Prinsip Ekonomi Islam Tanpa Riba yang Menghidupkan Perekonomian

Prinsip Ekonomi Islam Tanpa Riba

Bagi kita mungkin pembahasan tentang prinsip ekonomi Islam ini sudah tidak asing lagi didengar. Akan tetapi, ternyata prinsip ekonomi Islam ini penting juga kita terapkan dalam kehidupan. Bagaimanakah cara ekonomi Islam tanpa riba ini menghidupkan perekonomian? Yuk kita bahas!

Kita memiliki kebutuhan yang banyak, berupa kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Namun, kebutuhan yang paling utama yaitu kebutuhan  tersier yang berupa sandang, pangan, dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, makanya kita diharuskan untuk bekerja dengan cara yang halal, yaitu termasuk dalam berdagang. Seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Tetapi, kita jangan lupa dengan cara berdagang yang baik itu seperti apa. Kita juga jangan lupa bahwa berdagang itu bukan hanya menguntungkan untuk diri kita sendiri, melainkan juga menguntungkan untuk orang lain. Makanya, berdagang yang diiringi dengan riba merupakan perbuatan yang dilarang. Bagaimana tidak? karena kita sendiri juga tahu, bahwa riba itu adalah tambahan yang sudah pasti didapatkan. Karena riba dapat mematikan perekonomian dan akhirnya perekonomian pun jadi kacau balau. Coba kita pikirkan lagi tentang riba yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadi berupa bunga. Jika si peminjam tidak bisa mengembalikan bunganya, pastinya dia akan bangkrut. Dan tidak ada lagi orang yang bakal mengalirkan hartanya untuk berdagang. Kemudian si pemberi pinjaman tidak akan mau lagi meminjamkan uangnya karena keuntungan yang tidak jelas. Bagaimana perekonomian bisa maju kalau begini?

Dalam prinsip ekonomi Islam, makanya diterapkanlah sistem muamalah, yang berupa pembagian hasil dalam berdagang. Jadi, sama-sama berusaha. Untung dan rugi dapat ditanggung bersama.

Jangan lupa juga untuk berbagi dari hasil keuntungan yang diperoleh. karena pada hakikatnya, harta yang kita miliki itu adalah titipan dari Allah SWT. Berbagi  dengan cara membayar zakat yang setiap tahunnya kita keluarkan, berinfak, bersedekah, serta berwakaf. Jika kita berbagi dengan orang yang kurang mampu, pastinya mereka akan mempunyai daya beli untuk  memenuhi kebutuhan sehari-hari. Atau, mereka bisa saja membuka usaha dari zakat atau harta yang kita berikan tadi. Dan perekonomian akan terus mengalir, sehingga terciptalah kesejahteraan.

Jadi kesimpulan itu seperti ini, jika kita berbagi dalam bentuk zakat, pastinya harta kita itu akan tersalurkan ke masyarakat. Lalu, masyarakat pun dapat melakukan aktivitas perekonomian yang berupa jual beli. Jika jual beli tersebut tanpa riba, pastinya akan berputar ke perdagangan barang dan jasa. Kemudian, barang dan jasa yang dikelola oleh pasar, akan mendapatkan keuntungan. Dan keuntungan tersebut dapat dibayarkan lagi ke zakat. Begitulah proses perputaran prinsip ekonomi Islam tanpa adanya riba. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini