#PuisiHipwee Kita, Tidak Sedang Berlomba

Kita, dan Kenyataan Hari Ini


Kita, Tidak Sedang Berlomba


Advertisement

Kita, menemukan rapuh pada setiap pola yang tergambar di wajah-wajah manusia.

Kita mendapati satu persatu kata  yang mereka utara, adalah pesan-pesan penuh keletihan.

Kita  berantakan. Lebih dari bumi  yang berantakan.  Terlalu penuh menyatukan yang nisbi disatukan, kita  rapuh memenangkan kesemuanya. 

Advertisement

Padahal, kita tidak sedang berlomba.

Kita butuh mengobati candu pada segala hal tentang “Pongah”, “Antipati”, dan rasa “Ingin aman sendiri.”

Advertisement

Kita perlu menenangkan diri, bahwa segala solusi hari ini bukan tentang memenangkan kelompok satu atau mengalahkan kelompok yang satu.

Kita,  tidak sedang berlomba…

Kita butuh jeda untuk keluar dari diri kita yang berantakan. Kita butuh mengosongkan apa yang terlalu penuh, kerikil yang membuyarkan pola pikir. 

Kita butuh ruang bicara untuk mengisinya dengan cara. Menggusah apa yang membuyarkan logika, Menggugah apa  yang selama ini tidur tentang  “iman dan percaya”. 


Hari ini, apakah kita telah cukup mengosongkan apa yang seharusnya dibuang dalam ruang? Mengisinya dengan kumpulan amunisi penuh gizi. Sebab solusi tentang masalah hari ini bukan menangnya kelompok yang satu, atau kalahnya kelompok yang satu.

Lagi, kita tidak sedang berlomba…

 


Pahlawan itu, adalah kalian


Pahlawan itu adalah kalian,

Anak-anakku, para pembelajar yang tetap memilih diam dengan sabar, meski harus menunggu penuh rasa gusar.

Pahlawan itu adalah kalian,

Anak-anakku yang tetap mengisi tangki semangat belajarnya, meski hari-hari dirumah tidak pernah sama dengan hari belajar disekolah.

Pahlawan itu adalah kalian,

Anak-anakku yang sedang memendam rindu, bermain dan belajar seperti hari yang lalu. Hari yang sebelumnya tak pernah di rindukan.

Rindu belajar, rindu teman-teman, rindu membawa buku, beberapa rindu ditegur guru. Seperti bagaimana guru-gurunya rindu, seperti aku.

Apa kabar pahlawan, aku merindukan gelak tawa kalian ditiap-tiap sudut ruang. Lalu tersenyum maklum dengan polah yang kadang menyebalkan, yang seringnya mengajarkan sabar.

Lain nanti, jika kondisi bumi telah pulih. Kita panggil kembali gelak tawa itu,  menghempas rindu tentang hari  lalu.  Nanti, bila semua ini telah kita lewati. Sebentar lagi.

Sebab kalian adalah pahlawan, maka tetaplah jadi pahlawan. Seperti orang-orang yang berjuang diluaran, yang digaris depan. Seperti mereka…


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penggemar kata