Profesor Mudji Sutrisno, Romo yang Tak Selalu di Gereja, Menjalankan Panggilan Hidupnya Tak Terbatas

Bukan hanya dalam lingkup gereja melainkan langsung turun dalam kegiatan bermasyarakat

Mungkin kita semua hanya paham bahwa seorang romo akan selalu berada dalam lingkup gereja, seperti memimpin misa. Tapi lain halnya dengan Romo F. X Mudji Sutrisno, romo mudji merupakan romo yang berusia 66 tahun saat ini. Beliau lahir pada 12 Agustus 1954 di Surakarta, Jawa Tengah. Romo Mudji merupakan anak dari seorang bapak yang berprofesi sebagai guru SPG, ya bisa dibilang gurunya guru. Romo Mudji merupakan anak ke empat dari enam bersaudara. Karena ayahnya berprofesi sebagai guru, masa kecil romo Mudji pun tinggal dalam perumahan guru. Sedari kecil nilai nilai nasionalisme sudah ditanamkan oleh ayahnya. Berbagai cara yang dilakukan oleh ayahnya dalam memupuk rasa nasionalisme dalam diri anak anaknya seperti sering diajak melihat wayang, diajak mengikuti lomba tujuhbelasan dan lain lain. Usaha ayahnya yang mendasari rasa nasionalisme inilah yang menjadi dasar romo Mudji saat dewasa.

Advertisement

Romo Mudji memulai pendidikannya di SD Pangudi Luhur. Nah di masa SD inilah Romo Mudji memiliki ketertarikan untuk menjadi romo, ya ketertarikan ini bermula dari awalnya romo Mudji yang menjadi putra altar, saat menjadi putra altar inilah romo Mudji mengamati bahwa kasih seorang romo tidak terhalang oleh batas, romo bisa menyapa dari yang anak anak hingga kakek nenek. Hal lain yang mendasari ketertarikannya adalah kakak dari ibunya merupakan seorang romo dan keponakan keponakannya juga masuk ke seminari. Ketertarikan ini juga didukung oleh keluarganya, beliau di sekolahkan di seminari menengah mertoyudan untuk SMP dan  melanjutkan SMA nya pun di seminari. Walaupun pada awalnya banyak dari keluarganya yang masuk ke seminari, namun pada akhirnya hanya romo Mudji saja yang menjadi seorang romo. Di seminari romo Mudji diperkenankan untuk memilih kegiatan pengembangan bakat. Dan romo Mudji pun memilih melukis dan menulis.

Setelah lulus SMA, Romo Mudji masuk Romo SY (Sarikat Yesus). Bagi mereka yang mau mengambil Orde SY karena mau mengikuti jejak Yesus seperti Ignatius. Intinya, mau menjadi suci. Mau menjadi kontemplatif, if action. Jadi di pasar itu dia tetap hening dan tetap mau bekerja, dan itu butuh kedalaman bukan main, dan ditempatkan di Novisiat untuk orang-orang baru. Dua tahun di situ. Jadi harus menjadi suci di pasar, harus, Being contemplative even is a life and action. Itu kan berarti dari dalam harus punya keheningan yang bukan main. Nah sebenarnya keheningan ini adalah sumber segala macam dari para seniman untuk inspirasinya dan untuk mengolah hidup. Yang penting kan bukan banyaknya pengalaman, tapi yang penting mengolah pengalaman itu dalam keheningan, dalam doa dengan yang di atas, itu sebenarnya.

Pandangan romo mudji mengenai Pendidikan adalah sangatlah penting oleh karena itu beliau melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar MA dan PhD di Universitas Gregoriana Roma, pada tahun 1986, selain itu beliau juga mengikuti Summer Course Religion and Art di Ichigaya Sophia University of Tokyo, Jepang, pada tahun 1990. Segudang ilmu yang beliau telah dapatkan dari Pendidikan tidak hanya beliau pendam tetapi juga ia bagikan, beliau mengajar sebagai dosen Filsafat Sekolah Filsafat Driyarkara dan Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia.

Advertisement

Romo mudji menyampaikan pandangannya terhadap iman dan ilmu pengetahuan. Menurut beliau ilmu adalah sebuah kebenaran akal budi. Dan manusia memiliki potensi untuk mencari kebenaran . artinya manusia memiliki sebuah anugrah dan talenta untuk mengetahui apa yang benar dan baik seperti ilmu begitu juga dengan seni, manusia memiliki kemampuan untuk merasakan seni dan menghayati religiusitas. Sedangankan arti iman bagi romo mudji adalah sebuah pengalaman pribadi dengan Tuhan. Lalu untuk definisi iman yang lain menurut romo mudji, iman adalah sebuah sikap keterbukaan untuk menysukuri hidup yang tuhan telah berikan pada pribadi manusia. Karena tuhan telah memanggil kita maka Ia juga menugasi kita yang dipanggil, nah bagi romo mudji ia menyadari bahwa tugas yang diberikan oleh tuhan dapat dijalankan dengan menjadi dosen, seniman, dan pastur. Romo mudji juga menyadari bahwa ia bersekolah itu adalah salah satu kehendak tuhan, namun  karena imannya ia menjalankan panggilannya denga pasrah pada kehendak Allah yang telah merencanakan sesuatu hal untuk kita umatnya.

Romo mudji adalah seorang pastur yang sangat menyadari dan menghayati kemampuan yang dimilikinya, ia sadar akan talenta bisa menulis, membuat sketsa, selain karena kemampuannya yang ia kembangkan semasa di seminari,hal sadar akan bakat inilah yang mendukung beliau dalam menjadi seorang seniman. Namun dasar mengapa beliau memilih menjadi seorang seniman adalah karena kecintaan dan kepedulian terhadap negara. Seni dapat mendukung romo mudji dalam menyampaikan pikirannya tentang kehidupan bernegara dan berpolitik. Dalam bidang seni menuis ini beliau telah berhasil menghasilkan 28 buku, dan diantara beberapa buku beliau merupakan apa yang beliau pikirkan tentang negara contohnya buku yang berjudul buku DEMOKRASI SEMUDAH UCAPANKAH? terbitan Kanisius tahun 2002. 28 buku buku ini merupakan terbitan sejak tahun 1983 hingga 2010.

Advertisement

Semua pemikiran beliau didasarkan pada pengalaman hidup yang beliau pernah jalani yang kemudian disambungkan dengan iman yang ia hayati. Sifat nasionalisme yang telah ayahnya tanamkan beliau terapkan di masa dewasanya. Seperti saat ia menjadi anggota dari KPU, dan bergabung dalam sebuah organisasi lainnya. Romo mudji memang seorang imam namun memang agak berbeda dengan imam lainnya. Di saat imam lain sibuk hanya pada urusan gereja, romo Mudji sibuk pada hal lain tidak hanya sibuk dalam lingkup gereja saja. Beliau mengatakan bahwa beliau hanya punya satu jubah. Kenapa? Karena saya mau kalau romo itu tampil bukan karena bajunya, tapi karena pelayanannya. Karena prosesnya dan karena pemberiannya ada di situ semua. Jadi menurut beliau semua aktivitas nya dalam kegiatan berseni dan bergabung dengan organisasi dan peduli akan kondisi bernegara juga merupakan salah satu wujud pelayanan bagi sesama dan membuat romo Mudji semakin mengahyati iman yang dimilikinya.

Karena banyaknya prestasi romo Mudji ini maka banyak teladan yang bisa umat katolik ambil, seperti menjalankan kewajiban sebagai pengikut Kristus yaitu melakukan pelayanan pada sesama dan peduli terhadap lingkungan sesuai dengan minat dan bakatnya tidak harus monoton pelayanan di gereja saja. Hal ini bisa menjadi alternatif bagi generasi generasi muda agar bisa melakukan pelayanan sesuai kemampuan dan minatnya. Alternatif juga agar bisa terjun langsung ke masyarakat dan memberikan pelayanan sehingga menunjukan pada masyarakat  bahwa pribadi pengikut Kristus itu baik dan peduli dan penuh kasih seperti yang diinginkan Tuhan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE