Perjalanan Menuju 25 Tahun Dengan Satu Sayap, Dan Rumahku Hampir Hilang

Terima kasih diri..

Teruntuk diri sendiri yang saat ini sudah genap 25 tahun, jika nanti kamu melihat beberapa bulan sebelum hari ini,  mungkin kamu akan melihat beberapa kesedihan, kekecewaan, dan kegagalan yang hampir membuat sayapmu yang tinggal satu ini patah. Aku akan bercerita sedikit tentang apa yang sudah kita lewati. Bukan untuk membuatmu lemah, tetapi untuk membuatmu lebih tegar dan semakin menyayangiku secara utuh.

Advertisement

Beberapa bulan yang lalu rumahmu runtuh diterjang badai yang datang tiba-tiba. Rumahmu hancur dan sangat berantakan. Kamu benar-benar tidak memiliki tempat untuk berteduh dari derasnya hujan, kamu membiarkan tubuhmu basah dan kedinginan. Kamu juga tidak punya tempat untuk melindungi kulitmu dari teriknya matahari. Dan lagi-lagi kamu membiarkan tubuhmu menahan panas dan kulitmu mengering. Kamu benar-benar jatuh dan terpuruk saat itu. Kamu juga kebingungan bagaimana agar kamu bisa membuat rumahmu utuh kembali. Kamu tidak mengerti apa yang harus kamu lakukan. Dari hatimu, kamu ingin meminta pertolongan namun yang ada saat itu hanya dirimu sendiri. Orang-orang entah kemana perginya, termasuk mereka yang kamu percaya.

Perlahan, kamu mulai membereskan reruntuhan rumah lalu kamu susun seperti sedia kala. Tidak mudah, air matamu terus mengalir deras hingga membuat pipimu basah dan lengket. Kakimu juga terseok-seok berat untuk berjalan. Tetapi kamu tidak berhenti, kamu terus menata rumahmu kembali. Kamu tetap memiliki keyakinan bahwa rumahmu akan kembali tegak dan bisa kamu tempati dengan nyaman.

Belum sampai selesai, badai kembali menerjang rumahmu. Rumah yang baru selesai kamu susun setengahnya pun roboh kembali. Hatimu menjerit, tangismu pecah. Kamu mulai bertanya kenapa semua terjadi padamu. Kenapa hidupmu begitu berat dan pilu untuk dijalani. Kamu hanya bisa terduduk lemas di atas reruntuhan rumahmu. Kamu berusaha teriak mencari bantuan, tetapi tidak ada yang mendengar suaramu.

Advertisement

Dalam tangismu kamu melangitkan doa-doa paling tulus. Kamu meyakini bahwa satu-satunya yang bisa kamu lakukan saat itu adalah meminta kepada Maha Pemberi segalanya. Kamu percaya Tuhan-lah sebaik-baiknya penolong dan satu-satunya yang tidak pernah meninggalkanmu sekalipun kamu dalam kesusahan.

Kamu kembali memunguti reruntuhan rumahmu, kamu bersihkan, lalu kamu tata kembali. Tubuh dan jiwamu sangat lelah membuat tangan juga kakimu semakin berat digerakkan. Tetapi kamu tetap melanjutkan membangun rumahmu, kamu tidak menyerah. Sembari menata, doa-doa terus kamu panjatkan, tiada henti. Kamu terus berusaha untuk melapangkan hati untuk menerima setiap kesusahan yang kamu yakini sebagai ujian untuk membentukmu menjadi manusia yang lebih kuat lagi.

Advertisement

Dan benar saja, tidak akan ada perjuangan dan pengorbanan yang sia-sia. Rumahmu berhasil kamu bangun kembali. Rumahmu sudah kembali berdiri dan siap untuk selalu menyambut hangat kepulanganmu. Kamu pun lega, dan perlahan senyuman tulus itu menghiasi wajahmu yang terlihat begitu lelah. Hatimu kembali berseri, air matamu mereda. Tubuhmu kembali merasa hangat. Sesekali air mata masih membasahi wajahmu, namun bukan lagi air mata kesusahan melainkan air mata yang penuh dengan rasa syukur. Kamu bersama dirimu sendiri telah mampu melewati ujian yang begitu berat. Kamu adalah seorang anak yang hanya terbang dengan satu sayap dan rumahmu hampir hilang.

Hari ini, selamat ya. Kamu sudah genap 25 tahun. Perjalananmu menuju 25 tahun terasa berat untuk dilalui, tetapi kamu tidak memilih untuk menyerah dan terus melanjutkan perjalanmu sampai akhirnya kamu berhasil melewati setiap tantangannya. Terima kasih ya, aku bangga banget sama kamu. Meskipun kakimu terasa berat untuk melangkah, kamu tetap memilih berjalan walaupun dengan perlahan dan terseok-seok. Kamu yang sekarang adalah hasil dari kamu beberapa bulan lalu. Kamu berhasil dibentuk menjadi manusia yang jauh lebih kuat lagi, lebih mandiri, serta lebih legowo untuk menjalani setiap proses kehidupan.

Sekali lagi, selamat ulang tahun untuk kamu, diriku sendiri. Percayalah setiap kesedihan pasti akan berganti kebahagiaan. Tidak ada yang abadi, termasuk kesusahan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang sedang belajar mengubah rasa menjadi kata~

CLOSE