Dear Perempuan Kedua, Apakah Kamu Merasakan Luka yang Sama? Aku Yakin, Iya!

Perempuan kedua sakit yang sama

Hari ini, walaupun telah aku pikirkan berkali-kali, pertanyaan itu selalu datang menghampiri. Siapa di antara kita yang akan paling terluka? Aku yang ditinggalkan? Kamu yang melepaskan aku dengan kejam? Atau dia yang datang di antara cinta kita yang belum selesai? Pada akhirnya, takdir Tuhan telah terbentuk. Kamu menjadi pria dengan dua gadis yang mencintai terlalu besar, aku sebagai wanita yang dibuang dan dia sebagai wanita kedua yang merenggut kebahagiaan wanita lainnya. Siapa di antara kita yang paling menangis? Siapa di antara kita yang akan paling bahagia? Tidak adakah yang nantinya akan bahagia?  

Advertisement

Kisah ini akan berjalan sebagaimana yang telah tertulis, akan ada di antara kita yang akan tertawa atau terluka. Tidakkah kamu ingin tahu siapa yang akan terluka? Orang-orang akan berkata, akulah yang paling terluka. Seorang wanita yang dilupakan, dihempaskan dan tidak dicintai. Mendengar namamu sayup-sayup dari mulut seseorang bahwa kamu juga bersamanya saat kamu bersamaku, terluka sendiri atas kebohongan yang selalu terucap dari bibirmu, bahwa mimpi membangun kebahagiaan telah rubuh. Mereka akan mengatakan akulah si malang itu, yang ditinggalkan kekasihnya dan memilih wanita idaman lainnya.

Ketika kamu dan dia berjalan ke arah yang tidak aku tuju, belas kasihan orang-orang akan menyertai setiap langkahku untuk menemukan kehidupan yang baru. Rasa iba mereka terhadap seorang wanita yang tidak berdaya karena kekasihnya memilih wanita keduanya. 

Di kisah yang lain, kamu membangun kehidupan barumu. Tertawa dengan lelucon lelucon yang telah kalian persiapkan. Mencintai dan dicintai disetiap detik kalian berpijak. Kalian akan menjadi yang paling bahagia di atas penderitaan orang lain, kalian membangun isatana megah di antara telaga air mata yang orang lain berusaha bendung. Setiap waktu, setiap detik kalian akan merasa paling dibahagiakan takdir. Dia akan merasa yang paling kamu bahagiakan. 

Advertisement


Lantas siapa di antara kita yang akan paling terluka? 


Kupikirkan berulang-ulang, walaupun aku selalu menemui jawaban yang sama. Dia adalah orang yang paling terluka di antara kami bertiga. Wanita keduamu, yang kini menjadi wanita nomor satu setelah menyingkirkan keberadaanku. Dia adalah orang yang akan paling terluka dinantara kita. Di sisa umurnya, dia akan dihantui rasa kecemasan bahwa kamu juga akan berpaling darinya, dia akan merasa bersalah disetiap senyuman yang ia torehkan. Dia hanya memilikimu, dia akan dikelilingi stigma-stigma buruk dan doa-doa buruk dari masyarakat. Gelar yang diberikan oleh orang-orang bahwa dia adalah perebut kebahagiaan orang, tidak akan luntur dengan mudah.  

Advertisement

Dia tidak akan mudah mendapat tempat untuk mencurahkan kepedihannya, setiap orang yang mendengar kannya susah untuk memberikan rasa ibanya. sedangkan aku, aku dengan mudah melanjutkan hidupku, mudah bagiku diterima di masyarakat. Orang-orang akan memuji ketegaranku dan mereka akan mendengarkan setiap keluh kesahku. 


Siapa di antara kita yang akan bahagia?


Aku tidak tahu jawabannya dengan pasti, jika di antara kita harus ada yang bahagia. Aku hanya ingin kita semua akan bahagia. Hidup sebagai wanita kedua bukanlah hal yang mudah, aku tidak tahu persis seperti apa rasanya, karena aku tidak cukup kuat untuk menerima segala konsekuensi sebagai wanita kedua, dikutuk oleh semua orang. Aku memilih menjadi wanita yang dilukai kekasihnya dari pada yang dibahagiakan sebagai wanita gelapnya.

Lepaskanlah ikatan sebagai wanita kedua, jalan akan semakin panjang dan kamu hanya mendapatkan sebuah cinta abu-abu nya. Wanita yang selalu dibisikan kata rindu, tapi selalu disembunyikannya. Masih ada waktu untuk melepaskan belenggu cinta abu-abunya, aku hanya takut, telaga air mata yang kubuat akan menghancurkan bangunan megah yang kalian buat di atasnya. Berhentilah, menjadi wanita kedua. Jalan akan semakin panjang dan berduri!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya berusia 26 tahun, anak kelima dari 5 bersaudara. Menulis adalah cara saya menginteprestasikan apa yang ada dipikiran saya dan tidak semua yang saya tulis adalah tentang saya.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE