#PerempuandalamTulisan – Peran Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan

Kesetaraan berarti setiap orang akan diperlakukan secara adil berdasarkan apa yang mereka lakukan dan seberapa baik mereka melakukannya. -Joshua Turner

Tuhan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia diciptakan Tuhan berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Sehingga peran dan tanggung jawab perempuan ngga berbeda dengan laki-laki, yang membedakannya hanya amalan dan pengalaman biologisnya.

Advertisement

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberi akal sehat, perempuan layak berkontribusi di segala bidang, perempuan layak memperjuangkan hak-haknya, perempuan bebas berekspresi sesuai jati dirinya karena perempuan masa kini sudah sangatlah jauh berbeda dengan kondisi perempuan pada masa lalu. Perempuan saat ini bebas mempunyai ambisi tinggi, bebas menginginkan pendidikan tinggi, bebas memilih berkarier atau menjadi ibu rumah tangga. Ucapku dengan penuh semangat yang membuat satu ruangan tercengan dan memberikan tepuk tangannya, begitulah yang ku utarakan ketika diberi kepercayaan untuk berbicara di moment International women's day yang ada diadakan di sebuah sekolah.

Di jaman seperti sekarang, perempuan sering kali dianggap sebagai kelompok kelas kedua, sehingga perempuan ngga memperoleh persamaan hak dengan laki-laki. Tetapi seiring berjalannya waktu banyak perempuan yang akhirnya sadar dan mulai bangkit sehingga berhasil membuktikan bahwasanya perempuan itu ada dan keberadaannya layak untuk bisa diterima. Kecerdasan dan kepiawaian perempuan-perempuan Indonesia khususnya, ngga bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap pembangunan di segala bidang. 

Budaya domestifikasi perempuan yang ditanamkan berpotensi menanamkan anggapan bahwa kodrat perempuan adalah dapur, sumur, kasur. Padahal urusan dapur, sumur, kasur bukan lagi hanya tanggung jawab perempuan, sebagaimana akses kepada ilmu pengetahuan, politik, sosial dan ekspresi kemanusiaan lainnya bukan hanya tanggung jawab laki-laki. Karena laki-laki dan perempuan sama-sama makhluk domestik, sebab perempuan dan laki-laki sama-sama subjek dalam kehidupan ini yang mempunyai peran yang sama.

Advertisement

Mengutip pernyataan Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP). Beliau berpendapat ciri dari sifat itu sendiri adalah hal-hal yang dapat dipertukarkan berarti peletakan sifat tersebut bukanlah hal yang mutlak melainkan hal yang potensial. Bisa dikatakan di dalam diri perempuan mempunyai peluang untuk memiliki sifat kelaki-lakian atau bergender maskulin, begitupun sebaliknya di dalam diri laki-laki juga mempunyai peluang untuk memiliki sifat keperempuanan atau feminism. Potensi yang ada di setiap diri masing-masing manusia dapat menerapkan kedua sifat itu baik gender laki-laki maupun gender perempuan. Dan aku sendiri sangat setuju dengan pertanyaannya bahwasanya sifat maskulin dan feminism ngga mengenal gender dan bisa ada di dalam diri perempuan maupun laki-laki.

Hal yang harus kita ketahui bahwa tiap perempuan, dengan pikiran dan keterampilannya bisa berkontribusi secara ekonomi dalam peran produktif. Dengan begitu kaum perempuan harus terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya di berbagai bidang agar mampu berkiprah di tengah masyarakat dan mengikis sejumlah bias yang sering mengemuka. Kalau perempuan juga layak memiliki kesetaraan dengan laki-laki sehingga kehidupan akan menjadi lebih beragam, adil, inklusif, dan bebas dari bias, streotip dan diskriminasi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Women's Muslim

CLOSE