Pentingnya Bagi Pelajar Menjaga Kestabilan Mental Saat Belajar Daring

Mental awareness

Mulanya pada tanggal 18 Maret 2020 beberapa institusi pendidikan menyampaikan untuk mengganti proses pembelajaran kuliah selama dua minggu, namun kini sudah terhitung 8 bulan lebih hampir seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia melakukan pembelajaran secara daring sebagai kebijakan setiap sekolah dan perguruan tinggi untuk memutus rantai penularan COVID-19.

Advertisement

Kerap ditemukan kegembiraan tersebar baik melalui ungkapan ekspresi di sosial media, juga ketenangan yang dirasakan dalam diri mengingat menyeramkannya situasi kala itu. Habisnya masker dimana-mana, sulitnya mendapatkan sabun cuci tangan dan hand sanitizer, alat pelindung diri yang begitu terbatas bagi para tenaga kesehatan, terutama karena kurang siap dan memahami apa yang sebenarnya perlu dilakukan untuk melindungi diri bagi masyarakat bahkan pihak resmi pemerintah dan tenaga kesehatan Indonesia. 

Dua minggu pertama hingga dua bulan pertama, keadaan yang tak kunjung memiliki titik terang masih dapat dikontrol secara mental. Namun seiring lamanya waktu menghabiskan seluruh aktifitas di rumah, kekhawatiran akan keamanan sekitar, minimnya kontak sosial juga kontak fisik tentu memberikan dampak yang signifikan bagi mental pelajar dan mahasiswa.

Ditambah sulitnya akses untuk mendapatkan pertolongan dukungan moral secara langsung baik dari kerabat sebaya hingga praktisi professional dibidang psikis. Selain itu, muncul sejumlah keluhan akan sulitnya menjaga keproduktivitasan dalam diri ketika dirumah, ditambah tugas yang tak kunjung usai  dan sulitnya menyerap materi hanya melalui tampilan layar. Banyak para siswa yang merasakan keluhan yang sama sebagaimana banyaknya tweets yang berisikan hal yang sama menggunakan keyword “pusing daring”.

Advertisement

Tanpa disadari, memaksakan untuk tetap tegar disituasi pandemi ini dan bekerja tanpa kenal waktu dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan mental seperti stress, panik, bahkan depresi. Sebagaimana dilakukan penelitian oleh Suryatmaja dan Wulandari, bahwa tingkat rata-rata sejumlah pelajar Indonesia menunjukan 63,64 dimana diinterpretasikan mengalami kecemasan sedang. (

Suryaatmaja & Wulandari, 2020). Untuk melakukan pembelajaran secara daring merupakan solusi yang paling masuk akal dan tepat saat itu, namun seiring waktu banyak para pelajar yang merasa sangat tertekan dengan pembelajaran daring saat ini walau dilain sisi masih banyak pihak masih belum yakin memiliki keberanian untuk mengikuti proses pembelajaran secara tatap muka. Sehingga dalam kurun waktu yang tidak dibatasi para pelajar perlu mulai terbuka dengan upaya untuk menanggulangi juga menghindari kecemasan atau stress yang dapat melanda. 

Advertisement

Mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang sehingga dapat membantu imunitas tubuh yang memiliki kolerasi yang signifikan terhadap kestabilan mental. Kemudian dengan tetap berolahraga walau tidak sebebas dan seaman dulu, bisa dilakukan jalan 45 menit keliling komplek yang dirasa sepi, atau olahraga dari rumah dengan berbekal video tutorial dari youtube.

Dengan sehatnya kondisi tubuh, secara tidak langsung akan membangun sugesti terhadap diri untuk tidak mengalami gangguan panik akan apakah dirinya terkena virus corona. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kestabilan mental juga dapat berbentuk tidak memforsir diri untuk mengerjakan tugas secara terus menerus, memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat sangatlah penting.

Self rewarding juga dapat menjadi upaya terpenting dan paling memberikan dampak positif yang signifikan, di mana dapat berbentuk afeksi terhadap diri sendiri atau berbentuk barang yang tentu dapat meningkatkan kebahagiaan dalam diri.

Mengeksposur diri terhadap berita secara terus menerus dapat menjadi salah satu upaya untuk terus memiliki informasi terbaru terhadap perkembangan corona saat ini. Namun dengan munculnya rasa resah, khawatir, takut, hingga panik dapat memperburuk situasi dan menjadi salah satu faktor turunnya kestabilan mental.

Sehingga ada baiknya untuk mengontrol dan memfilter informasi yang masuk, demi kebaikan kondisi mental terutama dikala pembelajaran daring seperti ini yang memerlukan usaha dan kekuatan mental yang lebih banyak. 

Sehubung dengan masih belum diperkirakannya kapan wabah corona ini berakhir, bahkan kenaikan kasus di Indonesia pun masih stabil diatas 2000 positif rate perharinya, kemungkinan dibukanya sekolah dan perguruan tinggi masih di awang-awang. Kemungkinan dalam mengerjakan tugas yang terus bertambah, ujian yang sulit, keadaan ekonomi yang menipis, bahkan sosialisasi yang kurang, akan terus ada sampai waktu yang belum ditentukan.

Sehingga ada baiknya untuk mulai memikirkan dan memberikan upaya terbaik pada diri sendiri dalam menjaga kestabilan mental, untuk menyediakan waktu untuk sedih namun tidak terlarut-larut didalamnya, untuk menyediakan waktu untuk memadatkan waktu untuk beraktifitas produktif namun tidak lupa memberikan waktu yang cukup beristirahat dan menghargai diri dengan bentuk makan yang bergizi. Terakhir dan yang paling utama, untuk mengetahui dan sadar bahwa diri kalian sangatlah membanggakan dan patut diapresiasikan atas kekuatannya, untuk tetap hadir didunia ini. 

Suryaatmaja, D. J., & Wulandari, I. S. (2020). Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Sikap Remaja Akibat Pandemik Covid-19. Manuju : Malahayati Noursing Journal, Vol. 2 No. 4. Hal 820-829.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Bina Nusantara

CLOSE