Perempuan Berhak Memilih Kehidupan Seperti Apa yang Ingin Mereka Jalani

Sering sekali kita mendengar tentang istilah kodrat, terutama yang sering dikaitkan dengan perempuan. Banyak orang bilang bahwa kodrat wanita itu di rumah, berpakaian feminin, membersihkan rumah, mengurus anak dan lain sebagainya.

Advertisement

Sekarang, mari kita coba luruskan dengan presepsi ini. Sudahkah benar hal-hal yang disebut di atas merupakan kodrat wanita? Apakah semua wanita berkewajiban menjalankan semua itu?

Mari kita mulai dari pengertian kodrat. Menurut KBBI kodrat memiliki 3 pengertian yang pertama kekuasaan mutlak milik Tuhan, yang kedua hukum alam yang tidak dapat ditentang dan yang ketiga sifat asli atau bawaan.

Dari pengertian dalam KBBI dapat kita katakan, bahwa kodrat adalah hukum alam yang tidak dapat ditentang atau dirubah. 

Advertisement

Stigma yang beredar dimasyarakat sering menyebutkan bahwa wanita terlahir dengan kodrat sebagai ‘pengurus rumah tangga’ padahal pada kenyataannya mengurus rumah tangga adalah kewajiban dan tanggung jawab dari kedua pihak. Bukan hanya pada wanita.

Lalu apa saja sebenarnya kodrat yang dimiliki wanita? Kodrat wanita HANYA ada 4, yaitu :

Advertisement

Menstruasi. Jelas merupakan hukum alam bahwa yang bisa mengalami menstruasi adalah wanita. Laki-laki tidak akan pernah bisa mengalami menstruasi. Jadi hal ini jelas sebuah kodrat.

Hamil. Hal dan penjelasan yang sama juga berlaku pada poin nomor 2 ini. Seorang pria tidak mungkin bisa hamil, karena yang memiliki rahim hanya wanita. 

Melahirkan. Seorang anak pasti akan lahir dari seorang ibu. Karena yang bisa melahirkan hanya wanita.

Menyusui. Setelah melahirkan yang dapat menyusui adalah wanita, karena Tuhan menciptakan wanita dengan kelenjar air susu di payudara nya yang dapat menghasilkan air susu untuk anaknya. Hal ini termasuk kodrat wanita karena, seorang laki-laki tidak akan pernah mungkin menyusui.

Selain dari 4 hal diatas bukanlah kodrat wanita. Hal ini karena di luar 4 hal di atas semuanya bisa dikerjakan oleh laki-laki maupun perempuan.

Lalu mengapa bisa muncul stigma di masyarakat bahwa wanita memiliki kodrat sebagai ‘pengurus rumah tangga’? Hal ini muncul karena dari zaman dahulu wanita selalu berbaik hati mengambil semua tanggung jawab di dalam rumahnya.

Kebanyakan dari mereka tidak tega jika harus membagi pekerjaan rumah dengan suaminya lantaran suaminya sudah lelah bekerja di luar rumah.

Kebaikan wanita yang tulus disalah artikan oleh masyarakat. Hanya karena dari zaman dahulu wanita selalu berbaik hati mengambil semua tanggung jawab itu maka hal-hal itu seolah sepenuhnya menjadi tugas, tanggung jawab dan kewajiban seorang wanita. Hal ini tidak dapat dibenarkan. 

Stigma masyarakat tentang kodrat wanita sebagai ‘pengurus rumah tangga’ harus dihapuskan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan rumah tangga adalah tanggung jawab kedua belah pihak, laki-laki dan perempuan.

Mulai dari mencuci baju, memasak makanan, membersihkan rumah, membereskan rumah, mengurus anak dan lain sebagainya semua adalah tanggung jawab bersama. 

Jika seorang wanita berbaik hati mengerjakan semuanya, hal itu hanya karena sisi baik dan tulus dari seorang wanita. Bukan berarti semuanya menjadi tanggung jawab wanita. 

Dan perlu diingat bahwa jika wanita mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri itu harus berdasarkan keinginan dan pilihannya, bukan karena judgment dari orang lain atau masyarakat luas. 

Para laki-laki yang beruntung mendapatkan wanita yang bersedia mengemban semua pekerjaan rumah haruslah sangat bersyukur dan tetap membantu istrinya dalam mengurus rumah. Karena pada dasarnya itu adalah tanggung jawab bersama.

Untuk perempuan yang tidak ingin melakukan pekerjaan rumah sendiri juga harus diterima dan didukung keputusannya. Hal-hal menyangkut urusan rumah dapat dibicarakan dan diselesaikan bersama.

Pemahaman terkait kodrat wanita yang tepat haruslah disebarluaskan. Jangan sampai masih ada wanita yang dicemooh oleh lingkungannya hanya karena ia tidak melakukan pekerjaan rumahnya sendiri.

Perempuan berhak memilih kehidupan seperti apa yang ingin mereka jalani. Sama hal nya dengan laki-laki. Perempuan berhak memperoleh pendidikan, membangun karir dan menjalankan kehidupannya sesuai dengan pilihannya.

Karena tidak ada satupun orang yang dapat mengambil hak dan kebebasan seorang wanita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE