Teruntuk Sahabatku, Ini Tentang Kisah Kita yang Sempat Terpisah Dan Beradu Dalam Diam

Jangan sampai kita berjauhan

Berdiri di bawah indahnya senja, membuatku merasa nyaman. Apalagi berpadukan dengan semilir angin yang bertiup membelai lembut kerudung yang aku kenakan. Setiap kali aku berada dalam kesedihan, aku selalu berusaha menyimpan rapat-rapat agar tak ada satu orang pun yang tahu. Menangis dalam keheningan, membuat aku merasa lebih nyaman melampiaskan kekecewaanku kepada kamu, sahabatku.

Advertisement



Pagi yang menyenangkan, mentari menyambut dengan malu-malu di balik gunung yang menjulang tinggi. Aku sudah menantikan pertemuan dengan sahabatku di sekolah yang baru. Menghampiri dengan penuh percaya diri, aku rasa dia juga merindukanku waktu itu. Tapi ternyata, itu adalah kesalahan besar. Dia mengacuhkanku ketika aku sapa. Sungguh sakit bukan main. Seseorang yang sudah kuanggap sebagai saudara, kini pergi semakin jauh dan aku tidak bisa menyamakan langkah dengannya lagi.

Hari demi hari terus berlalu, aku tidak bisa menyembunyikan rasa sakit hati karena diabaikan. Aku selalu berdoa, berharap semuanya baik-baik saja. Setelah satu tahun, kita bagaikan orang asing. Jujur, aku sedih melihat kamu yang berubah seratus delapan puluh derajat. Ketika bertemu pun, kamu hanya membalas pertanyaanku dengan senyuman yang sulit diartikan, hingga membuat aku ambigu. Bahkan kamu menyindir aku dalam status itu, aku masih ingat. Kata-kata pedas yang kau tulis, membuat aku menitikkan air mata. Tuhan mempertemukan kita kembali, di suatu tempat yang umum. Kamu tak sengaja menabrakku, lalu kamu meminta maaf layaknya menabrak orang asing.

Advertisement

Hai kawan, kumohon bukalah pintu matamu melihat aku sebagai seorang teman. Tapi peluang untuk kamu kembali seperti dulu lagi sangatlah kecil. Di sekolah baru ini, aku merasa iri dengan teman-teman lain yang mempunyai sahabat-sahabat di sekolahnya dulu. Tapi tidak denganku, aku hanya sendirian. Aku tidak butuh banyak teman, tapi yang aku butuhkan adalah teman-teman yang baik, meskipun hanya hitungan jari, aku tidak mempermasalahkannya. 



Lama aku menanggung beban, menahan sakit yang terus kau lukai. Aku mendatangi sahabatku untuk menjelaskan mengapa dia berubah seperti ini. Dia menjawab, karena aku terlalu dekat dengan teman yang lainnya. Aku meminta maaf, karena melakukan kesalahan yang tidak aku duga. Dia sendiri juga meminta maaf atas keegoisannya sendiri. Aku mencoba melupakan semua yang sudah terjadi. Dan membuka lembaran baru untuk menuliskan kisah-kisah baru lagi. Aku dan sahabatku kembali rukun dan damai bersamanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama lengkap aku adalah Navila Fauziah, biasa dipanggil Jotty. Aku masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Aku bercita-cita menjadi seorang penulis dan desainer terkenal. Hobiku mengumpulkan alat tulis lucu milik teman-teman.

CLOSE