Second Life, Proses Dimana Seventeen Membantuku Untuk Membuka Lembaran Baru

Kpop hanyalah sebagai hobi, tren, atau hanyalah genre musik yang ada di dunia

Bagi sebagian orang, Kpop hanyalah sebagai hobi, tren, atau hanyalah salah satu genre musik yang ada di dunia. Bagiku, Kpop berarti menemukan diriku yang baru. Banyak orang yang mencibir, bahkan mengolok-olok kesukaanku terhadap Kpop. Tapi tetap saja, untuk apa mendengarkan cibiran itu bila orang yang mencibir saja tidak pernah tau arti Kpop untuk diriku.

Advertisement

Semua orang pasti pernah merasakan titik terendah di dalam hidupnya, begitu pula dengan aku. Aku sering jatuh ke dalam titik terendah itu. Stress, tertekan, dan ingatan-ingatan buruk tentang masa lalu selalu saja muncul di kepalaku. Suatu hari, aku merasa bahwa diriku sudah tidak dapat beranjak dari titik terendah itu. Satu persatu rasa takut seolah berkumpul menjadi sebuah rasa takut yang besar di dalam diriku. Takut terhadap apapun, untuk sekadar keluar rumah pun rasanya sangat menyeramkan, bahkan aku terlalu takut untuk menangis pada saat itu. Rasanya benar-benar seperti berada di antara kehidupan dan kematian, juga diriku hampir kehilangan akal.

Aku hanya menatap ponselku begitu saja, membuka menu aplikasi, dan mengeluarkannya lagi, lalu berulang-ulang begitu saja. Aku terlalu takut untuk membaca pesan-pesan dari siapapun itu. Jika kalian dapat membayangkan situasiku saat itu, pastikan kalian membayangkan aku yang berada di bawah selimut dan tidak dapat tidur selama 2 malam. Tidak makan atau minum hingga tenggorokanku terasa kering dan perutku sakit. Ditambah situasi dimana kedua orangtuaku bertengkar habis-habisan seolah aku hanyalah sebuah patung. Aku ingin marah, tapi terlalu enggan menambah masalah baru.

Aku berusaha untuk tidak mendengar amarah kedua orangtuaku yang semakin menjadi-jadi dengan menutup kedua telingaku menggunakan headphone dan menyalakan musik keras-keras. Aku tidak memilih playlist, hanya mendengarkan random playlist yang ada di aplikasi musik yang aku gunakan pada saat itu. Dan setelah berpuluh-puluh lagu terputar, ada sebuah lagu yang membuatku berhasil menangis dan akhirnya dapat tertidur. Jujur, pada waktu itu aku benar-benar tidak tau apa artinya, judulnya pun aku tidak tau, hanya nada-nada indah yang terasa perih. Lagu itu seolah menemaniku pada waktu yang tepat. Beberapa hari kemudian, aku mencari tau tentang lagu itu. Judul lagu itu Smile Flower, dinyanyikan oleh Seventeen, dan baru saja dirilis beberapa hari sebelum aku mendengarkannya untuk pertama kali. Aku mencari terjemahan dari lagu tersebut dan kupikir aku benar-benar jatuh cinta.  

Advertisement

Berawal dari Smile Flower, aku pun mulai menyukai Seventeen. Aku mulai mendengarkan lagu-lagu mereka. Aku melihat bagaimana perjuangan mereka demi impian mereka. Melepas, dan juga menemukan harapan-harapan baru demi mimpi mereka. Mereka bahkan pernah terpuruk dan putus asa sepertiku. Meskipun aku belum pernah bertemu mereka secara langsung, tapi lagu-lagu yang dinyanyikan ke-13 member dan perjalanan mereka membuatku merasa dekat dengan mereka. Seiring berjalannya waktu, kalimat-kalimat indah mereka pun membuatku merasa memiliki harapan baru untuk diriku sendiri, seperti second life. Bukan berarti hidup baru yang menggantikan hidup lamaku, tapi sisi lain dari hidupku sebelumnya.  

Terkadang aku pun masih sering jatuh di dalam keterpurukan juga ketakutan, dan tidak bisa dipungkiri lagu-lagu Seventeen memang membuatku merasa nyaman. Bukan obat yang ampuh, tapi setidaknya bisa mengurangi sedikit demi sedikit luka batin yang ada. Seventeen membantuku untuk menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak ada di dalam hidupku. Saudara-saudara baru (Carats), cara pandangku terhadap mimpi-mimpiku, dan banyak hal baru lainnya. Aku tidak hanya mengidolakan satu dari mereka, tapi mereka semua, Seungcheol hingga Lee Chan. Tidak hanya vocal team, tapi juga hiphop dan performance team. Aku tidak hanya tertawa ketika melihat Mingyu beradu mulut dengan Seungkwan, tapi juga ketika Wonwoo bahkan mengatakan sesuatu yang sulit dimengerti dengan ekspresi datar. Dokyeom yang memiliki suara merdu, Jeonghan yang berhati malaikat, The8 yang berulang kali membuatku merasakan sebuah ketulusan, Vernon, Joshua, dan Jun yang selalu membuatku penasaran, juga Woozi dan Hoshi yang membuatku tidak lelah mengejar mimpi dan terus bekerja keras.  

Meskipun banyak grup yang juga mengispirasi dan memiliki musik yang baik, tapi bagiku Seventeen tidak akan tergantikan. Seventeen bukan sekadar sebuah grup yang hanya lewat, tapi kupastikan akan terus menjadi seorang fans dan juga teman untuk Seventeen meski mereka tidak lagi menjadi grup ‘besar’ seperti saat ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Just

CLOSE