Saling Bantu di Masa Pandemi Dengan Tidak Menawar Harga Dagangan Pedagang Kecil di Pasar

Emak-emak yang jago nawar tolong baca ini ya!

Pagi ini saya kembali berbelanja di pasar dekat rumah, walaupun memang PPKM pasar di dekat rumah tetap buka. Tentunya saya pergi dengan menerapkan protokol kesehatan dan memakai masker dua lapis. Tidak lupa juga tas belanja karena lebih baik tidak menggunakan plastik sebisa mungkin. Ada fenomena yang sebenarnya sudah biasa terjadi di Pasar, tetapi kali ini menarik perhatian saya. Di suatu lapak terjadi perdebatan sengit antara Ibu-ibu dan si pedagang yang akhirnya si Ibu pergi dan tidak jadi membeli dagangannya dan si pedagang menuangkan isi plastik dan menatanya kembali untuk pembeli yang lain. 

Advertisement

Saya menangkap ada raut wajah sedih tapi kemudian si abang kembali tersenyum dan menanggapi pembeli yang lain. Fenomena ini mungkin biasa, tapi kali ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi luar biasa yaitu pandemi. Di masa pandemi yang serba sulit ini, kalaupun kita tidak bisa membantu orang lain karena keterbatasan, paling tidak jangan menyakiti mereka yang sedang berjuang untuk hidup. Dengan kita membeli dagangan mereka tanpa menawar itu sudah bisa membantu mereka. Jika anggapan harga tersebut kemahalan, anggap saja kita sedang sedekah.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, saat kita tidak menawar dan berlaku baik, pedagang malah balik memberikan lebih untuk kita atau memberikan bonus dagangannya yang lain. Saya sendiri jarang sekali menawar di pasar, hampir tidak pernah, itu juga kalau menawar, harga yang saya tawar tidak terlalu beda jauh. Tidak tega rasanya. Walaupun kata teman kemahalan kalau kita tidak menawar.

Sebenarnya selain tidak tega, malas juga berdebat lama-lama untuk mencapai kesepakatan harga. Saya tidak suka menghabiskan waktu untuk hal seperti itu, saya juga orangnya kurang suka lama-lama belanja. Jadilah lebih menghemat waktu untuk tidak menawar. Dan seringkali mereka menambahkan sesuatu untuk saya, baik barang yang sama maupun berbeda. Misalnya jika saya tidak menawar untuk buah, mereka memasukkan tambahan 1 atau 2 buah untuk saya, jadi timbangan beratnya jadi lebih dari yang seharusnya saya beli. Atau jika saya membeli sayur dan makanan pokok lainnya mereka kadang menambahkan dengan memberi bumbu sachet seperti ra*ik atau s*j*ku yang harga 1000-2000 atau bumbu dapur lainnya yang memang tidak terlalu mahal.

Advertisement

Kadang saya suka enggak habis pikir dengan Ibu-ibu yang malah saling pamer kebisaan mereka menawar, atau saya katakan mencekik pedagang dengan menawar gila-gilaan. Kadang saya juga nggak habis pikir banyak Ibu-ibu yang menghabiskan waktunya untuk berdebat soal harga dengan pedagang kecil yang untungnya tidak seberapa. Baiklah memang mereka harus menghemat uang dan anggaran untuk biaya keseharian keluarga, tetapi tolong pakai hati dan empati saat menawar harga.

Kalau seandainya Ibu-ibu mau harga yang sedikit lebih murah, datanglah agak siang jam 10 atau 11 disaat pasar sudah hampir tutup dan dagangan tidak banyak tersisa. Apalagi daging-dagingan, seperti ayam, dan seafood, sudah kurang fresh juga. Mereka akan menurunkan harga dan memberi harga murah tanpa kalian minta kok! Tapi tentunya pilihan kalian lebih sedikit dan mungkin kalian tidak bisa memilih buah-buah dan sayur yang masih fresh.

Advertisement

Kita tidak tahu apakah mereka ikhlas melepas dagangan mereka di angka yang disebutkan, mungkin mereka, para pedagang, terpaksa karena tidak mau memperpanjang atau memegang prinsip yang penting laku atau hal lain yang membuat mereka akhirnya mengiyakan harga yang disebutkan pembeli dengan berat hati. Mana tau juga mereka mendoakan kita yang jelek-jelek karena itu.

Kalau enggak, kalian bisa belanja online. Apalagi lagi pandemi gini banyak aplikasi online bertebaran. Memang lebih mahal tentunya. Tapi selain bisa juga menghindarkan kalian dari tersebarnya Virus Covid-19, kalian juga bisa menjaga diri dari kemungkinan menyakiti hati orang lain kan saat berdebat soal harga.

Memang tawar-menawar dalam jual-beli normal, tapi dalam kondisi sekarang, kondisi pandemi yang menyebabkan kesusahan, terutama di masyarakat kelas menengah kebawah. Banyak yang di PHK dan mungkin akhirnya berganti profesi menjadi pedagang, atau mungkin para pedagang kecil itu menghidupi keluarganya yang menjadi penggangguran karena pandemi ini. Kita tidak pernah tahu kan apa yang terjadi di kehidupan seseorang. Beda beberapa ribu rupiah bukan masalah yang begitu besar, kan? Anggap saja kita beramal jika terasa berat.

Di supermarket aja kita rela membayar lebih tanpa menawar, masa di pasar kita malah menawar habis-habisan? Kalaupun menawar, menawarlah dengan harga yang tidak terlalu berbeda. Jangan dulu menggunakan skill dewa mu untuk menawar ya di masa pandemi ini. Yuk saling bantu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Everyone is fighting their own battle so be nice

CLOSE