Pengaruh Keluarga dalam Pembentukan Konsep Diri Anak

Keluarga adalah pihak pertama yang membentuk konsep diri anak.

Jika anda disuruh mendreskripsikan diri anda dalam satu kata, maka kata apa yang akan anda pilih? Bisakah anda menentukan kata apa yang sesuai dengan diri anda? Dan apakah anda mengakui dan menerima diri anda sendiri? Banyak sebagian dari kita yang belum menyadari bahwa konsep diri itu bukan hal yang bersifat statis, melainkan dapat berubah-ubah. Apasih konsep diri itu? Konsep diri merupakan suatu cara pandang diri manusia dengan melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Menurut (Gergen,1971) konsep diri itu seperti mereka bertanya pada diri sendiri apa itu diri dan mengartikulasikannya konstruksi konsep diri (bagaimana Anda berpikir tentang diri sendiri) dan harga diri (bagaimana perasaan Anda tentang diri sendiri).

Advertisement

Seiring berjalannya waktu, maka perspektif kita mengenai diri kita sendiri juga akan berubah. Misal, persepsi diri anda waktu berumur 10 tahun yaitu anda memandang diri anda sebagai orang yang pemalas dan tidak menyukai tantangan. Lalu saat anda berumur 20 tahun, anda mulai memandang diri anda sebagai orang yang lebih rajin dan sangat menyukai tantangan. Maka, dapat kita simpulkan bahwa konsep diri cenderung dapat berubah dari tahun ke tahun. 

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Salah satu pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan atau perubahan konsep diri adalah komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Apabila kita hubungkan dengan contoh diatas maka bisa saja perubahan konsep diri itu terjadi karena anda sudah berinteraksi dengan orang baru dan mendapatkan motivasi dari lingkungan tersebut. Jadi, bagaimana kita dapat mengenal konsep diri kita sendiri itu sebagian besar berdasarkan dari interaksi orang lain.

George Herbert Mead (1934) mengatakan bahwa kita mengembangkan konsep diri dengan cara menginternalisasikan dua tipe perspektif yang disampaikan pada kita, yaitu: perspektif dari orang terdekat dan perspektif dari orang lain pada umumnya. Dari kita kecil, kita selalu diajarkan oleh keluarga kita tentang bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Cara kita belajar untuk mengetahui bagaimana pandangan dan perspektif orang lain mengenai kita, biasanya dimulai dari orang terdekat yaitu keluarga dan disinilah awal konsep diri kita terbentuk.

Advertisement

Secara umum, anggota keluarga seperti ayah, ibu, dan saudara kandung adalah orang pertama yang memberikan pengaruh tentang bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri. Namun,  berbeda dengan negara lain yang kebudayaan nya biasa hidup dengan keluarga besar yang diluar keluarga inti. Gaines (1995) mengatakan apabila anak yang tumbuh di dalam keluarga besar akan memiliki lebih banyak orang yang mempengaruhi cara pandangnya. 

Orang tua biasanya mengkomunikasikan penilaiannya dengan berbagai cara, seperti contohnya ada orang tua yang mengatakan langsung kepada anaknya tentang sangat berharga dan spesial nya anak tersebut di mata orang tuanya. Penilaian atau pandangan orang tua tersebut lah yang akan membuat anak menilai dirinya itu berharga dan sangat dicintai oleh orang tuanya. Sebaliknya, apabila orang tua tersebut menilai anaknya nakal dan tidak berguna, maka akan menjadikan anak tersebut mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Maka dari itu orang tua mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam pembentukan konsep diri anak.

Advertisement

Penilaian langsung yang berasal dari orang terdekat seperti keluarga dapat memicu atau malah merusak cara pandang anak tersebut terhadap dirinya sendiri. Maka dari itu, memberikan respons positif berupa pujian maupun dukungan merupakan hal yang penting pada saat anak telah mencapai sesuatu. Misal, anak tersebut mendapat ranking 1 dikelasnya, maka anak tersebut otomatis akan merasa bangga dengan kemampuannya tersebut. Namun, hal itu juga harus didukung oleh pengakuan atau reaksi positif dari orang terdekatnya. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan antusiasme pada diri anak tersebut. Apabila sebaliknya, jika pencapaian yang telah di capai anak tersebut tidak di apresiasi maka anak tersebut cenderung tidak akan meningkatkan dan mempertahankan kemampuannya lebih jauh lagi.

Anggota keluarga mempunyai pengaruh atau peran yang berbeda – beda dalam pembentukan konsep diri pada anak. Kita sering menganggap sosok ibu lebih mempunyai peran penting dibandingkan dengan peran ayah. Padahal, peran ibu tidak akan lengkap jika tidak dibarengi dengan peran ayah. Menurut (Bianchi, Robinson, dan Milkie, 2006) ayah mempunyai peran yang cukup penting meskipun peran tersebut berbeda dengan peran ibu. Ayah biasanya mempunyai peran untuk menanamkan sikap untuk berani menghadapi suatu masalah, untuk selalu percaya pada diri sendiri, bersifat mandiri, dan mengajarkan suatu hal yang dapat menjadi bekal untuk masa depannya. 

Peran seorang ayah juga biasanya melatih dan merangsang kekuatan fisik anak nya dengan cara bergelut misalnya. Sedangkan seorang ibu biasanya mempunyai peran seperti membangun emosi anak dengan rasa penerimaan terhadap diri sendiri, mengajarkan anak untuk lebih peduli terhadap sesama, memberi motivasi melalui perasaan keibuan lainnya. Para peneliti telah mempelajari interaksi antara orangtua dengan anak dan mendapatkan kesimpulan bahwa ayah dan ibu secara spesifik mempunyai kontribusi dan pengaruh yang cukup unik terhadap pembentukan harga diri atau konsep diri anak (Galvin, 2006; Popenoe, 1996; Stacey, 1996.). Para peneliti tersebut sepakat bahwa peran ayah dan ibu mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam perkembangan seorang anak.

Orangtua menggunakan gaya kelekatan dalam berkomunikasi dengan anak. Gaya kelekatan tersebut merupakan pola pengasuhan yang biasany diajarkan orangtua kepada anak untuk dapat mengenali diri sendiri dan lingkungan sekitarnya serta sekaligus belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Gaya kelekatan tersebut dipelajari oleh manusia pada hubungan interpersonal sewaktu masih kecil (John Bowlby, 1998). 

Pada masa di hubungan tersebut, orangtua mulai mengajari mengenai berbagai pandangan mereka. Mulai dari pandangan orangtua terhadap anaknya, pandangan terhadap orang lain hingga pandangan mereka terhadap hubungan sosial. Dan sebagian besar anak umumnya pertama kali membentuk interaksi yaitu dengan seorang ibu. Mengapa demikian? Karena biasanya seorang ibu yang merawat pertama kali anaknya yaitu seperti menyusui, menggantikan popok, memandikan bayi, dll. Interaksi pertama tersebut dipercaya memiliki peranan penting dalam membentuk pandangan anak mengenai hubungan yang akan dijalani selanjutnya. Interaksi atau ikatan psikologis pertama ini akan membentuk persepsi anak terhadap rasa nyaman dan aman ketika berinteraksi dengan orang lain (Buzzer & Candle, 2008).

Nah, setelah kita mengetahui mengenai konsep diri dan pengaruh orangtua di dalamnya, yuk kita sama – sama berusaha untuk menciptakan dan membentuk konsep diri yang positif bagi anak dari sekarang dengan cara memberikan reaksi serta pandangan positif kepada anak, agar nantinya anak tersebut mempunyai pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri.

Source

Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika

Lane, Shelley. D (2016). Interpersonal Communication: Competence and Contexts

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE