Salam dari Masa Lalu. Dari Aku yang Hanya Ingin Menyapa

Kemarin sore aku datang ke kota tempat pertama kali kita bertemu. Membawa setumpuk kenangan yang bermetamorfosa menjadi rindu. Aku berjalan di antara kisah yang lalu, melangkah bersama ingatan masa itu. Menyusuri jalan yang pernah kita lalui bersama, sekilas masih terlihat sama hanya saja jika dulu aku bersamamu kini aku sendiri.

Advertisement

Aku duduk di bawah langit senja sembari mengenang indahnya perjalanan cinta masa remaja, dengan warna warni pelangi terindahnya mengukir sebuah cerita. Masih berseragam putih abu-abu menyusuri kota bersama, tertawa di antara kendaraan yang lalu lalang silih berganti. Namun, semua itu kini telah menjadi kisah lama yang tak bisa lagi dirasa hadirnya. Hanya aku dan kamu yang tersisa, tak ada lagi kita. Namun, izinkan aku berbagi tentang kerinduan ini yang kian hari kian menjadi. Mengusik setiap malam sunyi, menari-mari bersama gerimis sore hari. Aku menyadari bahwa kau kini bukan lagi pelangi indahku, namun kau harus tahu bahwa warnamu masih saja singgah di relung hati ini.

Teruntuk seseorang di masa lalu aku kirimkan salam padamu. Aku tak berharap kau kembali padaku. Hanya sekedar ingin bertemu untuk melepaskan rindu. Berbincang bersama menikmati langit sore kota Jogja, menanti senja dengan sejuta cerita. Menjadi teman baik seperti dahulu kala. Kini aku dan kamu sudah sama-sama dewasa. Rasanya lucu jika masih saja terjebak akan kesalahan di masa remaja. Terpenjara oleh perasaan gengsi, bersembunyi di balik kata benci yang sejatinya aku tak tau itu nyata atau hanya ilusi.

Advertisement

Berjabat tangan denganmu itu adalah sebuah mimpi yang ku harap menjadi nyata dalam hidup ini, cukup sekali untuk kata maaf yang ingin ku ucapkan tulus dari hati. Aku ingin membebaskan rasa ini dari kenangan buruk di masa lalu. Ini semua memang salahku, meninggalkan pelangi terindah untuk sesuatu yang abu-abu. Mungkin bibirmu masih saja kaku untuk memaafkanku. Namun, aku berharap tak ada lagi dendam di dalam hatimu. Terima kasih untuk semua cerita indah yang tercipa, terima kasih sempat singgah dan membuat duniaku menjadi berwarna.


Teruntuk pelangi terindahku, aku merindukanmu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ambifert, pluviophile, book lovers

CLOSE