#WorldPoetryDay2022 – Dipanggilnya Memoar

Kau bersinggah sebagai pemeran utama setelah hirap beberapa pekan.

Dipanggilnya Memoar

Advertisement

Sepanjang langkah kaki berpijak

Hanya duduk yang diijinkannya bertahan lama

Kau bersinggah sebagai pemeran utama

Setelah hirap beberapa pekan

Saat itu, duduk menjadi ruang favoritmu

Untuk mengembalikan setiap bagian yang terpisah

Semenjak lama, semenjak tidak lagi kata yang bersinggungan dengan mata

Dipanggilnya memoar-memoar itu

Pada persinggahan ribuan waktu yang bergulir

Disenadakan dengan tegaknya tiang-tiang gedung

Dimana kita berdiam, dimana ada pada depan mata

Perihal cerita yang hampir tercecar

Kau kembalikan di atas setiap lembar-lembar memoar

Disajikannya teh tawar

Saat separuh cerita, kau tanyakan berulang

Sampai lupa, pada akhir kepulangan

Advertisement

Cepat Sadar

Saat lama tak terjalin

Merajut angan

Menjangkau udara

Advertisement

Kau kembali berujar manakah yang lebih baik

Antara haru biru atau putih seperti lilin

Kau singkapkan pula, dimana berandamu

Kau singkapkan pula, potret-potret hitam putih New York

Yang tak lain, kau singkapkan pula betapa banyaknya harta karun

Yang tak terlihat pada sudut-sudut megah kota Jakarta

Harta karun itu kau sebut sebagai peralihan

Harta karun itu, kau singkapkan di depan mata

Ia sedang berupaya, agar si lawan bicara cepat sadar dalam lamunan tidurnya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hai, selamat datang diruangku 🌼. Aku blogger pemula yang selalu ingin belajar hal-hal yang baru 🙂

CLOSE