Pola Komunikasi Non Verbal di Dalam Media Sosial

Saat ini, komunikasi adalah suatu bagian terpenting dalam berbagai aspek di kehidupan kita sehari–hari. Bahkan sejak zaman dahulu pun komunikasi juga menjadi bagian yang terpenting didalam kehidupan kita sehari–hari, di mana pada saat itu teknologi belum secanggih sekarang.

Advertisement

Orang–orang melakukan interaksi secara langsung tetapi jangkauan nya belum seluas saat ini, yang mana teknologi untuk berkomunikasi sudah sangat canggih. Di era digital saat ini orang–orang sudah mendapat kemudahan dalam berinteraksi karena adanya media sosial dari berbagai platform, seperti Instagram, Whatsapp, Line, Twitter, dan masih banyak platform lainnya yang bangak digunakan.

Kehadiran media sosial juga menggantikan sistem berkomunikasi tatap muka menjadi non verbal, dengan menggunakan alat elektronik seperti smartphone, laptop, komputer, dan peralatan lainnya kita dapat dengan mudah berkomunikasi. Ditambah adanya jaringan internet yang jangkauan nya sudah semakin luas hingga ke berbagai daerah semakin mempercepat kita dalam menyampaikan pesan.

Komunikasi non verbal juga menyangkut ekspresi dan emosi, dimana proses mentrasfer informasi dilakukan melalui bahasa tubuh. Banyak jenis dari komunikasi non verbal diantaranya adalah tatapan mata, sentuhan, dan gestur tubuh. Mark L. Knapp (1972:9-12) juga menjelaskan tentang fungsi–fungsi pesan non verbal. Pesan–pesan non verbal memiliki bermacam–macam fungsi diantaranya adalah repetisi, yaitu dengan cara mengulang kembali suatu gagasan yang sudah disampaikan secara verbal.

Advertisement

Kedua adalah substitusi, yaitu dengan menggantikan lambang–lambang verbal, yang ketiga ada kontradiksi, yaitu dengan memberikan suatu makna lain terhadap suatu pesan verbal. Yang keempat adalah komplemen, yaitu dengan cara memperkaya suatu pesan non verbal, yang terakhir adalah aksentuasi, yaitu dengan menegaskan suatu pesan verbal.

Namun seiring dengan perkembangan di era digital saat ini, unsur–unsur terpenting tersebut telah dianggap hilang perannya karena sebagian besar orang lebih banyak menggunakan media digital untuk bertukar informasi dibandingkan dengan bertatap muka secara langsung. Luasnya jaringan internet menjadi salah satu faktornya, dengan adanya internet yang memadai membuat orang – orang banyak beralih kedalam media sosial. Komunikasi non verbal juga merupakan bagian dari refleksi budaya, seperti komunikasi verbal, perilaku non verbal dibentuk oleh gagasan budaya, nilai–nilai, kebiasaan, dan dan sejarah (Andersen, Hecht, Hoobler, & Smallwood. 2002; Emmons, 1998).

Advertisement

Komunikasi non verbal juga bersifat multi jalur, yaitu komunikasi non verbal sering kali muncul secara simultan dalam dua jalur atau lebih. Komunikasi non verbal bisa dilihat, dirasakan, didengar, dicium, dan melalui kecapan. Kita juga menerima komunikasi non verbal melalui beberapa jalur ini dalam waktu yang bersamaan. Saat anda menyentuh seseorang dan tersenyum serta membisikkan sesuatu, komunikasi non verbal hadir dalam tiga jalur sekaligus.

Komunikasi non verbal juga mempunyai prinsip – prinsip yang akan meningkatkan pemahaman pada bagaimana komunikasi non verbal memengaruhi makna dalam interaksi manusia. Yang pertama komunikasi non verbal dapat mendukung menggantikan komunikasi verbal, contohnya dalam media sosial yaitu pada saat kita ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman kita, akan tetapi orang yang berulang tahun sedang tidak bisa untuk ditemui, tentunya kita dapat memberi ucapan selamat ulang tahun lewat media sosial seperti pada instastory di aplikasi Instagram yang belakangan ini sedang ramai digunakan oleh semua orang.

Lalu dalam melakukan perdagangan online, kita juga dapat mempromosikan dagangan kita lewat aplikasi instagram karena lebih mudah untuk menyebarkannya karena jaringannya yang sangat luas. Komunikasi non verbal juga mengatur interaksi, di mana didalam sebuah percakapan, kita tahu kapan saatnya seseorang berbicara dan kapan saat kita untuk  berbicara.

Seperti contohnya saat kita sedang melakukan percakapan online melalui grup dalam media sosial seperti Line, kita dapat dengan mudah mengatur giliran untuk berbicara misalnya dengan memberi nomor urut atau memberi kode dengan mengirimkan emoji yang tertera. Komunikasi non verbal juga sering kali membangun tingkatan makna hubungan. Tingkat makna hubungan menegaskan identitas hubungan para komunikator diantara mereka.

Komunikasi non verbal sering kali berlaku sebagai “bahasa hubungan” yang mengekspresikan keseluruhan perasaan dalam hubungan (Guerrero & Floyd, 2006; Sallinen-Kuparinen, 1992). Komunikasi non verbal dapat menyampaikan tiga dimensi dari tingkat makna hubungan.

Satu dimensi dari tingkat makna hubungan yang sering kali disampaikan oleh komunikasi non verbal adalah tingkat responsif. Didalam media sosial, kita dapat berkomuikasi responsive menggunakan emoticon untuk menunjukkan perasaan dan membalas pesan dengan segera didalam suatu obrolan.

Dimensi kedua dari makna hubungan adalah menyukai. Perilaku non verbal sering kali menjadi indicator yang tepat mengenai seberapa banyak hal positif dan negative yang kita rasakan terhadap orang lain. Senyuman dan sentuhan yang bersahabat mengindikasikan perasaan yang positif, sedangkan wajah yang merengut dan sikap badan yang tegas mengekspresikan antagonism (Keeley & Hart, 1994).

Dimensi ketiga dari tingkatan makna hubungan adalah kekuasaan. Kita menggunakan perilaku non verbal untuk menyatakan dominansi dan untuk negosiasi status serta memengaruhi (Burgoon & Le Poire, 1999; Remland, 2000). Status juga mempengaruhi kecenderungan untuk mengkomunikasikan kekuasaan secara non verbal. Prerogatif untuk menekan orang lain merefleksikan kekuasaan, jadi orang–orang dengan kekuasaan cenderung untuk menekan orang lain yang lebih rendah kekuasaannya.

Pada menggunaan media sosial, pesan tertulis, ekspresi wajah, dan emosi dapat diekspresikan melalui emoticon yang jumlahnya terbatas. Selain itu, emoticon juga tidak dapat sepenuhnya mewakilkan suatu perasaan seseorang, karena hal tersebut tidak dapat dipastikan kebenaran nya.

Misalnya saat kita sedang bercerita tentang kesedihan yang kita alami kepada sahabat kita, lalu kita berusaha untuk tidak terlihat sedih dengan mengirimkan emoticon yang berbentuk kesenangan, tetapi tetap saja kita tidak dapat membuktikan kalau ia benar – benar terlihat senang. Sehingga emoticon tidak bisa dijadikan suatu acuan untuk dapat mengekspresikan perasaan kita sebenarnya.

Kita dapat dengan mudah mengetahui segala macam aktivitas yang sedang dilakukan orang–orang terdekat, misalnya didalam aplikasi instagram terdapat sebuah fitur yang bernama insta story, yang sedang ramai digunakan dikalangan orang–orang saat ini. Komunikasi non verbal berperan banyak dalam kemajuan berkomunikasi di era digital saat ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE