Perjuangan Seorang Anak FK di Bidang Matematika

Anak kedokteran nggak suka belajar matematika? Kata siapa?

Nama saya Sabrina Athiyah Nooralviani dari Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sebelas Maret angkatan 2022. Saya bukan orang asli Solo, melainkan saya adalah orang Bogor (Jawa Barat). Di Surakarta, saya hidup seorang mandiri karena saya adalah anak rantau yang harus berjuang sendiri. Saya juga anak tunggal yang tidak memiliki saudara. Suatu pertimbangan besar untuk orang tua saya melepaskan anak tunggalnya ke tempat yang cukup jauh dari Bogor, bahkan berbeda provinsi.

Advertisement

Menjadi dokter merupakan cita-cita saya dari kecil. Di mulai dari sosok Ayah saya yang merupakan dokter spesialis paru-paru atau respiratorik. Beliau sangat menginspirasi saya untuk menjadi dokter yang hebat seperti beliau. Saya ingin menolong orang-orang yang sakit dengan sukarela. Saya bahagia ketika melihat orang-orang tersebut tersenyum oleh hal yang saya lakukan. Sama seperti saya ketika melakukan Bakti Sosial (Baksos) di Fakultas Kedokteran UNS. Saya sangat suka bekerja di ranah kesehatan secara sukarela. Oleh karena itu, saya mengikuti banyak organisasi mahasiswa terkait dengan pengabdian masyarakat dan bakti sosial.

Walaupun saya ingin menjadi dokter, saya juga menyukai bidang lain yaitu matematika. Kebanyakan orang mengira kalau anak kedokteran tidak suka belajar matematika, lain halnya dengan saya. Dari kecil, saya sangat menyukai hitungan matematika. Saat SD, saya mengikuti olimpiade tingkat nasional sebanyak 4 kali. Hanya saja, saat SD saya terlalu berfokus dengan matematika. Sehingga mata pelajaran lain saya tinggalkan yang membuat saya tidak diterima di SMP impian saya.

Masuk ke SMP, saya ingin mengubah gaya belajar saya. Saya tidak lagi terlalu ambisius dengan matematika dan mulai belajar di mata pelajaran lainnya. Hal tersebut membuat ranking saya meningkat. Saya juga merupakan ranking 2 paralel di SMP saya. Saya juga tetap mengikuti olimpiade matematika tingkat internasional sebanyak 2 kali, yaitu Thailand. Perjuangan saya untuk masuk ke tahap internasional juga tidak mudah. Saya harus melakukan seleksi yang dilakukan berkali-kali dan mengikuti bimbingan setiap hari. Belum lagi belajar mandiri yang dilakukan dua kali, yaitu matematika dan mata pelajaran yang ada di sekolah. Akan tetapi, hal-hal tersebut tidak membuat mental saya ciut.

Advertisement

Saya semakin termotivasi karena adanya dukungan dari orang tua dan juga teman-teman saya. Usaha tidak menghianati hasil. Saya mendapatkan Bronze Award pada Thailand International Mathematics Olympiad. Setelah mendapatkan juara di olimpiade tersebut, saya berfokus untuk belajar Ujian Nasional masuk ke SMA yang saya impikan. Saya diterima di SMA yang saya inginkan dan melanjutkan bidang matematika tahap selanjutnya di SMA.

Ketika masuk ke SMA, saya dikejutkan oleh Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang cukup berat, kurang lebih mirip dengan ospek saat kuliah. Senin hingga Jumat kami sekolah, Sabtu dan Minggu kami melakukan Masa Orientasi Sekolah (MOS). Akan tetapi, masa orientasi tersebut sangat membekas. Saya sangat rindu masa-masa itu. Saya menjadi lebih kenal dengan kakak kelas, sekolah, dan guru.

Advertisement

Sekolah saya diberi julukan Sekolah Kehidupan. Saya juga tertarik untuk mengikuti organisasi dan ekstrakurikuler pada masa SMA. Saya mengikuti tiga organisasi dan satu ekstrakurikuler. Saya aktif di keempat organisasi tersebut. Tentu saja akademik tidak saya tinggalkan. Saya tetap bertahan di ranking sepuluh besar. Saya juga tetap mengikuti pelatihan olimpiade matematika.

Pada saat kelas 11, saya mendaftar olimpiade tingkat nasional dan internasional. Di waktu ini, saya sangat sibuk memegang jabatan pada organisasi. Tapi, saya masih dapat ikut olimpiade tersebut dan meraih juara. Hingga waktunya tiba di kelas 12. Di kelas 12, saya sudah lengser dari jabatan saya. Saya berfokus untuk masuk ke Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri. Saya mendaftar jalur SNMPTN 2022 disertai tetap belajar untuk UTBK karena saya takut tidak diterima di SNMPTN 2022. Alhamdulillah, saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jalur SNMPTN 2022. Saya sangat bahagia karena saya mendapatkan tahap awal untuk mengejar cita-cita saya. 

Selagi liburan menjelang masuk kuliah, saya ditawari mengajar di SMA saya untuk mengajar olimpiade dan mata pelajaran matematika. Awalnya saya bingung mengapa saya dipilih, padahal banyak siswa lain yang lebih berprestasi dari saya. Akhirnya, saya mengajar para siswa SMA dengan pengetahuan yang saya miliki. Hal tersebut membuat SMA saya sering memanggil saya untuk mengajar. Saya senang karena adik kelas saya terbantu oleh ilmu saya.

Tidak hanya di sekolah, saya membuka tempat les privat matematika untuk jenjang SD hingga SMA. Saya juga ingin mendapatkan penghasilan tambahan agar tidak membebani orang tua saya. Saya tidak menyangka bahwa matematika dapat memberikan dampak yang sangat positif di hidup saya. Kebanyakan orang mengira matematika hanya angka dan rumus. Bagi saya, matematika adalah hidup mati saya untuk berjuang di kehidupan saya.

Masuk ke dunia perkuliahan, saya masih mengajar bimbingan privat matematika. Karena uang untuk kuliah di Fakultas Kedokteran tidak kecil, saya memutuskan untuk membuka bimbingan lebih luas lagi untuk uang jajan saya. Sehingga saya tidak perlu lagi meminta uang kos, jajan, dan keperluan kuliah lainnya kepada orang tua saya. 

Sekian pengalaman saya terhadap matematika. Matematika bukanlah bidang yang mematikan, namun menyenangkan. Bahkan memberikan keuntungan. Walaupun ingin menjadi dokter, tidak ada alasan untuk tidak suka dengan matematika.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis