Â
Tahukah Anda? Ternyata, sebagian besar pasien yang telah menjalani prosedur amputasi pada anggota tubuhnya masih bisa merasakan keberadaan anggota tubuh yang sudah diamputasi. Salah satu sensasi yang dirasakan adalah rasa sakit yang parah pada bagian tersebut, sehingga bisa menghambat kualitas hidup pasien. Kondisi tersebut dinamakan phantom limb pain (PLP). Namun, jika sensasi tersebut hanya berupa perasaan bahwa anggota tubuh yang diamputasi masih ada, maka itu dinamakan phantom limb sensation (PLS) dan tidak bisa disamakan dengan phantom limb pain.
Sejarah Istilah Phantom Limb Pain
Orang pertama yang mendokumentasikan contoh dari phantom limb pain kemungkinan adalah ahli bedah berkebangsaan Prancis, Ambroise Paré, pada abad ke-16. Namun, istilah phantom limb pain belum muncul hingga memasuki masa American Civil War (perang saudara Amerika). Istilah ini akhirnya muncul setelah dijelaskan oleh Silas Weir Mitchell, seorang ahli bedah militer yang kemudian menjadi ahli saraf.
Gejala Phantom Limb PainÂ
Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang bagian tubuhnya diamputasi merasakan gejala phantom limb pain. Berikut ini adalah beberapa karakteristik gejala PLP dari Mayo Clinic:
Terjadi dalam minggu pertama pasca amputasi, bisa juga tertunda berbulan-bulan atau lebih lama dari itu
Rasa sakit datang dan pergi atau bisa juga terus-menerus
Gejalanya berpengaruh pada bagian anggota tubuh yang paling jauh dari tubuh
Rasa sakit dapat digambarkan seperti tertusuk, tertikam, kram, kesemutan, tertindih, berdenyut, atau bahkan terbakar
Penyebab Timbulnya Phantom Limb Pain
Hingga sekarang, penyebab rasa sakit yang muncul pada bagian tubuh yang diamputasi masih belum bisa dipastikan. Dilansir dari laman Mayo Clinic, para dokter dulunya menganggap bahwa phantom limb pain adalah masalah psikologis. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemungkinan besar rasa sakit tersebut berasal dari sumsum tulang belakang dan otak.
Penelitian yang dilakukan untuk memastikan asal rasa sakit pada phantom limb pain menggunakan tes pencitraan berupa magnetic resonance imaging (MRI) atau positron emission tomography (PET). Hasil menunjukkan adanya sebuah aktivitas pada bagian otak yang secara neurologis terhubung ke saraf anggota tubuh yang diamputasi ketika pasien mengalami phantom limb pain.
Kontribusi kortikal untuk PLS dan PLP
Saat ini, teori bahwa sistem saraf pusat berkontribusi pada mekanisme PLS dan PLP yang paling umum diajukan adalah teori pemetaan ulang kortikal (cortical remapping theory/CRT). Teori ini meyakini bahwa otak merespons kehilangan anggota tubuh dengan mengatur ulang peta somatosensori.
(A) Representasi sensorik dan motorik bagian tubuh ditata dalam pola peta kortikal dan menerima informasi sensorik (misalnya, sentuhan atau nyeri) dari berbagai area tubuh. Setelah amputasi, daerah kortikal yang menerima proyeksi sensorik atau motorik dari anggota tubuh yang diamputasi dapat mulai menerima masukan sensorik atau motorik dari daerah kortikal terdekat yang meluas untuk mengambil alih daerah yang sebelumnya mengontrol anggota tubuh yang diamputasi. Oleh karena itu, sensasi dari wajah, misalnya, dapat dirasakan juga oleh bagian lengan yang diamputasi.
(B) Memori proprioseptif, yang menyimpan informasi tentang posisi anggota tubuh dalam ruang relatif terhadap tubuh, dapat mempengaruhi reorganisasi kortikal di sistem saraf pusat. Ingatan ini dapat menyimpan informasi tentang posisi akhir dari anggota tubuh yang hilang atau dalam kombinasi dengan reorganisasi kortikal, dapat mempengaruhi PLS atau PLP.
Ada dua faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya phantom limb pain:
Rasa sakit sebelum amputasi kemungkinan, otak menyimpan memori rasa sakit, lalu mengirimkan sinyal rasa sakit itu terus-menerus, meskipun anggota tubuh yang sakit telah diamputasi. Hal itu menyebabkan seseorang yang mengalami sakit pada anggota tubuh sebelum diamputasi memiliki kecenderungan untuk merasakannya juga setelah diamputasi.
Rasa sakit pada anggota tubuh yang tersisa seorang yang mengalami rasa sakit berkepanjangan di sisa anggota tubuh yang diamputasi juga bisa mengalami phantom limb pain.
Pencegahan Timbulnya Phantom Limb Pain Berkepanjangan
Beberapa dokter memberikan rekomendasi anestesi regional berbentuk spinal atau epidural dalam kurun waktu beberapa jam hingga beberapa hari menjelang operasi amputasi dilaksanakan. Prosedur ini cukup efektif untuk pasien yang pernah mengalami nyeri pada anggota tubuh sebelum diamputasi karena dapat mengurangi rasa sakit segera setelah operasi dan mengurangi risiko phantom limb pain yang bertahan lama.
REFERENSI
Collins, K. L., Russell, H. G., Schumacher, P. J., Robinson-Freeman, K. E., O’Conor, E. C., Gibney, K. D., Yambem, O., Dykes, R. W., Waters, R. S., & Tsao, J. W. (2018). A review of current theories and treatments for phantom limb pain. Journal of Clinical Investigation, 128(6), 2168–2176. https://doi.org/10.1172/jci94003
Mayo Clinic Staff. (2021, June 11). Phantom pain – Symptoms and causes. Mayo Clinic. Retrieved November 26, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/phantom-pain/symptoms-causes/syc-20376272
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”