Penurunan Sikap Toleransi di Masyarakat Indonesia

Toleransi di masyarakat

Indonesia mendapatkan namanya sebagai Negara Indonesia yang diakui  karena usaha dari seluruh rakyat Indonesia pada masa itu, semangat persatuan dan kesatuan, dan toleransi akan perbedaan dengan satu tujuan yaitu melawan penjajah untuk mencapai kata merdeka. Masyarakat pada masa itu saling memperkuat semangat, tidak peduli akan perbedaan ras, suku, golongan  serta agama secara bersama-sama tetap memajukan bangsa Indonesia hingga saat ini.

Advertisement

Kenyataanya saat ini, kebanyakan masyarakat tidak lagi memiliki semangat toleransi. Semangat toleransi  yang ada hanya sekedar materi yang didapat saat duduk di bangku Pendidikan tanpa adanya penerapan dalam berkehidupan. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah mayoritas masyarakat kurang memaknai sejarah – sejarah terdahulu dimana semua pergerakan didasarkan oleh semangat toleransi. Selain itu, mayoritas masyarakat kurang memiliki rasa kebersamaan dan saling memiliki terhadap sesama, serta tidak menjadikan Pancasila sebagai dasar hidup, pedoman dalam berkehidupan sehingga muncul rasa ego dalam memenuhi kebutuhan sendiri atau suatu kelompok tanpa memperdulikan eksistensi orang lain.

Tidak sedikit masalah-masalah intoleransi yang muncul di media cetak maupun media sosial yang merusak nilai toleransi yang sebenarnya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mulai dari masalah intoleransi ras hingga agama. Sebagai Contoh, pada bulan februari tahun lalu, Pura di Lumajang dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab, seorang kiai di Lamongan diserang oleh orang tak dikenal, dan baru – baru ini, warga di daerah Bekasi menolak pembangunan Pura yang diikuti ancaman. Contoh lain yang pernah terjadi ialah konflik Sampit yang melibatkan etnis Madura dan Dayak, konflik Poso yang melibatkan aparat, konflik antara terosis dengan masyarakat, dan masih banyak konflik – konflik yang belum disebutkan diatas dan tidak dinampakkan oleh media.

Menurut pengertiannya, toleransi secara Bahasa dari Bahasa latin “tolerare”, toleransi merupakan sikap menahan diri atau sabar. Menurut W.J.S. Poerwadarminta, salah satu tokoh sastrawan, toleransi merupakan sikap menenggang berupa menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat atau pandangan yang berbeda. Dalam hal ini seseorang harus menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan pendiriannya. Secara terseirat. W.J.S. Poerwadarminta menegaskan bahwa setiap individu memiliki pandangan  yang berbeda, hal tersebut yang harus dihargai. Jika dikaitkan dengan Bahasa arab, toleransi sepadan dengan kata tasamuh yang berarti mengizinkan atau juga bisa diartikan saling memudahkan. Dapat diartikan toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati ideologi atau keyakinan suatu individu atau kelompok dengan membiarkan hal tersebut atau ikut berkontribusi di dalamnya.

Advertisement

Manfaat yang dapat diambil dari dikap toleransi dapat menghindari perpecahan, meingkatkan rasa persaudaraan, memperat hubungan sesama, dapat mengendalikan sikap egois, memperkuat iman, dapat menyelesaikan masalah dengan musyawarah, menimbulkan rasa cinta tanah air, dapat memersatukan pebedaan, dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling memiliki.

Toleransi dapat dimulai dari hal – hal kecil seperti menyelesaikan suatu perbedaan dengan musyawarah, menghargai agama lain saat sedang beribadah dengan tidak mengganggu, ikut membantu seperti seseorang yang beragamam non-muslim membantu seorang muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa dengan memberikan takjil, dan contoh lain yang dapat meningkatkan sikap toleransi.

Sebagai masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti, sudah seharusnya kita menjunjung tinggi nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dimana nilai – nilai tersebut menghargai dan menghormati adanya perbedaan dalam ideologi maupun keyakinan dalam berkehidupan. Dengan mengamalkan nilai -nilai tersebut, tidak ada lagi masalah atau konflik yang timbul karena perbedaan perbedaan ras, suku budaya, serta agama, tidak ada lagi dominasi suatu kelompok di atas kelompok lainnya, tidak ada lagi masalah atau konflik yang dapat membahayakan kehidupan bermasyarakat. Dengan menanamkan nilai tersebut itu berarti kita telah ikut berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE