Perasaan Insecure, Apakah Menjadi Pertanda Awal Gejala Depresi?

Perasaan cemas dan tidak percaya diri

Pada era masyarakat digital, peran media sosial sangat berpengaruh dalam membentuk pemikiran individu saat ini. Munculnya masyarakat digital, ketika terjadi interaksi antar individu yang tidak terbatas ruang dan waktu. Terlebih pada masa pandemi ini masyarakat lebih aktif pada media sosial karena kebijakan pemerintah yang mewajibkan bagi masyarakat untuk tetap di rumah dengan mengalihkan segala pekerjaannya melalui media sosial. Namun, keadaan ini tidak dapat dibiarkan terus berjalan karena akan muncul dampak negatif bagi pemakai yang tidak bertanggung jawab. Dilansir dari suara.com, bahwasannya pada tahun lalu, penyanyi aktris asal Korea Selatan yaitu Choi Jin-ri atau dikenal Sulli meninggal karena depresi, kematian artis cantik tersebut sangat viral dan menggemparkan para fans di seluruh dunia. Setelah melakukan penelitian terkait penyebab kematian Sulli ialah perasaan insecure terhadap komentar netizen yang konsisten pada media sosialnya sehingga Sulli merasa depresi dan mengganggu mentalnya. Dari wacana tersebut dapat digarisbawahi pada kata insecure, banyak masyarakat terutama pada kaum perempuan menjadikan kata ini sebagai bahan lelucon semata atau merendahkan diri di hadapan teman sebayanya dengan istilah lain “merendah untuk meroket”. Namun sebenarnya apakah perasaan  insecure benar-benar berpengaruh pada diri seseorang? Atau sebatas kata viral yang digunakan kaum hawa dalam bercakap ketika ada sebuah postingan di media sosial yang melebihi dirinya?

Advertisement

Setiap orang memiliki hak kebebasan dalam berekspresi, berpendapat, dan berperilaku. Tetapi hal kebebasan ini seolah hilang ketika di situs media sosial terdapat suatu unggahan yang tidak sejalan dengan pemikiran para penggunanya. Padahal di media sosial tidak ada aturan dalam mengeskpresikan diri seseorang selama tidak melanggar nilai masyarakat, yang membuat para netizen merasa unggahan tersebut tidak pantas untuk diperlihatkan kepada publik sehingga mereka mengirimkan komentar dengan kata yang tidak pantas, kasar maupun tercela. Kejadian ini pula dapat membuat posisi seorang yang dalam lingkaran komentar netizen menjadi insecure

Pada dasarnya sikap cemas, penakut, rendah diri atau pemalu, yang mana oleh para profesional perilaku perilaku disebut perilaku neurotik atau insecure (perasaan tidak aman). Rasa ini dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri (Muawanah,2017,p.48), pendapat lain mengenai makna insecure adalah tindakan dari adanya emosi dalam menilai diri sendiri menjadi inferior dari orang lain (Asta,2019) dengan arti tidak percaya diri atas kritikan orang lain walaupun sifat nya sebagai tanda koreksi. Sehingga ucapan tersebut membuat seseorang menutup diri dan tidak akan melakukan hal yang sama atau dengan menggunakan topeng kehidupan untuk menutupi rasa tidak percaya dirinya dengan sikap yang lain.

Perasaan insecure dalam diri seseorang ada peran aktif emosi, sebagaimana emosi adalah suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku serta mengimplementasikannya dalam bentuk ekspresi tertentu(Darwis,2006:18). Emosi bukanlah hanya sekedar ketika marah saja, namun pada daerah otak lebih tepatnya bagian memproduksi emosi, subcortical otak mamalia memiliki tujuh emosi dasar (Panksepp,2012) yaitu ekspentansi, kecemasan, kemarahan, hubungan biologis, kesedihan, sosialisasi dan pengasuhan. Maka ketika seseorang mengalami rasa takut, tidak percaya diri, emosi pada kecemasan berperan dalam keadaan tersebut yang menimbulkan perasaan cemas. Ketika perasaan tersebut terus menguasai diri, insecure dapat dikenali dengan tanda tidak ingin keluar zona nyaman, gemar membandingkan dengan orang lain, menganggap rendah diri sendiri, harus mendapatkan pujian dari orang lain, jika tidak seseorang akan merasa tidak pantas berada di sekitarnya (minder)(Kusuma,2020). Apabila hal ini terus dilakukan oleh seseorang maka kemungkinan yang akan terjadi ada tekanan mental yang menyebabkan depresi.     

Advertisement

Gejala depresi bukanlah suatu yang berbahaya jika diri sendiri bisa menanganinya dengan tepat. Depresi tidaklah hanya pada orang gila saja namun di kalangan kita pun pernah mengalaminya akan tetapi ada solusi untuk keluar dari zona tersebut. Pada penelitian Depresi pada Remaja (2018), depresi diartikan sebagai gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan stres, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur, dan kurang konsentrasi. Kondisi ini jika dibiarkan akan menjadi kronis dan terus berulang, secara substansial dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalankan tanggung jawab sehari-hari. Di tingkat paling parah dapat menyebabkan kematian (WHO,2012).

Depresi disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor genetik, biologi, lingkungan, dan faktor psikologis. Selain itu pembully-an juga dikategorikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya depresi, berdasarkan penelitian Uba,Yacoob dan Juhari (2010). Terdapat korelasi yang signifikan antara pembulian dan depresi pada remaja, ditemukan juga dari 75 laporan yang berasal dari 49 penelitian yang dilakukan secara longitudinal menunjukkan adanya asosiasi antara perilaku pembulian yang dialami korban dengan depresi di kemudian hari (Losel,Ttofi & Theodorakis,2012).

Dari paparan singkat tentang penelitian depresi pada remaja, tidak disebutkan insecure tergolong pada faktor depresi, namun jika perilaku insecure tetap terpelihara dalam diri, akan ada jiwa Introvert menguasai seseorang dan apabila dalam jangka panjang perilaku ini tidak dihindar dan dijauhkan maka akan muncul tekanan mental sehingga berakibat menjadi depresi. Sebenarnya insecure terjadi pada diri kita manakala selalu membandingkan dengan yang lebih tinggi dan lebih melihat ke atas padahal di saat itu kita lupa bahwa banyak orang yang kurang dari kita, bahkan tidak sempurna. Maka cintailah apa yang kita miliki, apa yang Maha Kuasa berikan karena semua itu hanyalah titipan yang harus kita jaga dan tetaplah bersyukur di atas keadaan apapun, hanya dengan bersyukur semua kekurangan dapat kita terima dan jauh dari perasaan insecure.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE