Perjuanganku menjadi Mahasiswa Kedokteran

Perjuangan

Sebuah harapan, mimpi kecil dan cita-cita tidak ada batasnya. Setiap manusia berhak memiliki mimpi setinggi apapun tanpa memandang apapun. Cita-cita memiliki peran penting yang nantinya akan menentukan masa depan kita kelak. Sejak kecil kita semua pasti sering ditanya mau jadi apa kalau sudah besar nanti, dan apa cita-cita kita kalau sudah besar nanti. Pertanyaan tersebut sering kita dengar ketika sekolah di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Pada saat kecil saya memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, dan saat itu saya belum mengerti apa arti cita-cita sebenarnya. Cita-cita sendiri bagi saya merupakan suatu harapan yang dari dulu saya impikan, suatu impian yang selalu saya pegang dan saya doakan bahwa suatu saat saya akan meraihnya.

Advertisement

Menggapai cita-cita di masa depan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak rintangan yang harus dilewati, banyak pengorbanan baik waktu, materi, fisik, dan pikiran kita. Karena pada dasarnya jika kita ingin meraih impian kita harus mau bersusah payah dahulu seperti peribahasa Berakit-rakit ke hulu berenang berenang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Mungkin itu yang menggambarkan kehidupan saya saat mengejar impian untuk menjadi seorang dokter. Pada saat SMA saya berusaha untuk masuk jenjang perkuliahan dengan jurusan Kedokteran, tetapi hal itu tidaklah mudah banyak kegagalan yang saya alami.

Pada tahun 2020 saya mengikuti ujian untuk masuk kampus di Perguruan Tinggi Negeri yang saya inginkan dan dengan jurusan yang saya inginkan. Tetapi, nasib baik belum berpihak pada saya dan hal tersebut tidak mematahkan semangat saya, saya kembali mencoba mengikuti ujian masuk di Perguruan Tinggi Swasta, dan sayang sekali juga belum rezeki saya. 

Rasa sedih dan kecewa sudah bercampur aduk, dan saya bingung akan melakukan apalagi sedangkan penerimaan mahasiswa baru di universitas di Indonesia sudah banyak yang tutup. Akhirnya dengan saran dari orangtua saya untuk mencoba di tahun depan kembali dengan mengikuti bimbingan belajar di Jogja yang dimana saya pertama kalinya merantau dari Kalimantan ke Jawa. Pada saat bimbingan belajar tersebut, saya berusaha untuk mempersiapkan diri di ujian tahun depan dengan harapan saya diterima di kampus yang saya inginkan dan jurusan yang saya impikan yaitu jurusan Kedokteran.

Advertisement

Dengan persiapan beberapa bulan akhirnya tibalah saat yang ditunggu yaitu ujian seleksi masuk kampus yang sudah saya tunggu dari lama. Saat saya ujian saya yakin saya bisa mengisi jawaban dengan benar dan saya berdoa semoga hasilnya akan baik, tetapi saat pengumuman hasilnya tidak sesuai dengan yang saya inginkan, dan itu merupakan kegagalan saya di tahun kedua. 

Walaupun saya gagal berkali-kali dalam menggapai cita-cita saya, orangtua saya tetap mendukung saya dan selalu meyakinkan saya bahwa saya akan mampu untuk menggapai impian saya. Dengan keikhlasan hati saya menerima kenyataan bahwa di tahun kedua ini saya belum bisa berkuliah di jurusan Kedokteran yang saya impikan. Dan saya mulai meyakinkan diri untuk mencoba di tahun ketiga untuk mengikuti ujian masuk kampus, dan orang tua saya sangat mendukung hal tersebut. Akhirnya saya pulang ke Kalimantan dimana saya ingin menghabiskan waktu bersama kedua orangtua saya dan mempersiapkan diri untuk ujian di tahun depan kembali. Beberapa bulan saya habiskan dengan belajar secara mandiri dirumah.

Advertisement

Selain itu, melakukan hal-hal baru untuk mengisi waktu luang saya seperti memasak kue yang sebelumnya saya belum pernah lakukan. Lalu, pada tahun ketiga, saya memutuskan untuk kembali mengikuti bimbingan belajar yang berfokus pada ujian masuk Kedokteran di Jogja, di bimbingan tersebut saya di motivasi dan di bimbing secara khusus untuk persiapan ujian masuk Kedokteran. Di tahun terakhir saya ini, akhirnya saya berhasil menggapai mimpi saya. Saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang sejak dulu saya impikan. Perasaan saya saat dinyatakan diterima di Fakultas Kedokteran sangatlah senang, saya bersyukur karena akhirnya dapat menggapai cita-cita yang sudah saya impikan dari kecil.

Dari pengalaman saya tersebut membuat saya semakin yakin bahwa setiap perjuangan pasti ada hasilnya, walaupun harus berkali-kali terjatuh tetapi itu tidak membuat saya menyerah. Dengan proses yang panjang ini saya mengetahui arti dari sebuah perjuangan, dan saya mendapat pelajaran yang bernilai di perantauan. Saya bertemu dengan orang baru dari luar daerah yang dimana saya dapat mempelajari bahasa, dan budaya mereka. Serta, bertemu teman-teman yang baik, yang selalu mendukung saya senang maupun susah. 

Saat yang ditunggu, akhirnya saya resmi menjadi mahasiswa Kedokteran. Menjadi mahasiswa Kedokteran adalah impian bagi banyak orang, dan saya sangat bersyukur mampu menggapainya. Saya akan melakukan usaha yang terbaik dalam proses pendidikan untuk menjadi dokter agar saya mampu mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini