Salam dari Aku, Seseorang yang Pernah Diam-diam Menyebut Namamu dalam Doaku

Diam-diam menyebut namamu


Hai, apa kabar?


Advertisement

Itu sapaku melalui pesan singkat di ponsel pintarku. Iya, malam itu aku memberanikan diri untuk menghubungimu, walau hanya sekedar menanykan kabar yang dimana aku yakin kamu sudah sangat bahagia di sana. Memang harapanku tak lagi menggebu seperti dulu, karena rasa penasaranku sudah terjawabkan melalui foto profil yang ada di media sosialmu.

“Wah, dia sudah bersama yang lain” gumamku saat melihat fotomu. Tampaknya kalian benar-benar serasi, ah kalau tidak mana mungkin kamu memilihnya. Dalam hati rasanya masih protes, kenapa dulu aku tidak memanfaatkan waktu bersamanya saat dia masih sendiri, tapi di sisi lain hati ku berucap “dia sepertinya kurang pantas." Entahlah hatiku sepertinya ada dua bilik yang sering kali bersahutan saat aku menggumamkan namanya.

Ingin bersamamu selamanya, iya itu lah harapan yang pernah aku ucapkan di awal pertemukan kita sekitar 2 tahun lalu. Saat itu aku sudah meyakini bahwa kalau memang kamu benar-benar serius maka kamu akan menjadi yang terakhir. Setiap malam, setiap saat aku memohon kepada Tuhan agar kita dipersatukan, selalu terucap hal yang sama saat aku menyapa-Nya.

Advertisement

Berharap Dia akan merestui hubungan kita. Bahkan saat kamu tak ada kabar pun aku masih saja menyelipkan namamu di sela-sela permohonan dan ucapan syukurku yang lain. Tapi entah kenapa, semakin keras aku berdoa dan memohon kepada-Nya, semakin jauh juga Ia menciptakan jarak di antara kita.

Bahkan tak jarang aku marah kepada Tuhan karna selalu menemukan kita dengan jalan buntu. Tak pernah maju bahkan mundur. Sampai suatu saat aku di sadarkan oleh diriku sendiri, kalau kamu memang yang terbaik pasti aka nada jalan bersama. Seiring berjalannya waktu, jarak semakin jauh tercipta, bahkan bisa-bisa nya aku tak tau kamu dimana, malah sekali nya aku menemukan kabarmu kalau malah sudah berdua dengan yang lain.

Di setiap doa dan harapan ku kepada Nya, memang aku selalu memohon untuk di berikan seseorang pasangan yang terbaik, seseorang yang memang Dia pilihkan untukku. Sekarang aku semakin di sadarkan memang bukan kamu orangnya. Memang bukan jalan terbaik kita untuk bersama. Aku yang terlalu menginginkanmu sementara kamu tidak. Mungkin jika setiap doa dan permohonan dikabulkan dan setiap apa yang diinginkan diberikan, mungkin kita tidak akan bahagia, karena memang bukan takdir kita bersama. Semoga kamu bahagia dengan perempuan pilihanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

helloo, aku saat ini bekerja di instansi pemerintah.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE