Saran Bagi Guru yang Ingin Jadi Kreator Konten Selain Joget-joget di TikTok

Ada beberapa konten yang sangat pas dibuat atau dilakukan oleh guru.

Menilik berbagai jenis sosial media saat ini memang sangat luar biasa perkembangannya. Hampir setiap orang punya akun sosial media. Gunanya untuk sekedar update info terbaru atau mengunggah foto maupun video di akunnya masing-masing. Di antara banyaknya sosial media yang ada, TikTok merupakan salah satu aplikasi media sosial yang sedang hits saat ini.

Berbagai kalangan dari yang bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia juga sering nongol di beranda TikTok. Berbagai macam profesi juga sangat menggemari TikTok ini tak terkecuali yang berprofesi menjadi seorang guru. Iya, jika kita cari di kolom pencarian kemudian kita ketik kata guru, maka akan muncul berbagai macam video dengan segala kreativitasnya. Video sedang mengajar, tanya jawab, nyanyi-nyanyi, dan yang paling sering adalah joget-joget dengan lagu atau musik yang ada dalam fitur TikTok tersebut.

Kebanyakan guru yang melakukan joget-joget di TikTok tersebut mengikuti tren yang sedang hits saat ini. Dengan gerakan yang atraktif disertai ekspresi yang menarik, guru-guru tersebut sangat lihai berjoged ria di depan kamera lengkap dengan seragam dan sepatu necisnya. Ada yang percaya diri tampil sendiri, bersama rekan seprofesi, dan tak jarang mengajak murid-muridnya untuk berjoged bersama.

Melihat fenomena yang demikian, saya yang juga berprofesi sebagai guru melihat ada semacam hal yang kurang pantas dilakukan. Guru merupakan sosok orang tua di sekolah yang perilakunya digugu dan ditiru oleh murid-murid. Melihat guru yang dengan sadar dan asiknya joget-joget di depan kamera, lantas apakah itu menjadi hal yang pantas ditiru oleh murid-murid?

Selain itu, kebanyakan guru-guru yang mengunggah video joget-joget tersebut latar belakang tempat yang digunakan adalah sekolah. Lah, kok bisa-bisanya ada waktu untuk joget-joget. Bukannya tugas guru itu banyak ya selain mengajar. Ada yang namanya buat silabus, RPP, media pembelajaran, dll. Belum lagi koreksian yang numpuk minta untuk dinilai, tugas tambahan seperti jadi wali kelas, wakil kepala, dll. Kalau semua dikerjakan dengan tertib sebagaimana mestinya, nggak ada  yang namanya waktu senggang untuk joget-joget di TikTok.

Menyikapi hal tersebut, saya akan memberikan saran kepada guru-guru yang ada di seluruh pelosok Indonesia bahwa selain eksis joget-joget di TikTok, ada kok kesenangan lain sebagai kreator konten yang bisa jadi pilihan hobi. Bicara tentang kreator konten, pengertian dari kreator konten itu sendiri adalah orang yang bertugas membuat konten atau informasi yang menarik melalui media elektronik seperti internet, televisi, radio, dll. Bentuk dari kontennya bisa berupa gambar, suara, video, foto, tulisan, maupun gabungan dari beberapa materi.

Dilihat dari berbagai jenis konten, ada beberapa konten yang sangat pas dibuat atau dilakukan oleh guru. Pertama, upload video tentang materi pelajaran di YouTube. Sasarannya tidak hanya untuk murid yang diajar di sekolah. Tapi, untuk semua orang yang merasa membutuhkan materi tersebut. Kalau memang yang subscribe dan nonton banyak, maka profesi YouTuber pun bisa menjadi sambilan selain profesi utama sebagai guru.

Kedua, menjadi penulis. Sebagai seorang guru, menulis adalah pekerjaannya sehari-hari. Entah menulis materi di buku, mencatat hasil rapat, merencanakan jadwal kegiatan, dsb. Untuk menambah portofolio dan pengalaman, banyak guru yang juga berprofesi sebagai penulis. Kalaupun belum mempunyai kesempatan untuk menerbitkan karya, sekarang banyak website kepenulisan yang menerima tulisan dari masyarakat umum. Selain itu, menulis di blog, Facebook, maupun Twitter juga boleh dilakukan untuk berbagi cerita apapun tentang yang ada di dunia pendidikan.

Ketiga, share konten positif di media sosial. Misalnya tentang tips agar mudah menghafalkan rumus matematika, kiat-kiat sukses menghadapi ujian sekolah, promosi kegiatan sekolah, dll. Bentuknya bisa foto, video, animasi, maupun gambar disertai caption-caption yang menarik. Sosial media yang digunakan yaitu Instagram maupun Facebook.

Guru memang profesi yang mulia. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk menjadi guru, maka harus siap untuk menjadi sorotan dalam setiap aktivitasnya. Menjadi hal yang keliru adalah jika menganggap bahwa dengan tidak mengikuti tren, maka guru dianggap ketinggalan zaman. Memilih mana yang baik dan mana yang buruk sudah jelas harus dilakukan oleh guru. Jangan sampai menganggap hal yang kurang pantas dilakukan oleh seorang guru menjadi hal yang dianggap lumrah dan wajar karena bersembunyi dibalik kalimat Guru harus melek teknologi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan Bosan Jadi Orang Baik."