#PuisiHipwee; Ketika Kau Mengajariku Mengemas Kepedihan

Aku ialah bubuk hitam yang larut di dalam gelas-gelas duka para pesakitan.

Ketika Kau Mengajariku Mengemas Kepedihan

Advertisement

Kau mengajariku mengemas kepedihan

dari sisa-sisa tubuhku yang runtuh

Sementara aku merakit puisi

Advertisement

dari bekas-bekas kehilangan

Di dalam kepalaku terbit kata-kata tak beraturan

Advertisement

Lahir huruf-huruf berserakan

Demikianlah, telah aku adu gundah semalaman

Mencerca sedih yang tercecer

Di dalam darahku mengalir racau-racau kacau

Pada si(apa) lagi puisiku bersandar?

Jika bukan pada lembar

Kertas yang pernah kau lempar.

Usia Menuangkan Cat Air Berwarna Gelisah

Usiaku menumpahkan gelisah pada telaga

Kepala ayah, menuangkan pelik pada

Samudera peluk ibu

Aku mengira terlalu pagi untuk menjadi dewasa

Namun takdir bermantra: aku harus terbiasa pada ingar bingar

Kehidupan kota yang sangar

Aku adalah anak lucu yang menanti iba mata kota

Mata yang melihat air asin tubuhku mengucur

Dari ujung pagi hingga dini hari.

Aku adalah anak lucu yang mengharap buai mata kota

Mata yang menangis karena kerasnya ibu kota.

Nama : Ely Rizki IG : @dearel__

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang introvert yang terkadang menemukan dirinya dalam keadaan ekstrovert.

CLOSE