Saat Semua Tak Lagi Sama, Haruskah Beranjak Tinggalkan Semua?

Selepas hari bahagia yang telah dia gelar beberapa tahun lalu, kamu masih tetap disini, disini dengan cerita lama yang ku rangkai. Disini dengan tatapan sayu dan garis senyum yang kadang terukir tipis di bibirmu. Disini dengan air mata yang sesekali jatuh membasahi pipimu. Dan disini dengan harapan dan penyesalan yang kamu pikir tak akan pernah berujung.

Bertahun tahun berlalu setelah hari itu kamu dan dia tak lagi saling sapa, bahkan tak pernah lagi berpapasan padahal tinggal di satu kota yang sama. Semua benar-benar terjadi seperti yang dulu di harapkan tak lagi saling mengenal dan tak bertemu sapa dalam keadaan dan tempat dimanapun. 

Apakah benar begitu? Atau kamu menghindari tempat tempat yang dapat menimbulkan potensi untuk dapat bertemu dia? Entahlah, tapi beberapa hari lalu aku sempat memergokimu dari kejauhan kamu masih melirik tempat tinggalnya, mungkin berharap dia keluar dari rumah menyapamu bahkan menggenggam tanganmu seperti yang dulu selalu dia lakukan katamu begitu saat menceritakan tentangnya dengan mata berkaca- kaca aku selalu berkata itu dulu .. 

Harus ku akui memang pada akhirnya kamu pun menemukan seseorang yang memang nyaman dihati.. aku kah orangnya? Tentu bukan.. sama seperti dia yang katanya tak akan pernah mampu mengganti dirimu dengan siapapun lantas telah menemukan seseorang yang kini telah membersamainya. Bagaimana dengan kita sekarang? Diam -diam saling menertawakan setiap cerita yang dulu selalu kamu lontarkan.. harusnya sekarang kamu menyadari seseorang yang membersamainya itu adalah seseorang yang dia cari diam diam ketika masih bersamamu. Kamu juga begitu bukan?

Kita dipertemukan bukan karena takdir melainkan karena kebetulan. Kebetulan saat kamu terpaku bertemu aku, lantas nyaman terjebak lara. Haha mari sekarang saling menertawakan menertawakan perasaan ku padamu dan perasaanmu padanya. Dengan berbagai bukti yang kamu saksikan, kamu masih saja tak mampu berpaling dari bayangnya. Dengan berbagai cara aku berusaha mengukir tawa setiap kali kita berbicang tapi kamu masih saja tak merasa sama dengan apa yang aku rasakan.

Sedangkan aku, untuk bisa sampai dititik ini terus berjibaku dengan setia menemani dan mendengarkan setiap ceritamu tentang dirinya. Berkali kali menyerah ada disampingmu hanya sebagai pendengar, bangun lalu kemudian patah lagi. Sedangkan kamu? Tanpa kamu sadari kamu adalah yang aku pilih dari banyaknya pilihan. Yang aku pilih setelah melewati jutaan ragu. Namun sayang semua tak sama seperti yang aku rasakan.

Kini saat semua semakin terasa tak sama haruskah kita beranjak tinggalkan semua? 

Kita tidak bicara lagi seperti yang selalu kita lakukan, Bagaimana caramu melewati hari tanpa adanya tawa seperti yang sering kita lakukan. Bagaimana caramu menghadapi ini semua? 

Mari beranjak, agar kita tidak semakin jauh!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berawal dari rasa merangkai kata berakhir cerita.