#PuisiHipwee Aku Bukanlah Heroine, Hanya Pemeran Pembantu Semata

Setiap orang punya cerita dalam film hidupnya masing-masing


Heroine


Dalam hidup

Kita adalah tokoh utama dalam takdir Tuhan

Bisa jadi kita menjadi heroin dalam hidup orang lain

Atau malah hanya sebagai figuran yang sejenak lewat

Selayaknya novel romance yang kubaca

Kadang berbicara ringan denganmu

Sudah menjadi kebanggaan dalam hidup

Detak jantungku bisa berlarian tak menentu

Imajinasi liar ku tak kuasa kubendung

Bahkan terbayang hingga ke alam bawah sadarku

Awalnya kupikir aku ialah pemeran utama dalam hidupmu

Aku selalu berpikir kita adalah sepasang yang ditakdirkan bersama

Kenyataannya aku salah, peranku dalam hidupmu

Hanya sebagai pemeran pembantu

Yang cukup dekat dengan Heroine 

Namun tak pernah akan bisa bersanding

Biarpun kita tak bersama

Aku cukup bahagia meski sekedar menjadi second lead

Aku sudah merelakan mu

Tempatku memang disini

Sebagai pengamatmu yang melihat hasil pemeran utama sebenarnya bekerja menemanimu meraih kebahagiaan itu

Dia memang pantas bersanding denganmu

Buktinya rona kebahagiaanmu terus terpancar

Tiada henti walau dirundung berbagai kesulitan hidup

Aku percaya Tuhan tak akan begitu kejam

Hingga membuatku terus berperan sebagai pemeran pembantu selamanya

Nanti ada waktunya aku akan menjadi heroin dalam hidup seorang pria

Saat itu dia akan jauh mencintaiku

Dibandingkan saat aku mencintaimu sekarang

Hingga saat itu tiba

Aku akan mencoba sabar dan selalu tertawa

Agar film hidupku selalu terkenang indah

 


Bingung


Aku bingung bermain teka teki denganmu

Aku tak mahir menerka-nerka perasaan

Kau tampak biasa saja saat kudekati

Bilamana aku mencoba menjauh

Kau diam-diam menggodaku sejenak

Saat aku mulai mendekat

Kau malah diam seribu bahasa

Lalu pada titik mana kita bisa bertemu

Sementara kita bukanlah magnet yang saling menarik saat berdekatan

Haruskah aku terang-terangan 

Menyatakan perasaanku?

Tapi akupun bingung

Memilah kata yang tepat

Untuk memilikimu

Kau tahu aku bukanlah pujangga 

Yang mahir bermain ungkapan mesra

Bila kunekat menyuarakan rasa

Sementara dirimu masih penuh tanda tanya

Yang kutakutkan bukanlah penolakanmu

Melainkan kerenggangan yang membuat kita sama sama tak nyaman

Bila aku tetap berpura-pura seperti biasa

Sedangkan kau layaknya menunggu reaksiku

Pasti hatiku berdegup cepat 

Tanganku gemetaran

Aku akan kalut, gundah gulana

Seperti badai ditengah lautan lepas

Tapi saat kau mencoba pamit

Ingin ku teriakan agar kau kembali

Sayang satu katapun tak keluar 

Suaraku terasa tercekat

Dihadang ketakutan yang begitu besar

Sementara keberanian ku entah lari kemana

Dari balik punggungmu yang bidang

Aku menahan air mata agar tak mudah jatuh berlinang 

Lalu aku harus bagaimana?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Malu menujukkan paras Berani menjual kata-kata Tak ingin alay sendiri Akhirnya membagi rasa dalam puisi