Self Healing dengan Menulis

Saya tidak meminta kalian untuk mulai menulis. Hanya ingin memberi informasi kalau menulis itu bisa menjadi salah satu cara untuk terapi saat kamu sedih, sakit, marah atau emosi apapun yang terjadi. Saya selalu melakukan ini. Lebih murah daripada ke dokter, psikiater, atau meminta nasehat dari teman di kedai kopi. Ke kedai kopi modern pasti mahal juga kan.Ya ini namanya menulis. Sebuah keterampilan literasi setelah membaca. Orang yang banyak membaca belum tentu menulis. Sebaliknya seorang penulis yang produktif terlepas profesional atau amatir. Dipastikan mereka banyak membaca. Ini salah satu keunikan dari penulis.  

Advertisement

Ada banyak hal yang dapat kamu lakukan untuk menyembuhkan diri sendiri. Cara yang saya lakukan, dengan menulis. Saya pikir menulis salah satu alat yang paling independen di dunia ini. Lewat menulis ini, kamu tidak akan diganggu oleh orang lain, kamu tidak butuh pengakuan dari siapapun, kamu tidak perlu mengikuti segudang omong kosong peraturan dan lain-lain. Hanya kamu, pena, dan kertas dan komputer atau laptop. Sebenarnya itu yang dilakukan penulis saat sedih. Kata yang paling kuat adalah jujur, dan kata terbaik adalah yang mengalir. Sangat sederhana, tapi percayalah, hal terberat dari menulis adalah jujur dan mengalir. 

Saya pikir manusia terlalu pemalu untuk jujur dengan perasaan dan emosi mereka sendiri, mereka lebih memilih untuk menyangkal semua itu. Saya tidak tahu kenapa, tanyakan saja pada freud soal ini. Itu kenapa mereka perlu sebuah alat untuk menumpahkan ekspresi sejati mereka. Penulis masih bisa bergaul dengan teman-temannya dengan senyum palsunya. Berpura-pura semua baik-baik saja sementara hati mereka berdarah. Ini yang menarik dari penulis. Mereka tidak menangis, tapi berdarah di kertas. Mereka meledakkan semua emosi terpendam lewat kertas. Kata Hemingway menulis itu duduk dan berdarah-darah di atas mesin tik. Saat ini menulis lebih banyak dilakukan dengan komputer. Tinggal pasang aplikasi pengolah kata dan ketiklah.  

Advertisement

Analogi ini seperti ahli bedah. Untuk menyembuhkan penyakit, si pasien harus di bedah dan prosesnya menyebabkan pendarahan. Sama seperti penulis yang sedih. Dokter butuh alat tajam untuk membedah, dan penulis juga butuh alat yaitu pena dan kertas. Dimana kata sebagai darah yang mengalir di kertas. Yang menarik adalah jahitan bedah akan membekas di tubuh pasien. Sementara goresan kejujuran di kertas menjadi sebuah seni yang selalu kamu ingat selama hidup. Dan ingat, menulis itu gratis kawan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang guru di Sekolah Swasta

Editor

CLOSE