Gadis Di Seberang Kota
Jatuh Cinta Sendirian, Dari Kejauhan
Suatu pagi yang cerah, di kursi taman yang dikelilingi bunga, seorang gadis terheran saat pemuda asing mendekat dan tersenyum padanya.
Dalam hati, si gadis bertanya-tanya, "Siapa gerangan pemuda ini?" namun Ia memilih tak acuh dan kembali pada puluhan surat tak bertuan yang berbulan-bulan terakhir sering diterimanya. Misterius. Tanpa nama. Hanya bertuliskan 'Gadis di Seberang Kota'.
"Saya hanya sedang melihat-lihat, nona," ujarnya tiba-tiba, sedikit mengagetkan.
"Kota ini punya taman yang indah, penduduknya ramah-ramah," sambungnya sembari duduk di ujung-jauh kursi yang sama dan tersenyum memandang si gadis.
Lagi-lagi, sang gadis tak menghiraukan.
"Ada hal yang mungkin seseorang belum ketahui," ujar si pemuda.
"Bahwa mungkin saja dua orang diperkenalkan karena suatu alasan. Alasan yang masih misteri. Alasan yang mendatangkan kegundahan setiap hari."
"Bahwa mungkin saja ketidaksengajaan hadir membawa kesan yang bertahan berbulan-bulan, bertahun-tahun dan kemudian tumbuh menjadi perasaan yang utuh."
Meski bingung menerka maksud si pemuda, sang gadis mulai mendengarkan.
"Mungkin saja seseorang mengamati dari kejauhan setiap hari, berharap jika pertemuan nyata bisa terjadi"
"Sebab mungkin saja bagi seseorang melawan jarak dan menempuh waktu hanya untuk menjemput sesuatu yang dinamainya: rindu."
Sang gadis mengerutkan dahi, "apa maksud pemuda asing ini?" gumamnya dalam hati.
"Mungkin saja seseorang memimpikan semesta yang berhari-hari mendung kelak terbangun saat mentari terbit menyambut dengan tersenyum"
"Namun.. mungkin juga ini membuat seseorang semakin tidak mengerti.."
"Sebab, bagaimana mungkin seseorang tiba-tiba hadir, memecah keheningan ruang yang dihuni oleh hati yang sedang sendiri?"
"Hanya karena barisan pesan teks yang dikirim dari ribuan mil tiba dengan membawa arti tersendiri."
"Apa mungkin seseorang terlalu cepat menyimpulkan arti? Atau terlalu banyak menaruh hati?"
"Lagi-lagi, mungkin ini yang belum seseorang ketahui.."
"Mungkin saja…,"
"Hey, cantik!" suara muncul tiba-tiba dari belakang kursi, memotong perkataan si pemuda asing– bedanya, suara ini familiar bagi si gadis. Pemuda yang dikenalnya, tersenyum membawa seikat bunga.
"Hey," sahut sang gadis.
"Sudah lama menunggu? Aku bawakanmu sesuatu," sambil mengecup kening si gadis dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Si gadis tersenyum.
Di kursi yang sama, si pemuda asing berdiri mengemas bawaannya, bergegas pergi dan meninggalkan sebuah kertas beramplop merah-muda bertuliskan 'Gadis di Seberang Kota — Hari ke-672'. Pemuda itu menjauh, tersenyum dan bergumam,
"Yah, mungkin saja…"
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”