Setetes Hujan
Sore yang lembab sesembab air mataku
Membasahi seluruh wajahku
Berpadu dengan peluh keringatku
Mengeluhku sendiri tanpa suara
Hanya diriku dan suara hujan
Inginku berteriak…aku lelah!
Ya! aku lelah memendam rindu untukmu.
Â
Aku merenung di atas kasurku
Hujan deras membasahi pipiku
Terpikirku akan dirimu
Kau disana yang selalu mendoakanku
Tak pernah sekalipun kau mengeluhkan diriku
Kau yang biasa bersamaku tanpa menututku
Kau juga yang melepasku pergi untuk meraih masa depan
Â
Masih aku ingat dalam benak ku
Air matamu jatuh untuk yang pertama kali dihadapanku
Ketika hari itu berlalu
Ku tau kau akan selalu merindukan hadirku
Ku tau kau berat melepaskanku
Tapi inilah takdir dan hidupku
Tak ingin selalu jadi benalu
Â
Diriku yang lahir dari rahimmu
Isak tangisku membangunkanmu
Kata-katamu yang meharu hatiku
Sabarnya kau memotivasiku
Meluluhkan rasa egoku
Menenangkan pikiranku
Meredakan emosiku
Â
Tersadarku dari lamunku
Aku ketikan beberapa pesan rinduku untukmu
Tanganku begitu terampil merangkai kata
Pikiranku bergejolak ketika mengingat dirimu
Oh ibuku…kau surgaku
Dengarlah isi hatiku, piluku
Ku sampaikan dengan air mataku bagaikan setetes hujan
Â
Simfoni Syahduku
Alunan melodi musik klasik
Berpadu dengan tarian jemariku
Menghasilkan bunyi simfoni yang syahdu
Di atas piano tua yang usang
Peduliku akan waktuku
Malam yang tenang dan sepi
Ku mainkan piano tuaku
Memunculkan simfoni yang indah
Seindah liriknya
Selembut bunyinya
Syahdu…
Syahdu…
Syahdu…
Menggambarkan suasana hatiku
Seindah  malam dengan bintang yang berkilauan
Aku pejamkan mataku
Bermain dengan melodiku
Menghayati simfoni syahduku
Tenang pikiranku
Setenang cahaya rembulan
Indahnya musik klasik
Seindah lentik jemariku
Lirik yang penuh arti
Bagaikan terapi untuk jiwaku
Itulah simfoni syahduku
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”