Perilaku Orang Tua yang Berdampak Terhadap Psikologi Anak

Pola Asuh Anak

Perilaku Orang Tua yang Berdampak Terhadap Psikologi Anak

Advertisement

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Secara alamiah dan kodratnya, orang tua mempunyai peran untuk melindungi  serta mendidik anaknya agar dapat hidup dengan layak dan mandiri setelah menjadi dewasa.

Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional, sosial dan intelektual. Bila semuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya, fisik, sosial dan intelektualnya. Selain itu, nilai-nilai sosial, norma agama, serta prinsip hidup yang dilalui melalui persinggungan dan interaksi sosial anak yang intensif dengan anggota keluarga akan lebih mudah menancap kuat di alam kesadaran anak yang kelak akan menjadi sistem kontrol internal bagi perilaku mereka.

Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki, termaksud anak yang dilahirkan tidak melalui pernikahan tetap dikatakan anak.  Menurut Kartini Kartono (1995) menyebutkan beberapa kewajiban orang tua terhadap anak adalah mendidik dan mengasuh anak-anaknya serta memenuhi segala kebutuhan baik jasmani maupun rohani anak anaknya sedangkan Mappiere (1990) menyebutkan beberapa kewajiban orang tua yaitu membina mental moral anak-anaknya, orang tua berkewajiban membentangi anaknya dengan agama yang kuat.

Advertisement

Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional. Anak adalah aset bangsa. Masa depan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang berada di tangan anak sekarang.

Semakin baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.

Advertisement

Dalam konteks ini, orang tua adalah pemegang kendali utama tanggung jawab atas proses pembentukan karakter anak. Peran orang tua menjadi sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada anak sebagai bekal utama sebelum mereka terjun ke masyarakat melalui sekolahan dan media interaksi sosial lainnya. Karena itu, teladan sikap orang tua sangat dibutuhkan bagi perkembangan anak-anak mereka.

Hal ini penting karena pada fase perkembangan manusia, usia anak adalah tahapan untuk mencontoh sikap dan perilaku orang di sekitar mereka. Nilai-nilai agama yang dianut orang tua juga menjadi salah satu hal yang penting yang ditanamkan orang tua pada anak dalam pengasuhan yang mereka lakukan sehingga lembaga keagamaan juga turut berperan didalamnya. Kepribadian dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak.

Pendapat tersebut menitikberatkan pendidikan bertumpu pada peserta didik, artinya anak perlu mendapat perhatian dalam membangun sistem pendidikan. Apabila anak telah menunjukkan gejala-gejala yang kurang baik, berarti mereka sudah tidak menunjukkan niat belajar yang sesungguhnya. Kalau gejala ini dibiarkan terus akan menjadi masalah di dalam mencapai keberhasilan belajarnya.

Beberapa kecendereungan yang mempengaruhi pola asuh anak yaitu; jumlah anak,tingkat sosial ekonomi,kepribadian dan tingkat pendidikan.

Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka ada kecenderungan bahwa orang tua tidak begitu menerapkan pola asuh secara maksimal pada anak karena perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.

Dari  tingkat sosial ekonomi  disimpulkan bahwa ekonomi yang rendah pada keluarga akan berdampak negatif pada pola asuh yang diterapkan orang tua sehingga berdampak negatif pula bagi perilaku anak. Sedangkan tingkat sosial ekonomi yang tinggi pada keluaraga berpotensi akan menimbulkan pola asuh yang positif dari orang tua dan akan menunjukan sikap hangat terhadap anak, sehingga berdampak baik untuk perilaku anak.

Sisi kepribadian berpengaruh besar terhadap pola asuh orang tua, yaitu jika kepribadian orang tua pemarah maka akan berdampak buruk terhadap perilaku anak, namun jika kepribadian orang tua penyayang dan selalu bersifat hangat terhadap anak maka hasilnya akan berdampak baik terhadap perilaku anak

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh besar terhadap pola asuh orang tua, yakni jika tingkat pendidikan yang dimiliki orang tua rendah maka pola asuh yang diberika terhadap anak akan berpotensi negatif, sedangkan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka pola asuh yang diterapkan akan berpotensi positif dan semua itu akan berpengaruh signifikan bagi perilaku anak.

Menurut Dr. Alvin Rosenfeld, psikiater anak, terdapat permasalahan pola asuh orang tua, setidaknya untuk keluarga kelas menengah ke atas dimana orang tua percaya meruka mampu ‘memprogram’ anaknya untuk tujuan mencapai kesuksesan dengan pola hyper-parenting. Dr. Alvin Rosenfeld juga menjelaskan bahwa sejumlah orang tua kelas menengah ke atas lebih mengkhawatirkan kehidupan anak mereka yang sebenarnya baik-baik saja.

Menurut Terri Apter, seorang ahli psikiatri remaja, ada anggapan bahwa perilaku orang tua tersebut termasuk dalam pola asuh baru, yang mengatakan bahwa anda harus mengeluarkan semua potensi anak anda di usia muda, jika anda tidak mau kecewa di kemudian hari. Banyak peneliti yang mengemukakan bahwa penyebab orang tua memaksakan anaknya adalah karena ada traumatik masa lalu yang dialami oleh orang tua, seperti gagal mencapai cita-citanya.

Menurut psikolog, kebiasaan orang tua mengarahkan anaknya akan membuat anak menjadi terlalu penurut dan kurang bisa mengembangkan bakat dan potensinya sendiri. Banyaknya aturan yang membatasi gerak anak berpotensi membuat anak tertekan, terbebani, dan rentan depresi. Sehingga harapan orang tua akan terhenti karena anaknya tidak dapat mencapai cita-cita orang tua yang mungkin anak tidak suka.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai dampak negatif dari mengekang anak, maka sebaiknya orang tua dapat memberi kebebasan kepada anaknya untuk mengutarkan pendapat serta menentukan cita-citanya. Namun orang tua tetap harus memberi pengarahan dan bimbingan agar anak tetap dalam pengawasan orang tua apalagi di masa ini mental anak penuh emosiaonal. Jika orang tua memberi kesempatan pada anak untuk berpendapat akan membuat anak menjadi lebih percaya diri serta melatih tanggung jawab anak atas pilihannya.

Dari beberapa penjabaran diatas maka sebaiknya Orang tua harus menerapkan pola asuh yang tepat pada anak sesuai dengan perkembangan psikologinya agar anak dapat menjadi bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Sebaiknya orang tua tidak menerapkan pola asuh permisif pada anak karena berpotensi besar akan menimbulkan dampak negatif pada perilaku anak.

Orang tua juga selalu memberikan nesehat pada anak untuk berperilaku sederhana dalam kehidupannya sehari-hari dan bersifat bijak hati kepada keluarga maupun pada orang lain. Kemudian sebaiknya orang tua menanamkan nilai-nilai agama kepada anak agar tercipta generasi penarus bangsa yang berkepribadian baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE