Salam Hangat Untuk Ketidaksempurnaan, Sebuah Seni Merangkul Diri

Gelapku adalah bagian dari diriku

“Aku harus sempurna. Sebuah cara efektif yang bisa menjauhkanmu dari makna bahagia.”

Advertisement

Aku tidak cantik, aku tidak tampan, penghasilanku sedikit, pendidikanku tak tinggi, aku berasal dari keluarga berantakan, aku terlalu kurus, aku tak punya bakat dan aku-aku-aku lainnya yang membuatmu merasa serba kurang dan lemah. Entah sejak kapan perasaan ‘tidak sempurna’ itu datang dan menyatu dengan dirimu. Namun yang pasti semenjak pikiran-pikiran itu memenuhi kepalamu, kamu mulai meragukan konsep kebahagiaan. Kamu mulai berpikir bahwa kesempurnaan adalah kunci kesuksesan, dan sukses adalah tanda bahwa kamu bisa bahagia.

“Aku harus menjadi sempurna agar orang-orang menganggapku berdaya.”

Hal-hal yang tidak kamu miliki sementara orang lain memilikinya, kamu anggap itu adalah sebuah kekurangan. Kamu mulai mengikuti standar-standar yang ada demi mendapat pengakuan bahwa kamu ada dan layak untuk menjadi bagian dari mereka. Untuk menutupi kekuranganmu, kamu harus berhasil dalam bidang ini-itu. 

Kamu melakukan segala upaya demi mengejar pencapaian-pencapaian hidup agar kamu tampak sebagai manusia sempurna-hebat-dan terlihat bersinar. Semakin kamu kecanduan memperlihatkan sisi-sisi terang yang membuat kagum orang-orang, semakin pula kamu menutup rapat-rapat sisi ketidaksempurnaanmu ke sudut gelap yang tak bisa terjangkau bahkan oleh dirimu sekalipun. Kekurangan adalah hal yang tidak kamu inginkan ada dalam dirimu sehingga kamu harus menghilangkannya jauh-jauh.

Advertisement

“Saat kamu berusaha keras untuk mencapai kesempurnaan, saat itu pula kamu kehilangan dirimu.”

Tak ada manusia yang benar-benar sempurna, sebab sempurna hanyalah sebuah tujuan yang tidak bisa dicapai oleh siapapun itu. Lawan dari sempurna bukanlah ketidaksempurnaan, melainkan ketakutan. Kamu takut tidak diakui, takut tidak mendapatkan tempat, takut tidak pantas, takut tidak mendapat kepercayaan dan kebanggaan.

Advertisement

Sementara ketidaksempurnaan yang kamu miliki, malah kamu jadikan sebuah pembenaran atas penyebab dari segala ketakutan-ketakutanmu itu. Kini kamu kelelahan, gambaran bahagia yang kamu usahakan lewat kata sempurna ternyata hanyalah sebuah fatamorgana. Batinmu terasa kosong, kamu terjebak dalam sudut gelap yang oleh dirimu sendiri ciptakan.

Ketidaksempurnaan adalah bagian dari setiap diri kita. Karena menjadi bagian dari diri kita, itu berarti sudah selayaknya diakui dan diterima dengan sepenuh hati. Ketidaksempurnaan bukanlah hal yang buruk, hanya saja kita sendirilah yang melabelinya menjadi sesuatu yang bernilai lemah dan kurang, yang keberadaannya tidak kita inginkan.

Jika kita tetap mengukur konsep bahagia adalah menjadi sempurna, maka selamanya kita benar-benar tidak akan merasakan kebahagian yang sesungguhnya. Kebahagiaan adalah saat kita menerima dan mensyukuri atas apa yang kita punya, termasuk ketidaksempurnaan itu sendiri.

Semakin kita menerimanya, kita merangkulnya, semakin kita mampu mengenal diri kita. Saat kita mampu menjadi diri sendiri, saat itu pula kita menjadi tahu makna bahagia. Bukankah mampu memahami diri selaras dengan mampu memaknai kebahagiaan hidup?

“Menghadaplah ke cermin, lalu katakan dengan sepenuh hati: Aku adalah ketidaksempurnaan yang menakjubkan.”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Abadi meski berlalu.

CLOSE