Perihal Kehilangan dan Kemampuan untuk Merelakan

Merelakan memang tak semudah kelihatannya

Untuk kamu yang sedang mengalami atau merasakan kehilangan, tenanglah kamu pasti akan merasakannya lagi. Bukan untuk menakut-nakuti, namun memang itu kenyataan pahit yang harus diterima. Sangat tidak mungkin untuk tidak merasakan kehilangan lagi, atau hanya merasakannya satu kali. Dari kecil, kita dihadapi dan dilatih untuk merasakan kehilangan. Mulai dari kehilangan mainan, kehilangan permen kaki yang baru kita beli, kehilangan jam tangan yang kalau dipukul ke pergelangan tangan langsung melingkar di tangan hingga kehilangan orang yang kita saying. Selalu ada yang pertama dari segala hal.

Secara spesifik, tulisan ini dikhususkan bagi kamu yang baru saja atau masih merasakan kehilangan orang yang kamu saying. Apakah itu keluarga, orang tua, kakak, adik, teman, sahabat, pacar, atau bahkan pasangan hidup. Aku tahu kamu pasti merasa sangat terpukul akan kehilangan itu. Maka, tangisilah, bersedihlah, merasa terpukulah. Kamu berhak untuk melakukan itu. Tidak ada yang bisa menginvalidasi perasaan yang kamu rasakan. Jika kamu ingin bersedih di kamar mu ditemani playlist lagu galau mu atau ingin langsung bersenang-senang dengan teman sejawat mu, atau mencari kesibukan yang membuat kamu lupa denggan rasa kehilangan itu, maka lakukanlah. Selama kamu merasa lebih baik maka kamu melakukan hal yang benar.

Tetapi, ingatlah satu hal, yaitu untuk tetap memperhatikan kesehatan fisik dan mentalmu. Jangan karena kamu terlalu menikmati kesedihanmu karena kehilangan orang tersayang hingga lupa makan atau bahkan melukai dirimu sendiri. Jika kamu melakukan hal itu, justru kamu akan menyakiti orang yang saying sama kamu. Tidak mau kan? Masih banyak orang yang saying sama kamu, masih banyak orang yang peduli sama kamu, masih banyak orang yang mau mendengar keluh-kesah mu. Bercerita akan keluh-kesah adalah salah satu cara yang menurut aku pribadi anjurkan. Alasannya sederhana, agar apa yang kamu rasakan, tidak terlalu menumpuk terlalu lama. Itu akan menjadi toxic, untuk dirimu dan orang disekitarmu. Apalagi itu terkait dengan pasangan, maka itu juga akan melukai calon pasangan mu nanti apabila kamu belum bisa merelakan rasa kehilangan mu.

Merelakan memang hal yang tidak mudah. Butuh proses, butuh waktu, mulai dari hari, minggu, bulan, hingga tahunan untuk merelakan sesuatu yang sangat berarti bagi hidup kita. Tidak ada yang mengharuskan kamu untuk merelakan apa yang hilang dalam waktu cepat. Merelakan merupakan tahapan tinggi dari kehilangan. Merelakan menggabungkan antara kehilangan dan rasa menerima akan kehilangan tersebut. Seperti kata Pamungkas dalam lagu I Love You But I’m Letting Go, ‘I love you but I’m letting go, I love you and I’m letting go’. Terkesan sama, namun sangat berbeda. Kata ‘but’ mencerminkan kamu masih belum bisa merelakan dan kata ‘and’ menandakan kamu telah menerima kehilangan orang tersebut dan mulai merelakannya. Pahit memang, namun harus dilakukan. Janganlah jadi seperti tanaman yang terus disiram air namun tidak mendapat cahaya matahari. Jadilah tanaman yang disiram air dan mendapatkan cahaya matahari. Apa maksudnya? Jadilah orang yang hidup dan berkembang, berbuahlah, berbungalah seperti tanaman yang mendapatkan air dan sinar matahari. Jangan hanya hidup namun tidak berkembang dan layu. Cobalah susun serpihan yang telah runtuh menjadi satu kesatuan yang utuh. Debu yang tak terlihat dan kecil sekalipun bisa menjadi kotoran hidung yang besar. Analogi yang sangat tidak etis ya, hahaha. Tapi aku yakin kamu paham maksud yang ingin disampaikan. Cepat ataupun lambat, aku yakin kamu pasti bisa melewatkan hal menyakitkan ini. Berbeda dengan kehilangan yang tidak mungkin hanya sekali dialami, hidup hanya sekali, jadi jangan terlalu larut dalam kesedihan, kamu berhak untuk berbahagia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini