Kisah ini bermula dari awal saya memasuki jenjang sekolah menengah atas pada tahun ajaran 2018 tepatnya pada bulan Juli. Pada awal tahun ajaran 2018, saya masih kurang puas dengan pencapaian pada waktu itu yang mana saya diterima di salah satu sekolah menengah atas dengan peringkat 5 terbaik di kota tempat saya tinggal. Sejujurnya saya lebih mengincar salah satu dari tiga sekolah menengah atas terbaik di tempat saya tinggal, tetapi keadaan berkata lain sehingga mau tidak mau saya harus menjalani bersekolah di tempat yang telah ditentukan karena faktor nilai yang kurang memenuhi batas nilai minimal.
Berlanjut pada awal-awal semester satu saat berada di jenjang kelas sepuluh, saya butuh waktu untuk beradaptasi dengan beberapa mata pelajaran yang lebih spesifik dari sekolah menengah pertama dan juga terdapat beberapa kakak kelas yang menawarkan untuk ikut berorganisasi. Setelah itu, saya memutuskan untuk tidak ikut berorganisasi karena ingin lebih fokus dalam mengejar nilai-nilai akademik. Meskipun ada nilai-nilai dari beberapa pelajaran yang kurang baik, saya tidak mudah menyerah dalam berusaha untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai yang diharapkan. Kemudian, berlanjut ke kelas sebelas, saya mendapatkan suatu tantangan atau cobaan yang baru.
Cobaan ini berupa perlakuan kurang menyenangkan atau kurang lebih bisa disebut perundungan secara verbal dari teman sekelas yang khususnya laki-laki kepada saya. Pada awalnya saya menduga bahwa awal mula dari perundungan tersebut ialah karena perbedaan hobi dan topik dalam berinteraksi. Saya dulu sempat dihina secara fisik yang mana disamakan dengan suatu hal yang kurang baik.
Awalnya saya tidak terlalu menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang bisa menjadi permasalahan di kemudian hari. Namun, hari demi hari perlakuan mereka terhadap saya semakin menjadi-jadi dalam menghina fisik. Dalam hati sebenarnya saya merasa ingin membalas perlakuan mereka secara fisik tetapi bila itu terjadi mungkin akan menimbulkan masalah baru yang tidak diinginkan lagi sehingga pada akhirnya saya memendam masalah tersebut.
Hari demi hari berlanjut hingga tahun 2020 yang mana terjadi pandemi COVID-19 sehingga sekolah mengadakan pembelajaran jarak jauh disebabkan keadaan yang tidak memadai untuk pembelajaran tatap muka. Saya merasa sedikit lega karena tidak harus bertemu secara langsung dengan teman sekelas yang dulunya sering menghina fisik saya. Pada saat-saat pembelajaran jarak jauh, saya merasa kurang efektif dalam menyerap materi pembelajaran sehingga saya lebih memutuskan untuk bermain game untuk menghilangkan rasa bosan dalam belajar.
Namun, saya sampai tidak bisa mengontrol diri sehingga sampai terlena hingga memasuki kelas selanjutnya. Pada saat kelas dua belas, saya harus mengejar ketertinggalan materi yang belum paham demi mempersiapkan ujian masuk ke perguruan tinggi. Waktu demi waktu kemudian saya telah mengikuti seleksi bersama masuk perguruan tinggi (SBMPTN). Tiba di saat waktu pengumuman SBMPTN, saya dinyatakan tidak lolos seleksi pada tahun 2021 tersebut. Kemudian, saya mencoba untuk mengikuti jalur mandiri di beberapa perguruan tinggi negeri.
Pada saat memilih ujian mandiri tersebut, saya merasa salah memilih dalam menerapkan strategi sehingga ada tiga jadwal ujian mandiri terjadi dalam satu hari dan ada yang dalam waktu relatif bersamaan. Akhirnya saya memilih untuk mengikuti ujian di perguruan tinggi kota saya sendiri sehingga mengorbankan dua ujian mandiri lainnya. Lalu, pada saat pengumuman saya dinyatakan tidak lolos seleksi mandiri di perguruan tinggi tersebut. Saya merasa stres pada saat tahun 2021 karena tidak diterima di satu pun perguruan tinggi negeri yang saya pilih. Namun, saya tidak berlarut-larut dalam keadaan tersebut sehingga langkah selanjutnya yang saya ambil adalah dengan melakukan tahun jeda (Gap Year).
Pada bulan Agustus tahun 2021, saya mulai melakukan gap year dengan belajar di salah satu bimbingan belajar (bimbel) terkenal agar saya bisa diterima di program studi yang saya incar yaitu kedokteran. Saat awal-awal dimulainya kegiatan belajar mengajar di bimbel, hanya segelintir siswa yang baru bergabung. Akan tetapi, hari demi hari mulai banyak siswa yang bergabung. Setelah itu, saya mulai bersosialisasi terhadap teman-teman bimbel sehingga motivasi dalam belajar semakin meningkat.
Lalu, selanjutnya saya bersama dengan teman-teman bimbel jadi sering dalam melakukan belajar bersama baik di tempat seperti cafe maupun di rumah teman bimbel. Saat belajar, kami juga saling mengajari satu sama lain ketika ada materi yang sekiranya belum dipahami. Hari demi hari, tibalah hari pemilihan program studi. Saya memutuskan untuk memilih program studi kedokteran tetapi di salah satu perguruan tinggi di Kota Surakarta untuk pilihan pertama dan di Kota Purwokerto untuk pilihan kedua.
Sementara itu, teman-teman bimbel saya kebanyakan memilih program studi teknik tetapi ada juga yang mengambil program studi kedokteran juga. Lalu, menjelang hari-hari menuju SBMPTN tahun 2022, kami lebih sering belajar bersama dan lebih intensif dalam membahas materi yang sekiranya lebih berpotensi keluar pada saat hari H ujian. Kemudian, saat hari H ujian, saya mengerjakan soal-soal ujian dengan penuh keyakinan lalu berpasrah pada hasil akhirnya nanti kepada Tuhan.
Setelah mengikuti SBMPTN tahun 2022, tidak lupa juga saya menyiapkan cadangan terakhir yaitu mengikuti ujian mandiri di beberapa perguruan tinggi negeri. Saya dan teman-teman bimbel juga masih belajar bersama lagi untuk mempersiapkan ujian tersebut yang mana tetap berharap di tahun 2022 ini bisa diterima di perguruan tinggi negeri yang masing-masing kami pilih. Hari demi hari, tibalah waktu pengumuman SBMPTN tahun 2022 yang tepatnya pada tanggal 23 Juni 2022 pukul 15:00 WIB.
Saat itu teman-teman bimbel saya sudah lebih dulu membuka situs pengumumannya dan kebanyakan dari teman bimbel saya tidak lolos. Lalu, ada salah satu teman yang bertanya pada saya tentang bagaimana hasilnya. Kemudian, saya memeriksa di situs pengumuman dan dinyatakan bahwa saya lolos seleksi di pilihan pertama program studi kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Surakarta. Saya bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diusahakan baik berdoa maupun belajar dan juga dukungan orang sekitar akhirnya membuahkan hasil yang baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”