Fiksi dan imajinasi menjadi dua hal yang saling berkaitan karena imajinasi menjadi komponen utama yang perlu untuk dimainkan agar seseorang dapat menciptakan suatu cerita fiksi. Berimajinasi memang tidak membutuhkan skill sehingga semua orang bisa saja memiliki imajinasinya masing-masing. Hal tersebut dapat juga diartikan bahwa semua orang dapat membua cerita fiksinya sendiri tanpa terkecuali.
Membuat cerita fiksi dalam pikiran dengan kamu yang menjadi tokoh utamanya, center dalam dunia yang kamu ciptakan sendiri dengan jalan hidup yang kamu inginkan, pasti menyenangkan bukan? Semua orang bisa berimajinasi tanpa membutuhkan skill, tetapi tidak semua orang bisa membawa imajinasinya ke realitas untuk mendapat eksistensinya sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri eksistensi berarti keberadaan. Kata eksistensi mengacu pada kata dasar eksis yang artinya ada dan dikenal, kata ‘membawa’ disini bukan hanya diartikan secara kasar seperti menjadikannya objek khayalan yang terasa nyata untuk diri sendiri, tetapi ‘membawa’ disini juga dapat diartikan sebagai kamu yang ingin menyalurkan dunia fiksi hasil pelarianmu ke dalam realitas. Menjadikannya sebagai hal atau objek yang memiliki eksistensi sendiri di realitas, karena hal fiksi hasil imajinasi akan terbentuk eksistensinya ketika semua orang tahu bahwa hal tersebut ada.
Yap, fiksi hasil khayalanmu akan memiliki eksistensi sendiri ketika kamu mencoba untuk memperkenalkannya kepada orang-orang yang ada di sekitarmu. Bukan menjadikannya nyata seperti kita dan hal – hal di dunia ini. Contohnya seperti seorang penulis A yang menerbitkan karya berupa novel, ketika banyak orang yang membacanya, mengenal tokoh dan latar yang ada di dalam novel tersebut, dan mulai membicarakannya dikehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung dunia fiksi yang penulis A ciptakan dan tuangkan pada novelnya ini akan dibaca dan dikenal oleh orang-orang yang mana hal tersebut menjadikannya lebih hidup karena banyak orang yang tahu bahwa ada tokoh dan latar ini di novel karya penulis A.
Banyak orang berpikir bahwa yang fiksi mungkin tidak bisa menjadi keyataan, tetapi yang fiksi akan terasa lebih hidup ketika memberinya sebuah eksistensi untuk eksis di realitas. Eksistensi pada suatu hal yang bersifat fiksi dapat lebih hidup ketika hal tersebut diketahui dan dapat diterima oleh banyak orang. Contohnya ketika kamu memiliki ide suatu cerita fiksi, kamu dapat menuangkannya di sebuah karya untuk kemudian di publikasikan agar orang-orang mengetahuinya dan cerita fiksi yang hanya ada di pikiranmu akan menjadi terasa lebih nyata.
Meskipun menerbitkan suatu karya bukanlah hal yang mudah karena bukan hanya imajinasi untuk membentuk cerita fiksi yang diperlukan, tetapi juga skill dalam menulis sebagai cara penulis agar pembaca paham dengan apa yang ingin penulis sampaikan, tetapi kamu bisa memulainya dengan menuliskan atau mengetik cerita fiksi yang mendadak melintas di pikiran kita dalam bentuk poin – poin atau sepenggal scene dengan bahasa sehari hari kamu.
Mungkin masih banyak yang mengaggap fiksi hanya sebuah dongeng masa kecil yang menemani anak-anak tumbuh dan berkembang di masa kecilnya. Nyatanya bagi sebagian orang, fiksi menjadi sangat menarik untuk dikembangkan walaupun kamu sudah dewasa dan mulai fokus ke realitas hidup yang menuntut kamu untuk terus berjalan atau bahkan berlari mengikuti kemajuan zaman. Bagi saya sendiri, fiksi adalah salah satu bumbu pelengkap dalam hidup saya. Ketika saya merasa capai atau jenuh dengan kehidupan yang saya jalani, saya akan menyelam ke dalam pikiran saya dan berpikir akan sangat menyenangkan membayangkan saya pergi ke dunia parallel dan bertemu dengan saya 2.0 yang memiliki perjalanan hidup sangat berbeda dengan saya di sini.
Membayangkan saya 2.0 di sana menjadi super hero yang bertugas menyelamatkan dunia dengan menggunakan kekuatan supernya tanpa harus berpusing ria memutar otak mengerjakan tugas akhir untuk memenuhi tanggungan mata kuliah Z atau mungkin bisa saja saya membayangkan menjadi air yang kerjaannya hanya mengalir mengikuti arus seperti saat saya mengetik kata demi kata di sini tanpa harus susah – susah menanggung risiko dari pilihan hidup yang harus saya jalani sekarang ini. Potongan cerita fiksi yang sangat tidak mungkin terjadi di realitas saya, tetapi saya dapat menjadikannya lebih hidup ketika saya menceritakannya kepada teman dekat saya sehingga teman saya tahu bahwa ada saya 2.0 di dunia parallel yang kerjaannya hanya bertarung dengan penjahat.
Alasan saya mengetik semua ini karena saya pernah membaca satu cerita fiksi karya seorang penulis dimana tokohnya adalah seorang gadis SMA yang menciptakan teman khayalannya sendiri yang dia anggap eksistensinya nyata di realitasnya, ketika dia tahu bahwa teman khayalannya ini tidak nyata dan hanya dia yang tahu dia mencoba untuk memberikan teman khayalannya ini sebuah eksistensi dengan memberitahukan kepada orang – orang di sekitarnya melalui karya novel yang dia buat.
Hal yang sederhana, bahkan terkesan tidak ada artinya, tetapi ketika saya meresapinya menjadi suatu hal yang luar biasa, membayangkan ketika kamu dapat memberikan sebuah eksistensi untuk hal yang sebenarnya tidak ada. Bukannya melampaui Tuhan, tetapi hanya memberikan warna dalam dunia fiksimu melalui karya nyata karena suatu hal akan menjadi lebih hidup ketika kamu memberikannya eksistensi di realitas ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”