak tahan mau ungkapin kekaguman serta diskusikan film ini, tapi si cewek terlihat kurang tertarik. Jadinya ngobrol sama aku yang sendirian di sebelahnya. Kami ngobrol-ngobrol pun tidak yang sampai kenalan nama atau bahkan melanjutkan hingga keluar bioskop, benar-benar hanya diskusi singkat disaat itu saja.

Akhirnya aku sudah berubah pikiran tentang menonton film di bioskop sendirian. Sejak saat itu, aku sendiri merasa tidak masalah nonton di bioskop sendirian, terutama untuk film-film yang memang kutunggu dan aku ingin terhindar dari spoiler. Asyik dan menyenangkan kok, menyenangkan banget malah. Tidak diganggu teman yang bertanya-tanya di tengah film, tapi di akhir malah nemu orang asing yang bisa diajak diskusi film itu tadi secara singkat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Si ekstrovert yang kadang kebanyakan mikir, kadang jarang mikir.

CLOSE